Mengenal Sejarah Jama'ah Tabligh (JT) dan Tujuannya

Daftar Isi
Abusyuja.com_Jama'ah Tabligh (JT) didirikan di India oleh Syaikh Muhammad Ilyas (1303-1363 H) dan anaknya, Syaikh Muhammad Yusuf al-Kandahlawi. Syiaikh Muhammd Ilyas telah menulis sebuah kitab yang berjudul Malfudhat Ilyas, sedangkan Syaikh Muhammad Yusuf menulis kitab Hayat al-Shahabah. Jamaah ini memiliki cabang diseluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Dasar pemikiran Jama'ah Tabligh (JT)

Dasar pemikiran mereka adalah menyampaikan dakwah Islamiyah kepada semua orang, berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat, dan mengadakan perjalanan ke negara-negara Islam untuk berdakwah. Selain itu, juga menyampaikan dakwah sesuai dengan tuntutan Rasulullah Saw. dan para sahabat dengan tujuan menyebarkan agama Islam, dengan cara bertatap muka langsung dengan masyarakat, serta berbicara dengan kalangan grassrot ini dengan bijaksana, lemah lembut dan penuh harapan, dan memberi dorongan kepada mereka untuk meninggalkan kenikmatan-kenikmatan duniawi dan kesenangan-kesenangan jasmani guna memperoleh kenikmatan iman.

Sedangkan metode yang ditempuh dari Jama'ah Tabligh (JT) adalah berkelana dari satu negara ke ke negara lain, tanpa maksud tertentu, baik maksud yang jelas maupun tersembunyi, kecuali untuk dakwah dengan tujuan mengeluarkan manusia dari satu lingkungan mereka menuju lingkungan "dakwah dan beramal."

Selain itu, mereka juga melatih dan mendidik bagi siapa saja yang berniat hanya karena Allah Swt. dalam setiap perbuatan dan meyakini kalimat "Laa ilaa ha illallah Muhammadur Rasulullah."

Menurut jamaah ini, ada empat tingkatan dakwah, yaitu : Ulama, wujuha', qudama' (orang-orang yang keluar untuk berdakwah), dan 'amatun naas (masyarakat umum). Dakwah yang mereka sampaikan adalah seputar perbuatan-perbuatan yang baik. Dalam aktivitasnya, mereka selalu merujuk kepada kitab-kitab yang menjelaskan tentang fadhilah (keutamaan), seperti kitab Riyadh al-Shalihin karya Imam Nawawi, Hayah al-Shahabat karya al-Kandahlawi, Taghrib wa at-Tahdzib karya al-Mundziri, dan kitab al-Adab al-Mufrad karta Imam Bukhari.

Di antara yang diajarkan adalah mempelajari 10 surat terakhir dari al-Qur'an, dan adab (sopan santun) yang bersifat umum, seperti adab makan-adab minum, tidur, buang air (besar dan kecil), serta kesunnahan lainnya.

Dalam masalah ibadah, mereka fokus berupaya untuk membiasakan membaca satu juz dari Al-Qur'an dalam setiap harinya, melakukan shalat wajib dan sunnah, qiyamul lail (bangun malam), dan berdzikir baik pagi maupun sore.

https://www.abusyuja.com/2020/04/mengenal-sejarah-jamaah-tabligh-jt-dan-tujuannya.html
Sumber gambar : cnbcindonesia
Jama'ah Tabligh (JT) juga mengenal tiga jenis khidmah (pengabdian), yakni pengabdian kepada diri sendiri, jamaah, dan masyarakat atau kaum muslimin pada umumnya. Setiap anggota Jama'ah Tabligh (JT) dituntut untuk mendahulukan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan diri sendiri, keluar ke berbagai daerah untuk berdakwah selama empat bulan selama hidupnya, atau 40 hari dalam setiap tahun, atau tiga hari setiap bulan.

Mereka juga mengenal dua jenis jaulah (berkelana untuk berdakwah) yang dilakukan selama seminggu untuk setiap jenisnya, yaitu jaulah maqamiyah (berkeliling di daerah masing-masing), dan jaulah intiqaliyah (berkeliling ke wilayah-wilayah yang berdekatan dengan tempat tinggal.

Baca juga:

Mengenai jihad, kelompok ini berpendapat bahwa Allah Swt. telah menjadikan jihad sebagai suatu kewajiban, seperti kewajiban-kewajiban lainnya yang memiliki syarat-syarat tertentu. Diantara syarat-syaratnya adalah adanya seorang imam yang bertugas memimpin kaum Muslimin dalam melakukan jihad. Jika tidak ada imam, maka pelaksanaan jihad tidak sah, karena jihad yang tidak dipimpin oleh seorang imam dianggap bertentangan dengan syari'at.

Jihad ini dibagi dua, yaitu difa'i dan ibtida'i. Jihad difa'i adalah jihad yang dilakukan seorang Muslim untuk membela jiwa dan hartanya dari bahaya yang mengancam sampai bahaya itu hilang. Sedangkan jihad ibtida'i adalah jihad yang harus dilakukan dengan adanya seorang imam.

Menurut mereka, tidak ada jihad dan khilafah kecuali setelah adanya iman dan amal soleh. Jika kita ingin menolong Allah Swt. dengan membentuk sistem khilafah di muka bumi ini, pendapat kelompok ini, maka yang pertama yang harus kita lakukan adalah menolong agama-Nya, baik dengan berdakwah, mengamalkan ajaran-ajarannya, maupun menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Jika kita menginginkan kejayaan dengan terbentuknya sistem khilafah, maka kita harus memiliki sifat-sifat orang mukmin yang sejati. Setiap orang berilmu harus mendidik murid-muridnya, melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, dan mengajarkan manusia mengenai Islam sampai diangkatnya seorang imam. Pengangkatan imam harus dilakukan setelah tegaknya agama Islam.

Para dai Jama'ah Tabligh (JT) menanamkan aktivitas mendidik umat dengan Al-Qur'an dan al-Hadits dengan sebutan tadrib wa tarbiyyah (pendidikan dan pelatihan) atau tashfiyyah wa tarbiyyah (pensucian dan pendidikan).

Mereka mengatakan, setiap Muslim dituntut menyampaikan apa yang ia ketahui mengenai Islam meskipun sedikit. Karena sebenarnya dia berdakwah mengenai hal yang diketahuinya, bukan hal yang tidak diketahuinya. Selain itu, amar ma'ruf nahi mungkar adalah kewajiban bagi setiap orang Muslim.