Mengenal Sejarah Dinasti Bani Buwaih dan Saljuk

Daftar Isi
https://www.abusyuja.com/2020/02/mengenal-sejarah-dinasti-bani-buwaih-dan-saljuk.html

Dinasti Bani Buwaih

Dinasti Bani Buwaih didirikan oleh tiga tokoh bersaudara, anak dari Abu Syujai Buwaihi, seorang pemimpin tentara bayaran yang berasal dari tanah Dailam. Ketiga anak tersebut adalah Ali, Hasan, dan Ahmad. Suatu ketika, sebagai tentara bayaran, mereka disewa oleh Makan bin Kali dari Dinasti Saman untuk menghadapi Mardawij.

Akan tetapi, mereka kemudian justru membelot ke kubu Mardawij. Mereka beralasan bahwa Makan bin Kali tidak mampu lagi membayar mereka. Tentu saja Mardawij menerima dengan senang hati kedatangan mereka.

Baca juga :

Tetapi ketika Mardawij terbunuh dalam peperangan, tepatnya tahun 943 M, kekuasaannya dialihkan kepada tiga bersaudara tersebut. Karena pada waktu itu, mereka sudah menguasai Persia bagian barat dan barat daya.

Dinasti Buwaih memegang kontrol atas pemerintahan Dinasti Bani Abbas tatkala Khalifah Al-Mustakfi (khalifahke-23 yang berkuasa pada tahun 944-946 M). Beliau menerima Ahmad bin Buwaih sebagai pemimpin para pemimpin (amirul umara) di Baghdad. Selama Dinasti Bani Buwaih berkuasa (945-10500 M), khalifah-khalifah Dinasti Bani Abbas tidak berdaya lagi.

Penguasa Dinasti Bani Buwaih yang terkenal adalah Adhud (949-983 M). Dia berhasil memperluas pengaruhnya dan berhasil mempersatukan beberapa kerajaan kecil. Dia juga memperoleh gelar bangsawan Persia, Syahansyah yang artinya raja para raja. Selain memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat, beliau juga membangun masjid, sekolah dan rumah sakit untuk menyejahterakan rakyatnya.

Setelah beliau meninggal, terjadilah perselisihan antara anak-anaknya. Mereka bertikai karena sama-sama ingin memegang kekuasaan, mereka sama-sama berambisi ingin menguasai pemerintahan. Mereka adalah Syarafud Daulah (983-989 M) dan Dahaud Daulah (989-1012 M) melawan Syamsyamud Daulah.

Akibat perebutan kekuasaan ini, Dinasi Buwaih akhirnya menjadi lemah. Selain itu, berhubung mayoritas dari mereka adalah memegang madzhab Syiah, mereka akhirnya mendapat musuh baru dan ditantang keras oleh mayoritas Sunni di Baghdad. Dan akhirnya tumbanglah kekuasaan Bani Buwaih. Pada tanggal 18 Desember 1055 M. Tughril Beg dari Bani Saljuk merebut kekuasaan Bani Buwaih. Sedangkan Dinasti Abbas juga ikut jatuh ke bawah pengaruh Dinasti Bani Saljuk.

Dinasti Bani Saljuk

Dinasti Bani Saljuk merupakan dinasti yang berkebangsaan Turki, berasal dari wilayah Kirghiz, Turkistan. Awalnya, Saljuk ditetapkan sebagai pemimpin suatu suku di daerah Turki, Ghuzz/Ghezz pada tahun 956  M. Kemudian suku ini bermukim di kawasan Bukhara dan dengan teguh memeluk Islam Sunni. 

Seorang cucu Saljuk yang bernama Tughril Beg bersama saudaranya bertualang sampai ke Khurasan. Pada tahun 1037 M. suku ini berhasil merebut Merv dan Naisabur dari tangan Dinasti Ghaznawi, disusul kemudian Baiklh, Thabaristan, Jurjan, Hamadan,Khawarizm, Rayy, dan Isfahan.

Pada 18 Desember 1055 M. Bani Saljuk yang dipimpin oleh Tughril Beg mengancam Baghdad yang saat itu sedang dikuasai oleh Bani Buwaih. Karena Al-Basasiri pemimpin Bani Buwaih pada saat itu meninggalkan kota, maka Bani Saljuk tidak perlu repot-repot membuat sebuah pertumpahan darah.

Seperti yang telah dibahas pada sejarah Dinasti Buwaih di atas. Khalifah Dinasti Abbas tidak memiliki kekuasaan yang efektif sejak Bani Buwaih menguasai Baghdad. Maka dari itu, secara de facto kekuasaan dipegang dan dijalankan oleh Bani Saljuk. Sebagai kepala pemerintahan, Tughril Saljuk mendapatkan gelas As-Sultan. Bani Saljuk memerintah dari tahun 1038-1194 M.

Periode kekuasaan Tughril yang paling cemerlang adalah antara tahun1037-1092 M. Pada masa itu Sultan Malik Syah atas anjuran sang wazir, Nizamul Mulk, menyelenggarakan konferensi ahli astrinomi pata tahun 1074 M. Dengan konferensi itu, dia mengharapkan para pakar dapat memperbaiki sistem kalender Persia. Hasilnya adalah kalender yang kita kenal dengan Tarikh Tajalli.

Pada tahun 1065-1067 M. Nizamul Mulk membangun sebuah lembaga perguruan yang disebut dengan Madrasah Nizamiyah di kota Baghdad. Salah seorang gurunya yang terkenal adalah Imam Ghazali. Karya inilah yang menjadikan nama Nizamul Mulk selalu hidup dan dikenang.

Ekspansi militer Dinasti Bani Saljuk juga terus menuai perkembangan dan kemajuan. Dalam sebuah tragedi Manzikert pada tahun 1071 M., Bani Saljuk yang pada saat itu dipimpin oleh Arslan memang secara telak atas pasukan Byzantium. Laju gerak umat Islam pada akhirnya sampai di Marmora dan mengancam Konstantinopel. Hal tersebutlah yang menimbulkan kemarahan penguasa Byzantium.

Awal Mula Terjadinya Perang Salib

Dinasti Bani Saljuk melakukan kekerasan terhadap Umat Kristen yang akan berziarah ke Baitul Maqdis di Yarusalem. Keadaan semacam inilah yang menggugah hati Kaisar Byzantium , Alexis Comnenus, sehingga dia menyeru pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Urbanus II untuk mengusir dan menaklukkan umat Islam. Akibatnya, terjadilah apa yang ada di sejarah kita, yaitu Perang Salib yang berlangsung selama dua abad (1097-1291 M).