Pengertian Mabadi Khaira Ummah dan Tujuannya

Daftar Isi

Pengertian Mabadi Khaira Ummah dan Tujuannya

Pada kurun waktu antara tahun 1935 sampai 1940, almarhum Kyai Haji Mahfoedz Siddiq, ketika beliau menjabat sebagai  ketua PBNU, beliau melancarkan kampanye mengenai anjuran yang dilakukan dengan serius, terus-menerus dan terarah, khusus untuk mewujudkan pelaksanaan tiga  akhlak oleh kaum muslimin umumnya dan kaum nahdiyin pada khususnya.

Tiga butir akhlak tersebut adalah Assidqu (selalu benar, tidak berdusta kecuali diizinkan oleh agama), Al-Amanah Walwafa Bil'ahdi (menetapi segala janji), dan Atta'awun (saling tolong-menolong di antara anggota-anggota kader atau sesama muslim).

Tiga  butir akhlak ini dipilih dengan pertimbangan bahwa ketiga-tiganya sangatlah strategis sebagai landasan utama bagi  terbinanya “umat terbaik” atau Khairul Ummah. Landasan utama tersebut tentunya harus dikembangkan dengan akhlak-akhlak karimah (perilaku mulia).

Alhasil, ketiga butir akhlak tersebut akhirnya diberi nama “Mabadi Khaira Ummah” atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai dasar-dasar permulaan menjadi umat terbaik.

Pengertian Mabadi Khaira Ummah

Mabadi Khaira Ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga Nahdlatul Ulama melalui penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar untuk menjadi umat terbaik.

Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik, yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas Amar Ma'ruf Nahi Mungkar yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU karena kedua sendi mutlak diperlukan untuk menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala sesuai dengan cita-cita Nahdlatul Ulama.

Mabadi Khaira Ummah adalah  gerakan pembentukan identitas dan karakter warga NU melalui upaya penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari paham keagamaan NU. Namun, karena nilai-nilai yang terkandung dalam pemahaman keagamaan Nahdlatul Ulama itu sangatlah banyak, maka dipilihlah nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar atau “Mabadi” sebagai langkah awal bagi pembentukan identitas dan karakter warga NU.

Penanaman Mabadi Khaira Ummah kepada warga NU haruslah dilakukan secara intensif, terencana, dan berkelanjutan, melalui berbagai jalur yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama seperti forum Lailatul Ijtima. Upaya penanaman melalui kegiatan usaha bersama seperti yang pernah dirintis oleh NU pada masa yang lalu, akan lebih mempercepat tercapainya pembentukan identitas warga.

Gerakan Mabadi Khaira Ummah yang dilakukan oleh generasi pertama ini ternyata telah berhasil menjadikan NU sebagai salah satu organisasi besar yang kokoh dan proses pertumbuhannya begitu cepat, tidak ubahnya seperti pertumbuhan umat Islam pada generasi pertama sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an.

Hubungan antara Mabadi Khaira Ummah dan Khittah NU terletak pada keterikatannya satu sama lain yang saling melengkapi. Khittah merupakan landasan, sedangkan Mabadi sebagai  pelaksanaannya. Khittah  adalah kepribadian yang dibentuk oleh ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagai paham keagamaan NU.

Kepribadian tersebut kemudian menjadi landasan berpikir, bersikap dan bertindak warga NU yang harus tercermin dalam tingkah laku perseorangan maupun organisasi. Dengan demikian, Khittah merupakan sumber inspirasi bagi semua kegiatan NU dan warganya.

Dengan demikian tuntutan untuk membangkitkan gerakan Mabadi Khaira Ummah setelah dicanangkannya Khittah NU, memang hampir merupakan konsekuensi logis.

Pertama, karena Mabadi Khaira Ummah adalah butir-butir ajaran yang dipetik dari moral Khittah NU yang harus ditanamkan kepada warga.

Kedua, tekad melaksanakan khittah NU itu sendiri menuntut pembenahan dan pengembangan NU demi meningkatkan ketangguhan organisasi dan aktualisasi potensi-potensi yang dimilikinya sesuai yang mutlak perlu dalam upaya berkarya nyata bagi pembangunan umat, bangsa dan negara.

Ketiga, sejarah Mabadi Khaira Ummah tak dapat dipisahkan dari jiwa asli NU yang kini disebut sebagai khittah NU. Mabadi Khaira Ummah adalah sunnah atau jejak para pemula (al-sabiqun al-awwalun) NU. Jika kembali ke khittah 26 (Khittah NU) dapat dimaknai sebagai pengikatan kembali dengan semangat dan Sunah para pemula ini, maka gerakan Mabadi Khaira Ummah adalah revitalisasi Sunah tadi mengingat relevansinya dengan kebutuhan masa kini, bahkan dengan kebutuhan segala zaman cukup nyata.

Lebih jauh, pembangkitan kembali dan pengembangan gerakan Mabadi Khaira Ummah ini pun relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan negara yang sasaran utamanya adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). 

Keberhasilan pembangunan bangsa ini akan tergantung pada upaya pembentukan manusia Indonesia yang tidak hanya memiliki keterampilan saja, tetapi juga memiliki watak dan karakter terpuji serta bertanggungjawab. 

Sebagian para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Khaira Ummah” adalah mereka yang hijrah dari Mekah ke Madinah dan mereka yang ikut Perang Badar serta ikut rombongan Nabi ke Hudaibiyah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas.

Dan sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa mereka yang dimaksud itu adalah umat Islam periode pertama dengan mendasarkan pada hadis berikut:

“Sebaik-baiknya umatku adalah apa di mana aku diutus kepada mereka kemudian orang-orang yang berikutnya.” (HR Ahmad)

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Khaira Ummah” adalah umat Islam pada setiap periode sepanjang syarat-syarat yang terkait dengan ayat tersebut (QS. Ali-Imran: 110) terpenuhi, yaitu beriman dan mampu melaksanakan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.

Tujuan Mabadi Khaira Ummah 

Salah satu tujuan besar dari gerakan Mabadi Khaira Ummah adalah untuk mendukung program pembangunan Nahdlatul Ulama, menangani masalah sosial dan ekonomi secara sungguh-sungguh.

Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia menjadi kader-kader unggul yang siap berkiprah aktif dalam mengikhtiarkan kemaslahatan umat, bangsa dan negara yang tidak saja terampil, tetapi juga berkarakter terpuji dan bertanggung jawab. Dengan demikian, gerakan Mabadi Khoiru Ummah tidak saja relevan dengan program pengembangan ekonomi, tetapi juga pembinaan organisasi.

Pada umumnya, kedua hal ini yang akan menjadi arah strategis pembangkitan kembali gerakan Mabadi Khaira Ummah kita nantinya, di samping bahwa sumber daya manusia yang dapat dikembangkan melalui gerakan ini pun akan menjadi karakter unggul yang siap berkiprah aktif dalam mengikhtiarkan kemaslahatan umat, bangsa dan negara pada umumnya.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai pengertian Mabadi Khaira Ummah beserta Tujuannya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam