Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah Membantu Pernikahan Orang lain

https://www.abusyuja.com/2020/10/hikmah-membantu-pernikahan-orang-lain.html
Pada kesempatan kali ini, kami ingin sedikit mengulas perihal “nyumbang”, sebuah kata yang berlaku dan masyhur dalam bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, kata baku yang berlaku adalah me-nyumbang, membantu atau memberi, tetapi dalam ejaan pedesaan atau Jawa khususnya, menyumbang dapat disederhanakan menjadi “nyumbang” saja.

Nyumbang dalam bahasa syariah bisa disebut juga sedekah, yaitu aktivitas membantu orang lain atas dasar sosial dan tanpa mengharap imbalan apa pun. Ketika ada tetangga yang sedang punya hajat, nikahan anaknya misalnya, biasanya masyarakat sekitar akan memberikan berbagai sembako seperti mie, gula, beras, minyak dan lain-lain guna meringankan tetangga yang punya hajat tersebut.

Munjung

Munjung merupakan pemberian berkat (semacam kotak makanan berisi nasi, ayam/ikan, dan lain-lain) oleh pemilik hajat kepada tetangga-tetangganya dan sanak saudaranya. Pemberian berkat tersebut bertujuan untuk wasilah atau perantara yang memiliki arti “undangan” sekaligus pengumuman bahwa si pemilik hajat akan mengadakan sebuah acara besar (pernikahan misalnya).

 Nyumbang

Setelah prosesi munjung selesai, tibalah waktu h-1 sebelum acara inti, orang-orang yang diberi berkat tersebut gantian berbondong-bondong menuju rumah si pemilik hajat sembari membawa sembako yang isinya sudah kami paparkan di atas.

Konsep timbal baliknya adalah, si pemilik hajat memberi berkat kepada masyarakat, dan sebelum hari “H”, masyarakat yang diberi berkat tadi gantian memberi sembako kepada si pemilik hajat. Itulah sirkulasi dari nyumbang dalam masyarakat tradisional.

Kalau di kota-kota modern, sistem seperti ini hampir tidak ada. Orang perkotaan itu simpel, biasanya cuma menyediakan kotak uang sebagai media sumbangannya, tanpa perlu repot-repot membawa sembako. Berbeda dengan di pedesaan. Mereka malah mampu menerapkan kedua-duanya, mereka biasanya membawa sembako, sedangkan yang laki-laki membawa amplop (uang).

Nyumbang Ditukar dengan Jajanan Pasar

Nyumbang biasanya berwadahkan baskom yang ditutupi dengan taplak kain. Isinya adalah berbagai sembako. Setelah diberikan ke pemilik hajat, biasanya baskom tersebut akan diberikan jajanan pasar oleh pelilik hajat. Dalam istilah sederhana, sembako tersebut ditukarkan dengan jajanan pasar dan nasi yang sudah matang.

Hikmahnya

Adapaun hikmahnya adalah sebagai berikut:

1. Mempererat Tali Persaudaraan

Hikmah nyumbang sendiri tentu saja disamakan dengan sedekah. Salah satunya adalah dapat mempererat tali persaudaraan.

قَالَ الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَهِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

Nabi Saw. pernah bersabda, "Sedekah kepada orang miskin hanya sedekah, dan sedekah kepada sanak kerabat mempunyai dua (pahala), yaitu sedekah dan menyambung tali persaudaraan." (Shahih Ibnu Majah: 1844)

2. Meringankan Beban

Nyumbang sangatlah membantu, terutama bagi mereka yang memiliki hajat yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kenapa demikian? Karena sistem nyumbang ini sifatnya bergantian. Mungkin si A untuk saat ini harus memberikan sembako (sumbangan) kepada si B, si C dan si D. Tapi di lain waktu, saat si A punya hajat, pastilah si B, C, dan D akan menyumbang balik si A. 

3. Terciptanya Gotong Royong

“Rewang”, merupakan aktivitas membantu jalannya acara secara suka rela dalam masyarakat tradisional. Misal, ikut bantu memasak, cuci piring, membuat minuman, akomodasi secara sukarela. Mungkin si A untuk saat ini harus rewang (membantu) saat si B, si C dan si D punya hajat. Tapi di lain waktu, saat si A punya hajat, pastilah si B, C, dan D akan rewang/membantu balik si A.