Hidup Kembali Terkontrol Berkat Salat Dhuha

Daftar Isi

Hidup Kembali Terkontrol Berkat Salat Dhuha
Sebut saja namanya Susi (nama samaran) dia adalah seorang gadis kelahiran Magelang, Mei 1983. Setelah lulus SMU, Susi bersama tiga tetangga desanya bekerja di Batam. Semenjak bekerja di Batam, Susi punya kebiasaan keluar malam atau clubbing.

Hal itu dilakukan hampir tiap malam. Dalam seminggu mungkin hanya dua hari Susi tak clubbing. Posisinya sebagai seorang Public Relations di sebuah perusahaan swasta membuat dirinya lebih leluasa untuk keluar malam, apalagi uang yang ia pakai untuk keperluannya bersenang-senang seringkali ia klaimkan ke kantor. Susi berdalih bahwa acara clubbing-nya adalah demi kemajuan kantor juga, demi goalnya sebuah tender. Hal itu didukung dengan banyaknya teman yang ia kenal dari relasi bosnya. 

Awal-awal keluar malam, Susi hanya senang dengan suara musik yang menghiasi lantai dansa. Ia senang dengan banyaknya teman dan juga suasana malam kota Batam yang indah. Bulan kedua ia clubbing, setan pun mulai menggoda. Ajakan teman untuk ikut minum minuman keras diiyakan Susi. Satu gelas menurut Susi tak ada masalah, hanya sedikit pusing. 

Susi mengaku saat itu ia sudah lupa dengan dosa dan risiko yang akan didapatnya dari mengonsumsi minuman terlarang itu. Gaya hidup teman-temannya berhasil membuatnya terbujuk dan ikut-ikutan menenggak minuman keras. 

Waktu terus berjalan dan Susi tenggelam semakin dalam di antara efek negatif keluar malam. Apa yang baru dikenal Susi selama di Batam itu sungguh jauh berbeda dengan apa yang biasa dilakukan di desanya.

Jika dulu ia biasa melakukan salat jamaah di masjid dan juga melakukan amalan saleh lainnya, kini semuanya tergantikan dengan hal-hal yang merugikan seperti keluar malam dan minum minuman keras dan pergaulan bebas.

Empat bulan setelah kebiasaan Susi keluar malam, tak urung membuat ketahanan tubuhnya menurun. Sakit begitu mudah menyerang raganya hingga dia harus absen kerja berhari-hari. Kantor tempat dia bekerja tak bisa lagi mentolerir hal itu, Susi pun dikeluarkan. Saat itulah ia mulai ingat dan tersadar bahwa ia telah menyia-nyiakan sebuah kesempatan. 

Hidup di perantauan dan jauh dari orang tua membuatnya merasa terasing. Susi makin bingung karena di saat ia tak punya penghasilan/gaji kewajibannya membayar kontrakan rumah terus mengejar. Susi teringat apa yang biasa dilakukan ayahnya. Untuk mendapat rezeki yang halal dan berkah, dulu ayahnya sering melakukan salat Dhuha. 

Saya ingin hidup ini kembali terkontrol. Ternyata tidak enak juga kalau waktu dan kesehatan yang ada ini cuma dihambur-hamburkan. Semoga apa yang pernah saya lakukan di masa lalu mendapat ampunan. Dan saya juga berdoa supaya hidup ini menjadi lebih tertata.

Bermodal pengalaman kerja dan salat Dhuha yang dilakukannya, Susi akhirnya kembali mendapat pekerjaan. Hanya saja, kali ini ia lebih berhati-hati dalam bekerja dan tak lagi hobi clubbing. Dia mengaku kapok berlaku durhaka kepada yang telah memberinya rezeki. Susi justru makin sering salat Dhuha dan lama-lama dalam berdoa. 

Keberkahan salat Dhuha sangat dirasakannya. Di saat ia sedang butuh pekerjaan dan ingin kembali hidup normal, Allah saat itu juga memberinya jalan.