Renungan Jomblo: Konsep Pacaran Dalam Islam

Daftar Isi

Abusyuja.com_Mas, kenapa tidak pacaran? Apa enak jomblo terus? Apakah pertanyaan seperti ini patut dibuat? Menurut hemat kami, pertanyaan seperti ini tidak pantas dibuat, dan tidak pantas pula dipakai oleh saudara-saudara Muslim.

http://www.abusyuja.com/2020/07/konsep-pacaran-dalam-islam.html

Sebelum kata “pacaran” muncul, romansa dalam hikayat Islam telah ada sejak nabi Adam dan Siti Hawa. Sebelum dunia di-geger-kan dengan romansa Romoe & Juliet, Islam telah lebih dulu mengenalkan kisah-kisah romansa seperti untaian mutiara cinta dari Siti Aisyah, Zaibab, bahkan cinta paling abadi antara Tuhan dengan makhluk-Nya, yaitu Rabi'ah al-Adawiyyah.

Itulah hakikat cinta sebenarnya. Sebuah cinta dalam pacaran, tidak akan apa-apanya dibandingkan dengan cinta mereka, apa lagi dengan cinta Rabi'ah al-Adawiyyah terhadap Allah Swt.

Kenapa tidak pacaran?

Karena pacaran adalah cinta palsu, yang ada hanyalah rindu dan ucapan syahdu yang diselimuti oleh nafsu belaka. Bagaimana tidak, tunduknya laki-laki akan lebih rendah dibanding tunduknya kepada Allah.

Posisi laki-laki akan jadi pengemis, apabila hati mereka semakin lama semakin dekat melekat. Dan apabila hati telah dekat kepada makhluk lain, maka hatinya akan jauh kepada Tuhannya. Dan disitulah musibah dunia akan datang, secepat ranting kering dimakan api. Itulah renungan masyhur dari Ibnu Qayum pada salah satu syairnya.

Pacaran bukan penolong hati

Saat para jomblo menatap pilu atas nasib dirinya, dan menyibukkan terpaku ke muda-mudi yang memadu kasih pada sebuah hubungan. Tolong tamparlah pipimu sembari istighfar. Sebab, jomblo adalah makhluk yang paling beruntung diantara laki-laki yang terjebak asmara haram.

Pacaran tidak akan menolong hati, tetapi menolong nafsu belaka agar selalu tetap bergairah. Yang dapat menolong hati hanyalah berdzikir kepada Allah, serta cinta yang dibangun dengan istri lewat hubungan jalan yang halal.

Konon, orang yang pandai pacaran akan jadi linglung ketika berumah tangga. Dan sebaliknya, orang yang tak pandai pacaran malah akan pandai berumah tangga. Coba buktikan…

Pacaran adalah haram

Tidak ada yang salah dengan pacaran, yang salah adalah orang-orang yang melakukannya sebelum mereka menikah. Tetapi apabila ia pacaran setelah menikah, itu sah-sah saja dan malah sunnah hukumnya.

Disini peran orang tua juga sangat penting. ia harus mampu mendidik anaknya agar punya tameng dalam bergaul, terutama untuk berjaga-jaga apabila ia ditempatkan pada lingkungan yang buruk. Dan salah satu tameng paling sempurna adalah agama. Dengan mengajarkan pondasi agama yang benar, anak kita akan kebal terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang memukul dari segala arah.

Kenapa kami katakan memukul dari segala arah? Karena dewasa ini, semua media terkesan membela budaya barat.

TV yang menjadi konsumsi anak-anak sekarang menyuguhkan sinetron-sinetron romansa barat, entah itu pacaran, membuka aurat, gaya cakap gaul, serta tontonan yang tidak mendidik.

Ada lagi Youtube, yang akhir-akhir ini sedang hits. Media tersebut lebih vulgar lagi kontennya. Bahkan ada yang telah melewati batas.

Ada juga banner dan MMT yang terpajang di seluruh jalan Indonesia. Tanpa kita sadari, setiap hari apa yang kita lihat adalah larangan-larangan agama itu sendiri. 

Kami tegaskan, meskipun secara realita telah lulus sensor dari pemerintah, tetapi tontonan seperti di atas tidak akan pernah lulur sensor di mata malaikat.

Imam yang baik itu…

Bagi kaum wanita, mencari laki-laki baik adalah prioritas utama, meskipun ada juga beberapa wanita yang memprioritaskan materinya. Laki-laki yang baik akan jadi imam yang baik, dan perempuan yang baik adalah yang patuh dengan suaminya.

Satu hal saja yang ingin kami sampaikan, wanita dapat menilai laki-laki dengan cara mencari tahu hubungan asmara-nya. Sebab, orang yang benar-benar paham dengan pernikahan adalah orang yang tidak akan pernah mau melakukan pacaran sebelumnya.

Karena ia tahu, pacaran sebelum menikah adalah haram, dapat menimbulkan fitnah, membuat stigma negatif di mata tetangga, bahkan dapat menyeret ke perzinaan.

Laki-laki yang baik, akan mencintai istrinya karena Allah dan kelembutan hatinya, bukan karena kecantikannya, apa lagi bentuk fisik yang menggoda.

Nasihat untuk para jomblo…

Konsep yang paling tepat dalam memilih jodoh, adalah dengan cara pasrah kepada Allah. Sesekali boleh lah berdoa, bergumam, dan meminta dalam hati ketika melihat wanita yang anda idam-idamkan lewat di depan mata, “Ya Allah, apabila ia jodohku, maka pertemukanlah. Dan apabila dia yang terbaik untukku, maka jaga dia untukku.”

Setelah itu, pantaskan diri kita dan yakinlah bahwa jodoh kita adalah cerminan diri kita sendiri. Apabila kita fokus memperbaiki diri, maka jodohmu juga sedang fokus memperbaiki diri. Begitu juga sebaliknya.

Setelah itu, lihat isi dompet dan rekening anda. Jika dirasa sudah mampu untuk memberinya sandang pangan, maka masuklah ke tahap berikutnya, yaitu dengan melibatkan orang tua.

Libatkan orang tua dalam menilai calon yang ingin anda lamar. Dan yang paling penting adalah melibatkan Allah dengan cara shalat Istikharah.

Dan yang terakhir, lamar dia sembari memberitahukan niat mulia dalam membangun rumah tangga. 

Kalau di tolak…

Kalau ditolak cari lagi. Berarti Allah masih sayang dengan anda. Bisa aja ia bukan yang terbaik untuk anda. Masih banyak di dunia ini wanita baik dan cantik di mata anda, jadi jangan takut kalau kehabisan stok karena hal itu tidaklah mungkin.