Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jodoh Menurut Islam: Pasti Aku Bertemu Jodohku

https://www.abusyuja.com/2020/10/jodoh-menurut-islam-pasti-aku-bertemu-jodohku.html
Sebagai manusia, kita selalu punya keinginan dan kebutuhan. Ketika masih anak-anak, kita ingin mainin, kita akan bersedih karena tidak mendapatkan mainan yang kita inginkan. Saat remaja, kita butuh ponsel, kita pun bersedih kalau tidak bisa mendapatkannya, sedangkan teman-teman kita yang lain sudah memiliki. Saat kita lulus sekolah menengah atas, kita ingin kuliah di Universitas ternama, kita pun bersaing habis-habisan dan bersedih kalau tidak bisa lulus. Setelah tamat kuliah, kita pun butuh pekerjaan sehingga  berusaha mencari pekerjaan. 

Baca juga: Renungan Jomblo: Konsep Pacaran Dalam Islam

Kita bisa gundah kalau tidak juga mendapatkan pekerjaan, padahal gelar sarjana sudah disandang. Adapun setelah itu, kita mulai berpikir tentang pasangan hidup atau jodoh, kita pun akan merasa sedih kalau belum juga bertemu dengan jodoh yang kita harapkan.

Urusan jodoh termasuk penyebab kesedihan yang paling sering ditemukan. Banyak orang yang berputus asa karena usianya sudah terlampau tua tetapi jodoh  juga masih belum juga menghampiri.

Kami tidak ingin membuat kesan  seolah-olah urusan ini sederhana dengan menyarankan untuk tidak menghiraukannya. Akan tetapi marilah sejenak kita lihat hikmah-hikmah yang bisa kita temukan dalam urusan ini, dan semoga menjadi penawar bagi hati kita semua.

Soal Jodoh Adalah Rahasia Allah

Orang yang saat ini berjauhan bisa Allah dekatkan dan satukan dengan cara-Nya, kalau memang mereka berjodoh. Adapun orang yang saat ini berdekatan untuk membina hubungan sedekat mungkin, tapi kalau mereka memang tidak berjodoh, mereka akan dibuat terpisah juga oleh Allah dengan cara-Nya. 

Begitupun terkait waktu, kita boleh saja merencanakan untuk menikah di usia yang kita suka, tetapi kalau belum tiba waktu yang tepat menurut Allah, kita tetap tidak akan bertemu dengan jodoh dan belum bisa menikah. Oleh karena itu, pengharapan baik kita kepada Allah tidak boleh putus.

Bagaimana dengan orang yang  tidak menikah sampai meninggal dunia? Tidak bisa kita pungkiri, memang ada yang seperti itu. Di kalangan ulama, seperti Imam nawawi dan Syekh Sayyid misalnya, mereka belum pernah menikah sampai meninggal dunia. Akan tetapi kami yakin, mereka berdua bukan hanya tidak berniat untuk menikah, hanya saja ketetapan Allah berlaku untuk mereka bahwa jodoh terbaik telah Allah sediakan untuk mereka di surga.

Tidak ada orang yang tahu apakah ia termasuk orang yang bertemu jodohnya sewaktu di dunia ataukah seperti imam nawawi atau Syekh Sayyid yang menemukan jodohnya di surga. Sebab itu, kita harus terus berharap kepada Allah dengan pengharapan yang baik.

Jodoh Adalah Cerminan Diri Kita

Adapun dalam ajaran Islam, jodoh yang terbaik adalah yang baik agama dan akhlaknya, sehingga bisa menjadi mitra hidup untuk tolong-menolong satu sama lain dalam menegakkan agama Allah Swt.

Rasulullah pernah bersabda,

“Wanita itu dinikahi karena 4 perkara, yakni harta, kemuliaan, nasabnya, kecantikannya dan agamanya, maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari)

Hadits Rasulullah ini berlaku untuk semua muslim baik laki-laki maupun perempuan. Bagi yang laki-laki, hadis ini perintah untuk mengutamakan wanita yang Solihah bila ingin menggapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.

Agar bisa mendapatkan jodoh yang baik, seorang laki-laki harus memantaskan dirinya. Adapun bagi wanita, karena lelaki yang baik pasti akan mencari wanita yang sholehah, maka ia akan berupaya memantaskan dirinya untuk menjadi wanita yang Solihah.

Bisa saja jodoh yang disiapkan oleh Allah dan yang kita harapkan itu nilainya 8,5, sedangkan kita ini masih bernilai 7. Tentu agar bisa bertemu, kita harus berusaha meningkatkan nilai kita menjadi 8,5. Dengan begitu, barulah kita pantas untuk bersanding dengannya. Kalau kita ingin seorang jodoh yang giat beribadah, maka sejak saat ini kita harus rajin beribadah. Kalau kita ingin jodoh yang penyayang. maka sejak saat ini kita juga harus membiasakan diri untuk memupuk rasa kasih sayang.

Menempuh Jalan yang Diridai Allah

Jangan sampai menempuh jalan yang sesat demi mencari jodoh. Karena sama dengan rezeki, kita tidak akan bertemu dengan jodoh yang baik lewat usaha tersebut. Allah Swt. yang akan mempertemukan kita dengan jodoh yang sudah ditetapkan-Nya, pada waktu yang tepat dan dalam keadaan yang tepat. Maka, sudah sewajibnya kita harus tetap menempuh pada jalan yang diridhoi-Nya.

Saat ini banyak biro jodoh yang didatangi dengan harapan bisa mempertemukan jodoh yang terbaik. Tetapi karena cara-caranya tidak baik, akhirnya yang didapat malah kebalikannya, banyak pula yang mendatangi paranormal untuk memasang susuk atau memilih berpacaran karena takut tidak kunjung bertemu dengan jodoh.

Daripada menempuh cara yang dibenci oleh Allah, mending bergiat di Jalur yang diridhoi-Nya. Karena jodoh yang terbaik bisa didapatkan hanya dengan menempuh jalan yang Allah ridhoi. Begitu pula kalau kita mengharapkan pernikahan yang berkah, hanya bisa didapatkan dengan menempuh jalan yang diridhai-Nya.

Terlalu Berpijak Pada Kriteria Rumit

Banyak juga orang yang belum bertemu dengan jodoh bukan karena tidak ada yang datang melamar atau tidak ada yang menawarkan, tetapi karena kriteria yang dibuatnya sendiri terlalu rumit. Kalau ada yang datang melamar dan tidak sesuai dengan kriterianya, ia berkata, "Maaf bukan tipe saya."

Banyak yang beranggapan kriteria jodoh harus dibuat untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. Sepanjang kriteria itu wajar sebenarnya tidak masalah, tapi kalau kriteria yang dibuat itu sampai sedemikian rumit maka masalah yang besar tidak jarang terjadi.

Akhirnya muncul sebuah lelucon ketika usia masih di bawah 25 tahun. Seorang Wanita Masih tegas mempertahankan kriteria yang ditetapkannya. Ia dengan senang hati menolak sana-sini lamaran para laki-laki yang tak masuk kriteria rumitnya.

Ketika usianya sudah menginjak 25 sampai 30 tahun, ketegasannya pun berkurang. Jika ada yang datang melamar atau ada yang menawarkan, dia hanya akan bertanya apakah dia orang yang baik untuknya.

Adapun ketika usianya sudah berada di 30 tahun, ketegasannya mempertahankan kriteria itu akan habis sama sekali. Kini orang-orang yang bertanya “kapan nikah” dan dia pun meminta agar dicarikan jodoh seraya berbisik, “Siapa saja boleh, asalkan dia mau.” 

Terakhir,  jangan lagi patah hati dalam urusan jodoh, karena kita sudah memahami hikmah-hikmah yang Allah berikan pada permasalahan ini. Tugas kita hanyalah tetap berdoa, memantaskan diri, berikhtiar, serta menjauhi berbagai hal yang bisa menjadi penghalang untuk bertemu jodoh terbaik. Mudah-mudahan Allah menuntun kita untuk bertemu jodoh sejati pada waktu dan keadaan yang tepat sehingga pernikahan penuh berkah pun bisa terwujud. Amin