Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Isi Dakwah Nabi Yahya Kepada Bani Israil

https://www.abusyuja.com/2020/10/rukun-islam-nabi-yahya-kepada-bani-israil.html
Wahb bin Munabbih meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., bahwasanya ia berkata, "Ketika Allah Swt. mengutus Nabi Yahya as. kepada Bani Isra'il, Allah memerintahkan lima macam pekerjaan, dan masing-masing pekerjaan itu supaya dibuat perumpamaan. Kelima hal itu adalah:

Pertama, hendaknya (Nabi) Yahya menyuruh mereka (Bani Israil) untuk menyembah Allah, dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya. Dan hendaknya Yahya memberikan perumpamaan, bahwa syirik itu seperti seorang majikan yang membeli budak dengan uangnya sendiri, lalu diberi rumah dan dikawinkan dengan budak perempuannya, dan diberi uang untuk berniaga. Ia boleh makan secukupnya dan memberikan sisa keuntungan kepada majikannya, akan tetapi ia memberikan kepada musuh majikannya, sedangkan majikannya sendiri hanya diberi sedikit sekali. Maka siapakah di antara kamu yang merasa senang terhadap sikap budak yang seperti itu?

Kedua, hendaknya Yahya menyuruh mereka (Bani Israil) untuk mengerjakan salat, dan hendaknya ia membuat perumpamaan, bahwa salat itu adalah seperti seseorang yang ingin menghadap kepada salah seorang raja, lalu sang raja mengizinkannya untuk masuk. Setelah diterima sang raja kemudian diadakan tatap muka untuk mendengarkan apa yang yang diucapkannya. Namun orang itu malah menoleh ke kanan dan ke kiri, dan tidak serius di dalam menyampaikan kepentingannya; maka sang raja pun akan berpaling daripadanya dan tidak memenuhi kepentingannya.

Ketiga, hendaknya Yahya menyuruh mereka (Bani Israil) untuk berpuasa, dan hendaknya ia membuat perumpamaan, bahwa puasa adalah seperti seseorang yang memakai pakaian perang lengkap dengan senjatanya, sehingga musuh tidak mudah sampai, atau ia kebal terhadap pukulan senjata.

Keempat, hendaknya Yahya menyuruh mereka (Bani Israil) untuk bersedekah, dan hendaknya ia membuat perumpamaan, bahwa sedekah itu adalah seperti seseorang yang ditawan musuh, lali ia menebus dirinya dengan sejumlah utang tertentu. Kemudian ia bekerja dan mengangsur sedikit demi sedikit dari hasil kerja itu, sehingga akhirnya tertebuslah harga dirinya dan dilepas oleh mereka.

Kelima, hendaknya Yahya menyuruh mereka (Bani Israil) untuk berdzikir kepada Allah, dan hendaknya ia membuatkan perumpamaan bahwa dzikir itu adalah seperti suatu kaum yang mempunyai benteng, dan di dekat benteng itu musuh-musuhnya datang dan bermaksud untuk memasukinya, lalu kaum itu menutup pintu benteng itu agar terjaga oleh musuh.

Itulah rukun Islam versi Nabi Yahya yang beliau serukan kepada Bani Israil.