Ciri-Ciri Orang Munafik, Fasik, Musyrik dan Ikhlas dalam Usahanya

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/10/ciri-ciri-orang-munafik-fasik-musyrik-ikhlas-dalam-usaha.html
Tingkatan manusia apabila dipandang dari segi usahanya itu terbagi menjadi empat macam, yaitu orang musyrik, orang munafik, orang fasik dan orang mukmin yang ikhlas. Keempat golongan tersebut dibedakan dari segi pandangan mereka dalam memaknai rezeki yang ia dapat.

Pertama, orang musyrik. Dalam kaidah Islam, musyrik merupakan menyekutukan Allah dengan apapun, baik dengan benda hidup maupun benda mati. Begitu juga dengan rezeki, saat seseorang menyadari bahwa rezeki itu berasal dari Allah dan berkat usahanya, maka ia termasuk dari golongan orang-orang musyrik.

Saat ia menyandingkan jerih payah usahanya dengan Allah, dan ia pun berpikir, "Aku telah berusaha dan bekerja keras, maka aku pantas mendapatkan rezeki dari Allah atas 'karena' usahaku ini."

Yang menjadi titik musyriknya adalah ia menyandingkan usahanya dengan Allah. Maksudnya, ia berpikir bahwa yang mendatangkan rezeki bukanlah Allah saja, tetapi juga berkat kerja kerasnya atau usahanya.

Padahal, yang paling benar adalah Allah-lah yang memberi segalanya. Manusia tidak bisa menjamin bahwa setiap kerja keras pasti akan membuahkan hasil. Sebab, Allah-lah yang mampu dan berhak menentukan nasib makhluk-Nya.

Allah pun mampu, membuat seseorang yang bekerja keras, banting tulang dari matahari terbit sampai matahari terbit lagi, menjadikannya tetap miskin dan selalu miskin.

Kedua, orang munafik. Orang munafik dalam kacamata Islam adalah mengingkari dalam hati segala sesuatu yang ia kerjakan. Misal, ia mengikuti ajaran Islam, tetapi dalam hati ia mengingkarinya. Atau ia memerintahkan seseorang untuk bersedekah, tetapi ia sendiri benci dengan sedekah.

Begitu juga dengan permasalahan rezeki. Orang yang menyadari bahwa rezeki itu berasal dari Allah, akan tetapi ia merasa ragu-ragu apakah akan memperolehnya atau tidak.

Saat seseorang berpikir, "Aku sebenarnya berani untuk berusaha semampuku, tetapi aku ragu kalau Allah akan memberikan rezeki kepadaku. Jika Allah tidak memberiku rezeki, kan sama saja sia-sia usahaku nanti."

Inilah ciri-ciri orang munafik dalam keraguan usaha dan rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya. Padahal, Allah sendiri dalam Al-Qur'an berfirman bahwa Dia menjamin setiap rezeki makhluknya, bahkan hewan melata sekalipun.

Ketiga, orang fasik. Fasik adalah keluar dari ketaatan, atau orang yang keluar dari jalan Allah. Dalam masalah rezeki, ia meyakini bahwa rezeki yang ia dapat berasal dari Allah, akan tetapi ia tidak mau menunaikan kewajiban-kewajibannya dan durhaka kepada Allah.

Misal, orang yang tidak mau bersedekah dan menunaikan zakat. Dan ia pun berpikir, "Kenapa harus bersedekah dan zakat? Kan ini harta hasil kerja kerasku sendiri. Kenapa harus orang lain yang ikut menikmatinya?"

Inilah ciri-ciri orang fasik. Ia meyakini bahwa Allah-lah yang memberikan rezeki kepadanya, tetapi ia tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Keempat, orang yang ikhlas, yaitu orang yang melakukannya dengan tulus dan tanpa pamrih. Dalam masalah usaha dan rezeki, ia menyadari bahwa Allah-lah yang memberikan rezeki kepadanya, dan ia melihat bahwa kasab (usaha atau ikhtiar) itu hanya merupakan sebab, lalu ia bersedia mengeluarkan rezeki sebagai kewajibannya, dan tidak durhaka kepada Allah dalam rangka usahanya itu.

Sebagaimana orang berpikir, "Aku berusaha dan berikhtiar hanyalah untuk menggugurkan kewajiban. Untuk masalah rezeki, semua akan kupasrahkan kepada Allah. Karena hanya Allah-lah Dzat Pemberi Rezeki"

Itulah ciri-ciri orang munafik, musyrik, fasik dan ikhlas jika dipandang dalam kasab atau usaha dan ikhtiarnya. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang ikhlas. Amin