Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab Bertamu dan Menerima Tamu Dalam Islam

https://www.abusyuja.com/2020/12/adab-bertamu-dan-menerima-tamu-dalam-islam.html
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan bertamu. Adakalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara, teman-teman, atau para kenalan, namun di kesempatan lain berganti kita yang dikunjungi.

Supaya kegiatan saling berkunjung dapat berdampak positif bagi kedua belah pihak, maka Islam memberikan tuntunan bagaimana sebaiknya dalam bertamu dan menerima tamu.

Untuk memberikan gambaran tentang tata cara bertamu, berikut ini akan dibahas secara mendalam tentang pengertian akhlak bertamu, adab menerima tamu, dan adab ketika bertamu.

Pengertian Akhlak Bertamu 

Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu seseorang bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerjasama untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Bertamu sebagai kegiatan yang lazim dilakukan masyarakat dalam berbagai tingkatan, adakalanya seorang bertemu karena adanya urusan yang serius, misalnya untuk mencari solusi terhadap problem masyarakat yang aktual.

Di samping itu, ada kalanya bertemu hanya sekedar bertandang karena lama tidak bertemu, ataupun sekedar untuk mampir sejenak dengan bertandang ke rumah kerabat ataupun sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun sahabat dapat tersalurkan sehingga jalinan persahabatan menjadi kokoh.

menurut KBBI, bertamu diartikan sebagai datang atau berkunjung ke rumah seorang teman ataupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud melawat dan sebagainya.

Secara istilah, bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat kerabat ataupun orang lain dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuk suatu keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemaslahatan bersama.

Adab atau Akhlak Ketika Menerima Tamu

Adapun adab-adab ketika menerima tamu adalah sebagai berikut:

Tidak berlebihan dan memaksa

Menjamu tamu haruslah secukupnya saja, jangan berlebihan, apalagi memaksakan keadaan.  Apabila memang tidak memiliki suguhan yang istimewa, maka tidak perlu sampai memaksakan diri untuk memberikan segalanya. Cukuplah menjamu tamu seadanya saja selagi itu masih layak untuk disuguhkan.

Menyuguhkan makanan halal

Menjamu tamu haruslah dengan suguhan yang halal. Sebab, tamu tidaklah memiliki kemampuan untuk membedakan hidangan tuan rumahnya, ia tidak tahu mana yang halal dan mana yang haram.

Tuan rumah harus memelihara waktu salat tamunya 

Ketika menjamu tamu, tentu yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan salatnya. Ketika memang telah masuk waktu salat, maka si tuan rumah diwajibkan untuk mengajak mendirikan salat.

Adab atau Akhlak Ketika Bertamu

Adapun adab-adab ketika bertamu adalah sebagai berikut:

Hendaknya mengucapkan salam dan minta izin untuk masuk. Kemudian berdirilah di samping pintu atau menghadap ke arah luar, tidak perlu langsung mengarah ke depan pintu yang dapat mengejutkan tuan rumah ketika pintu dibuka.

Hendaknya bertamu di waktu-waktu yang tepat, jangan bertamu ketika si tuan rumah sedang istirahat, seperti tengah malam misalnya.

Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk membawa hadiah ketika bertamu, tujuannya adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan menjaga perasaan cinta satu sama lain.

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Nabi pernah berkata, “Apabila kalian diundang, hadirilah! Jika kalian sedang puasa, doakanlah! Dan ketika tidak berpuasa, makanlah!(HR. Muslim)

Hadis di atas menjelaskan bahwa ketika kita bertamu, hendaklah kita harus memakan hidangan yang telah disediakan. Tetapi jika kita sedang puasa, maka mintalah izin untuk tidak memakannya, dan jangan lupa untuk mendoakan tuan rumah.

Dan yang terakhir, jangan terlalu lama ketika bertamu. Kalai memang sudah tidak ada keperluan, maka segeralah meminta izin pamit.