Saat Disakiti Orang Lain, Apa yang Harus Dilakukan?

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/11/saat-disakiti-orang-lain-apa-yang-harus-saya-lakukan.html
Mungkin bagi sebagian orang, gangguan dari orang lain bisa menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman dan memunculkan kesedihan. Sayangnya, setiap orang tidak bisa mengontrol hal yang berada di luar dirinya, sehingga ia tidak sepenuhnya bisa menghindari setiap gangguan orang lain. Lantas, bagaimana cara menyikapinya?

Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya seorang muslim yang mau bergaul dengan orang-orang dan bersabar atas gangguan mereka itu lebih baik daripada yang tidak mau bergaul dan tidak bersahabat atas gangguan-gangguan mereka.(HR. Tirmidzi)

Jawabannya adalah, ia harus tetap bergaul dengan orang-orang tersebut, atau dengan masyarakat tersebut, meskipun nantinya pada suatu saat ia akan diperlakukan dengan buruk. Sebagaimana sabda Rasulullah, seorang muslim harus baik kepada setiap orang, termasuk kepada orang-orang yang menyakitinya, karena pada kondisi itulah seseorang akan mendapatkan hikmah-hikmah baik dari Allah.

Berikut adalah hikmah-hikmah ketika seseorang diganggu atau dijahati oleh orang lain, serta bagaimana acara menyikapi orang-orang yang menyakiti kita.

1. kesempatan Untuk Menjadi Pencerah

Mengetahui keburukan dalam tingkah orang lain adalah suatu tahap mendakwahkan kebaikan menuju tahap selanjutnya. Sayyidina Ali pernah berpesan, “Sahabati orang-orang saleh dengan hatimu, sahabatilah orang-orang fasik dengan akhlakmu.”

Sahabat Ali secara langsung menjelaskan tentang arti fleksibel yang sebenarnya dalam bergaul. Ketika bergaul dengan orang-orang saleh, kita harus menggaulinya dengan “hati”, maksudnya adalah rasa ta’dzim, hormat serta memuliakan.

Dan ketika bergaul dengan orang fasik, bergaullah dengan sikap atau akhlak yang baik saja, tidak perlu sampai berbaur mengikuti apa saja yang dilakukannya. Maka dari itu, dibutuhkan dasar yang kuat agar tidak mudah goyah dan terpengaruh.

2. Kesempatan untuk Bercermin

Daripada mencela orang yang berbuat buruk karena tidak bisa melakukan yang lain, lebih baik kita membiaskan untuk bercermin dari mereka. Kalau orang lain memperlakukan kita dengan buruk, bukan tidak mungkin kita pun pernah (atau bahkan sering) memperlakukan orang lain dengan buruk.

Itu mungkin satu jawaban yang dapat mewakili pertanyaan, "Ya Allah, kenapa aku sering disakiti?

Sebagaimana bunyi pepatah Arab, “Sebagaimana kamu memperlakukan orang lain, begitulah kamu akan diperlakukan.” Maka, perbaikilah hubungan kita kepada orang lain, agar hal tersebut berimbas kepada diri kita sendiri. Tetapi, saat kita merasa tidak pernah menyakiti seseorang, tetapi tetap saja ada orang lain yang menyakiti kita, maka itu bertanda Allah sedang memberi cobaan.

Di saat diberi cobaan oleh Allah, tugas seorang umat Muslim adalah bersabar. Dengan bersabar, Allah akan memberikan kebaikan yang tidak terduga-duga. Keterangan selanjutnya ada di poin ke tiga.

3. Kesempatan untuk Mereguk Nikmat Kesabaran 

Allah Swt. telah menyiapkan ganjaran yang besar bagi orang-orang yang bersabar. Maka, bisa saja Allah menguji seseorang lewat perbuatan buruk orang lain agar ia bersabar dan mendapatkan kebaikan yang berlimpah darinya. Sebagaimana Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu dicukupi pahala bagi mereka tanpa batas.(QS. Az-Zumar: 10)

Pernahkah kita disiksa, dicambuk, ditimpa dengan batu besar dikarenakan teguh mempertahankan kebenaran seperti Bilal bin Rabah? Pernah kita dibakar di atas bara api yang panas karena mempertahankan kebenaran seperti yang dialami Khabbab bin Arats? Pernah mata kita dicongkel dengan besi panas karena mempertahankan kebenaran seperti yang dialami Khubaib bin Adi dan Zinnirah? Pernahkah keluarga kita diusir karena mempertahankan kebenaran?

Kalau kita belum pernah mengalami yang sedahsyat itu, berarti belum setara bentuk gangguan dari orang lain yang kita terima dengan yang dialami oleh para sahabat Rasulullah. Maka, setiap kali kita hampir-hampir patah hati, marilah mengenang mereka dengan hati yang merindukan kebahagiaan, seperti yang telah mereka dapatkan di surga. Sehingga kesabaran kita semakin kokoh, karena para sahabat berhasil mendapatkan keindahan surga juga karena bersabar.

Terakhir, meniti jalan kesabaran itu memang teramat pahit, tetapi manis di ujungnya. Barangsiapa yang bersabar, dialah yang beruntung.

Itulah hikmah-hikmah yang bisa dipetik apabila ada orang lain yang menyakiti kita. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam