Inilah Hikmah Ketika Seseorang Terlilit Hutang

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/11/inilah-hikmah-ketika-seseorang-terlilit-hutang.html
Pernahkah kita bersedih karena memikirkan hutang? Hutang bisa berbentuk uang, bisa juga berbentuk yang lainnya, seperti janji misalnya. Tetapi, hutang yang sering menjadi penyebab beban dan risau adalah hutang dalam bentuk uang.

Segala kesedihan, kekhawatiran, dan kecemasan tidak jarang hadir saat memikirkan hutang. Namun, semua itu bisa jadi tanda yang baik, karena berarti kita tetap ingat hutang yang belum dibayar. Kita tetap mengusahakan pelunasannya, walaupun mungkin kita belum mampu untuk membayarnya.

Bukan malah sebaliknya, orang yang sadar bahwa hutangnya masih banyak, tetapi cuek dan bersikap seolah-seolah sudah lunas seluruhnya. Apalagi sengaja menghindar dari orang yang menghutangi. Padahal, kelak semua hak orang lain yang belum dikembalikan pasti akan ditagih dan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat.

Pembaca yang dirahmati Allah, dibalik rasa sedih, kekhawatiran, dan cemas yang disebabkan oleh hutang, ternyata terdapat hikmah-hikmah yang bisa kita serap. Apa saja itu? Simak selengkapnya:

Mulailah belajar mengelola harta dengan bijaksana

Seorang pepatah mengatakan, “Biaya hidup itu tidak mahal, yang mahal adalah gaya hidup”. Rasulullah meneladankan dan mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan sederhana. Tidak perlu memburu gaya hidup dan menggelontorkan banyak uang untuk mengejar gaya hidup yang tidak akan ada habisnya.

Cukuplah memanfaatkan uang seperlunya saja, lalu kontribusikan sebanyak-sebanyak kepada orang yang kurang mampu. Jangan malah terlalu bebas membelanjakan uang kepada hal-hal yang kurang penting. Sehingga, ketika dihadapkan pada kebutuhan yang sangat penting dan mendadak, uangnya sudah keburu habis atau tidak cukup lagi.

Jangan suka menggantungkan harta orang lain (hutang), karena kita punya Allah yang Mahakaya

Boleh-boleh saja seseorang berhutang ketika dihadapkan pada kondisi yang kurang mendukung serta mendesak, bukan untuk menikmati gaya hidup. Tetapi, yang perlu menjadi catatan adalah dia mendapatkan utangan dengan cara yang halal, khususnya utangan yang tidak mengandung unsur riba.

Musuh kegagalan adalah gigih dalam berikhtiar

Banyak sekali pengusaha muslim yang awalnya terlilit hutang, sehingga membuat malu setiap kali berjumpa dengan orang lain. Namun, mereka tetap memperbagus ikhtiar demi menjemput pertolongan Allah Swt. Akhirnya, semua hutangnya bisa dilunasi, dan malahan mereka mendapatkan harta yang jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Maka dari itu, mulailah perbaiki cara pandang kita dan keyakinan kita kepada pertolongan Allah, lalu berikhtiar dengan usaha yang terbaik. Lalu, apa bentuk ikhtiar yang paling baik di mata Allah?

Ikhtiar yang paling baik adalah memperbaiki ibadah (terutama yang wajib), melakukan pekerjaan yang halal dan bermanfaat, serta bekerja dengan tekun. Jangan pernah menyerah dan jangan kalah oleh masalah.

Mulailah rajin bersedekah, dan rasakan dampaknya

Bukankah aneh, orang yang sedang kesulitan membayar hutang malah disuruh untuk bersedekah? Bukankah orang yang sedang berhutang justru dimasukkan dalam golongan orang-orang yang berhak menerima zakat (gharim)? Benar. Tapi, barangsiapa yang mampu melakukannya, ia akan mendapatkan keistimewaan di hadapan Allah Swt.

Dalam firman Allah QS. Ath-Thalaq ayat 7, Allah menganjurkan seseorang untuk berinfak menurut batas kemampuan. Tidak perlu berlebih-lebihan. Kemudian, dalam penggalan berikutnya, Allah memerintahkan orang yang sedang merasa sempit rezekinya untuk berinfak dari harta yang diberikan Allah untuknya.

Orang yang takut hartanya berkurang karena rajin bersedekah adalah orang yang lemah keimanannya kepada Allah Swt. Adapun orang yang beriman, mereka yakin bawa Allah akan membalas harta yang mereka sedekahkah sebanyak sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. (Baca QS. Al-Baqarah: 262)

Berlatih untuk ringan membantu orang yang sedang kesusahan

Mulailah membiasakan diri untuk ringan membatu orang yang sedang kesusahan. Sebab, Allah menjanjikan akan menolong orang yang tetap bersedia menolong orang lain, walaupun sebenarnya ia juga sedang kesusahan.

Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama ia tetap menolong (sesama) saudaranya.” (HR. Muslim)

Bisa saja Allah mengizinkan seseorang untuk merasakan pahitnya hutang, agar ia  bisa mengambil pelajaran untuk menjalani hari demi hari, bersimpati pada orang-orang yang kesusahan, serta rajib berinfak di jalan-Nya. Maka, marilah memperbagus cara kita menjalani kehidupan, serta memperbanyak meminta pertolongan kepada Allah.

Itulah hikmah-hikmah yang bisa kita ambil manfaatnya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam