Pengertian, Zuhud, Mahabbah, Fana’, Ittihad, Hulul dan Wahdatul Wujud

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/12/pengertian-zuhud-mahabbah-fana-ittihad-hulul-wahdatul-wujud.html
Ilustrasi Penggantungan Al-Hallaj, salah seorang tokoh sufi maqamat Hulul
Perjalanan spiritual yang dilakukan seorang sufi dalam menemukan hakikat dan ma’rifat terkadang mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda, sehingga muncullah beberapa tokoh sufi yang menonjol dalam pengalaman rohani tertentu.

Sesuai judul di atas, kami akan mengulas sedikit mengenai Zuhud, Mahabbah, Fana’, Ittihad, Hulul dan Wahdatul Wujud yang merupakan ruang lingkup dari maqamat-maqamat atau tingkatan-tingkatan dari tasawuf para sufi, serta akan kami paparkan beberapa tokoh-tokoh sufi yang masyhur pada setiap maqamatnya.

1. Zuhud

Zuhud adalah orang-orang yang lebih mengutamakan dan sangat merindukan kebahagiaan hidup di akhirat, bahagia dan kekal abadi, daripada mengejar kehidupan dunia yang fana. Di antara tokok-tokok sufi yang termasuk dalam kategori zuhud adalah:

  • Sa’id bin Musayyab (91 H.), murid dari Abu Hurairah ra.
  • Hasan Basri (21 H.), tokoh sufi yang lahir di Madinah dan dibesarkan dari keluarga yang saleh dan cerdas dalam agama.
  • Sufyan Ats-Tsuary, lahir di Kuffah 97 H.
  • Ibrahim bin Adham (w. 165 H.), lahir di Balkh, Persia. Ia merupakan seorang pangeran muda yang meninggalkan baju kebesarannya, lalu terjun ke dunia Zuhud.

2. Mahabbah

Tokoh Mahabbah yang paling masyhur di antaranya yaitu Rabi’ah Al-Adawiyah (w. 185 H.). Beliau dilahirkan di Basrah, hidupnya bermula sebagai seorang budak belian yang kemudian mengabdikan hidupnya dengan shalat dan berzikir sepanjang malam.

Bagi Rabi’ah, zuhud harus dilandasi dengan Mahabbah (rasa cinta) yang mendalam, kepatuhan kepada Allah bukanlah tujuannya, karena ia tidak mengharapkan nikmat surga dan tidak takut pada azab neraka, tetapi ia mematuhi-Nya, karena rindu dan cintanya kepada-Nya. Menurut Rabi’ah, cinta dan rindu kepada ilahi mempunyai dua bentuk, yaitu cinta karena rindu, dan cinta karena ia layak dicintai.

Kesimpulannya, Mahabbah adalah cinta kepada Allah dengan sebenar-benarnya cinta, bukan karena mengharap balasan surga maupun hal lainnya.

3. Fana’ dan Baqa’

Dari segi bahasa fana’ artinya “sirna, lebur, atau hilang, sedangkan baqa’ artinya kekal, abadi, dan senantiasa ada. Jadi ketika sufi mencapai maqamat ini, ia akan merasa fana’, yaitu hilangnya sifat-sifat tercela dan munculnya sifat-sifat terpuji. Menurut pendapat kaum Orientalis, salah satu maqamat sufi Fana’ dianggap ada persamaan dengan ajaran agama Hindu tentang nirwana.

4. Ittihad

Ittihad adalah pengamalan batin akan kesatuan seorang sufi. Maksudnya, seorang sufi akan mabuk dalam kenikmatan bersatu dengan Allah. Dalam keadaan seperti ini, tidak jarang muncul ucapan-ucapan yang sebagian orang dianggap aneh seperti kata-kata, “Aku adalah Al-Haq, aku adalah yang satu”. Kata-kata itu akan terlontar hanya seketika, karena merasa begitu menyatu dengan Yang Haq, yaitu Allah Swt. Adapun tokoh yang sangat masyhur dalam maqamat Ittihad adalah Abu Yazi Al-Bustami (w. 261 H. /874 M.)

5. Hulul

Salah satu tokoh yang paling masyhur dalam maqamat Hulul adalah Abu Mansyur Al-Hallaj. Menurut pandangannya, tingkatan fana yang dicapai oleh para sufi bukan hanya membawanya kepada maqamat Ittihad, tetapi lebih jauh lagi, yaitu Hulul. Hulul adalah bertempatnya sifat ketuhanan kepada sifat kemanusiaan. Dalam hal ini, Al-Hallaj dipandang sebagai sufi kontroversial sehingga harus berakhir di tiang gantungan.

6. Wahdatul Wujud

Teori ini berpijak dari pandangan, bahwa semua wujud hanya memiliki satu realitas, dan realitas tunggal adalah Allah semata. Adapun alam semesta yang seba ganda dan berbilang ini hanyalah wadah penampakan diri dari nama dan sifat-sifat Allah dalam wujud terbatas. Adapun tokoh serta penggagas dari maqamat Wahdatul Wujud adalah Ibnu ‘Arabi (w. 1240 H.).

Itulah penjelasan singkat mengenai maqamat-maqamat dalam tasawuf lengkap dengan tokoh-tokohnya. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam