Arti Istiqomah dalam Islam, Keutamaan dan Penerapannya dalam kehidupan

Daftar Isi

“Istiqomah” sebuah kata yang sering kita dengar setiap hari. Kita sebagai umat muslim diharuskan bisa melaksanakan ibadah apapun dengan istiqomah. Tidak cuma ibadah, kita juga diwajibkan istiqomah dalam segala aspek kebaikan, entah itu dalam lingkup ibadah kepada Allah maupun dalam hubungan sosial antar sesama manusia.

Arti Istiqomah dalam Islam, Keutamaan dan Penerapannya dalam kehidupan

Memang, untuk menuju istiqomah dibutuhkan tekat yang kuat, usaha yang keras serta hati yang ikhlas agar seseorang dapat mencapai pada tingkat istiqomah. Lalu, apa arti istiqomah dalam Islam itu? Berikut penjelasannya.

1. Definisi Istiqomah

Secara bahasa istiqomah berasal dari kata bahasa Arab yang artinya lurus. Sedangkan secara istilah istiqomah merupakan perbuatan yang terjaga dan tidak berubah-ubah (konsisten). Sedangkan dalam kacamata Islam, istiqomah adalah menjaga iman dan taqwa kepada Allah dengan cara konsisten melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Apakah istiqomah itu sulit? Tentu saja sulit. Allah merupakan Dzat yang dapat membolak-balikkan hati manusia. Jadi, manusia terkadang akan merasa bahwa dirinya pernah di atas, tetapi juga terkadang ia merasa bahwa dirinya pernah berada di bawah.

Begitu juga dengan ibadah, adakalanya seseorang akan bersemangat dalam beribadah, tetapi di lain waktu ia juga terkadang merasa sangat malas untuk beribadah. Itulah interval yang berlaku di hati manusia.

Contoh, pernahkah kita mengamati seseorang yang rajin beribadah, akhlaknya baik, dan imannya teguh, namun orang tersebut tiba-tiba berubah seiring berjalannya waktu? Atau mungkin kita sering menemukan orang yang sangat rajin ibadahnya, namun tetap saja melakukan maksiat? Hal semacam ini merupakan salah satu contoh perbuatan yang tidak istiqomah. Karena hakikat istiqomah sendiri adalah “terjaga” dari segala perubahan, atau dapat menahan diri ketika diuji dengan perubahan.

2. Istiqomah Menurut Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin atau Khalifah ternyata juga memiliki persepsi khusus dalam mendefinisikan istiqomah. Berikut beberapa definisi atau arti istiqomah menurut Khulafaur Rasyidin:

Menurut Abu Bakar Siddiq ra., istiqomah merupakan perilaku umat manusia yang tidak menduakan atau menyekutukan Allah Swt., dalam kata lain, tidak melakukan perbuatan syirik.

Sedangkan menurut Umar bin Khattab ra., istiqomah merupakan meng-konsisten-kan satu hal yang seharusnya bertahan (yaitu kewajiban) dan tidak melanggar apapun yang seharusnya dilarang.

Dan menurut Utsman bin Affan ra., istiqomah berarti ikhlas.

Sedangkan menurut Ali bin Abi Thalib ra., istiqomah adalah melaksanakan apapun yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

3. Istiqomah Menurut Para Ulama

Berikut beberapa arti istiqomah menurut para ulama:

Menurut Ar-Raghub, istiqomah merupakan perilaku yang tetap (tidak berubah-ubah) di jalan yang lurus.

Sedangkan menurut Imam Nawawi, istiqomah adalah tetap terjaga dalam keimanan dan ketaatan kepada Allah Swt. dan berada dijalan yang lurus menuju-Nya.

Menurut Ibnu Taimiyah, istiqomah merupakan perilaku mahabbah (cinta) kepada Allah dengan cara menjaga ketaatan (berupa ibadah) kepada-Nya, tanpa belok ke kanan maupun ke kiri.

Sedangkan menurut Ibnu Abbas, istiqomah adalah membaca dua kalimat syahadat, melakukan segala perintah Allah dengan ikhlas, serta konsisten dalam taat kepada Allah.

4. Dasar Hukum Istiqomah

Seorang muslim diwajibkan untuk istiqomah, bukan berarti tidak ada dasar hukumnya. Istiqomah dengan tegas diperintahkan Allah dalam QS. Fussilat ayat 30 yang berbunyi, Ø«ُÙ…َّ اسْتَÙ‚َامُوا تَتَÙ†َزَّÙ„ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ُ.

Dalam potongan ayat tersebut memiliki arti “Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,” niscaya, malaikat pun turun sembari berkata terhadap orang-orang yang teguh pendiriannya di jalan Allah bahwa mereka akan dijanjikan surga oleh-Nya.

Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman:

Ø¥ِÙ†ْ Ù‡ُÙˆَ Ø¥ِÙ„َّا Ø°ِÙƒْرٌ Ù„ِÙ„ْعَالَÙ…ِينَ,Ù„ِÙ…َÙ†ْ Ø´َاءَ Ù…ِÙ†ْÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†ْ ÙŠَسْتَÙ‚ِيمَ

“Sesungguhnya Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kalian yang menempuh jalan yang lurus (istiqomah).”

5. Keutamaan Istiqomah

Sebagaimana dalam firman Allah Swt. di atas, istiqomah adalah salah satu amal yang memiliki peran penting dalam masa depan kita, baik masa depan dunia maupun masa depan akhirat. Berikut beberapa keutamaan istiqomah yang harus anda ketahui:

a. Dilapangkan rezeki

Barang siapa yang tetap istiqomah di jalan kebaikan, niscaya Allah Swt. akan membukakan pintu rezekinya, dan Allah juga akan mempermudah baginya dalam mencari rezeki. (Qs Al Jinn ; 16 )

Baca juga: Doa Rezeki Melimpah dan Terbebas dari Hutang

b. Diberikan rasa aman

Allah akan memberikan rasa aman bagi siapa saja yang beristiqomah dan tetap berada dijalan Allah Swt. Selain itu, Allah juga akan mengangkat semua rasa gelisah dan kesedihannya.

c. Allah menjanjikan surga kepadanya

Sebagaimana firman Allah yang telah kami sampaikan di atas, Allah akan menjanjikan surga bagi siapa saja yang meneguhkan pendirian mereka (istiqomah) dijalan-Nya.

d. Hidupnya akan diselimuti kebahagiaan

Apabila seseorang beristiqomah dalam kebaikan, niscaya hatinya akan lunak, pikirannya akan jernih dan selalu berpikir positif, dan itulah yang membuatnya akan selalu bahagia karena aura positifnya akan berdampak pada lingkungannya, termasuk pada keluarganya juga.

e. Mudah dalam mencapai target

Istiqomah juga bisa diartikan konsisten. Apabila seseorang terbiasa dalam istiqomah, maka mudah baginya dalam mencapai target yang ingin ia capai. Karena istiqomah melatih kita untuk selalu berjalan, pantang mundur, dan tak mudah patah semangat.

6. Penerapan Istiqomah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam mencapai istiqomah, kita harus memulainya dengan membiasakan diri dari hal-hal yang paling dasar (ringan). Berikut hal-hal dasar istiqomah dalam kehidupan sehari-hari:

a. Shalat lima waktu

Istiqomah pada ibadah yang satu ini merupakan kewajiban. Namun, banyak dari saudara-saudara kita yang shalatnya masih bolong-bolong, terutama pada saat shalat subuh. Maka dari itu, kewajiban yang satu ini wajib pula kita biasakan. Contoh, ketika shalat subuh anda selalu telat atau kesiangan, mulailah membiasakan diri untuk tidak begadang, mengurangi kopi ketika jam malam, memasang alarm, serta kegiatan-kegiatan kecil lainnya yang dapat mendukung anda agar dapat bangun tepat waktu.

b. Mendahulukan Anggota Kanan dan Basmalah

Entah itu makan, masuk masjid, mandi, wudhu, dan lain sebagainya, mulailah dengan anggota bagian kanan. Dan jangan lupa, membiasakan diri untuk mengucap Basmalah ketika mengawali aktivitas. Dengan mengistiqomahkan hal-hal seperti ini, niscaya pahala sunnah akan melimpah pada diri kita.

c. Mulailah dari 1.000 Rupiah

Saat kita mengeluarkan sedekah 100 ribu atau bahkan 1 juta sekaligus, mungkin ada beberapa dari saudara kita yang hatinya “agak sedikit” kurang rela. Apakah benar demikian? Jika demikian, mulailah dengan hal kecil terlebih dulu.

Mulailah sedekah dengan 1.000 rupiah. Lakukanlah secara istiqomah dan nikmati prosesnya. Apabila hati sudah merasa benar-benar ikhlas dan tidak terbebani, tingkatkan lagi nominal sedekah menuju 5.000 rupiah. Apabila hati sudah ikhlas, tingkatkan lagi nominalnya, seterusnya, dan seterusnya.

d. Istiqomah berbuat baik

Dan yang terakhir, istiqomahlah berbuat baik. Ini bukan pembelajaran untuk anda sendiri, tetapi juga untuk kita bersama, bahwa membiasakan diri untuk berbuat baik adalah kunci utama kebahagiaan dunia akhirat.

Senyum, suka menolong, rendah diri, sabar, ikhlas, dan sejenisnya, merupakan lingkup perbuatan baik yang harus kita istiqomahkan. Memang butuh proses, tetapi kita punya Allah yang dapat membantu kita. Maka, mintalah pertolongan dengan cara selalu istiqomah berdoa kepada-Nya . Wallahu A'lam