Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Dibalik Doa yang Tak Terkabul

Kisah Dibalik Doa yang Tak Terkabul
Alkisah, ada seseorang yang sangat rajin berdoa, dia selalu memohon sesuatu kepada Allah, ibadahnya pun baik, khusyuk, dan sungguh-sungguh. Tetapi, setiap doa yang ia ajukan tidak pernah dikabulkan oleh Allah. Singkat cerita, ia menunggu beberapa hari bahkan hingga beberapa bulan, tetapi tetap saja doanya tidak terkabul. Karena tekat dan keyakinan yang kuat, ia tetap menunggu dan menunggu. Setelah bulan dimakan tahun, doanya pun tak kunjung juga dikabulkan.

Di sisi lain, ia meliat teman sekantornya. Orangnya biasa, tak istimewa, salatnya pun masih bolong-bolong. Perilakunya buruk, sering menipu, sering berbohong, dan melakukan dosa-dosa kecil. Tetapi anehnya, setiap apa yang ia doakan, semuanya dikabulkan oleh Allah.

Ia pun akhirnya heran, kenapa doa dari orang yang rajin beribadah sepertinya tidak dikabulkan oleh Allah, sedangkan temannya sendiri yang dalam tanda kutip “agamanya kurang” malah doanya dikabulkan semua oleh Allah Swt.

Akhirnya ia datang ke seorang ustadz untuk menanyakan persoalan tersebut. Ia menceritakan semua yang ia alami termasuk cerita tentang temannya.

Ustadz, jujur saya bingung, kenapa doa saya tidak kunjung dikabulkan oleh Allah? Padahal saya sudah bersungguh-sungguh dalam beribadah. Sedangkan temanku doanya selalu dikabulkan oleh Allah. Padahal perilakunya buruk, ibadahnya pun juga buruk?

Ustadz itu pun tersenyum. Kemudian ia balik bertanya.

Kalau kamu lagi duduk di warung, kemudian datanglah pengamen, penampilannya hancur, baunya busuk, suarnya pun fals, bagaimana reaksimu?

Tentu akan saya kasih uang langsung ustadz, soalnya saya tidak kuat apabila membiarkan dia lama-lama di situ sembari mencium baunya dan mendengarkan suaranya.” Jawab orang tersebut.

Si ustadz kemudian bertanya lagi.

Bagaimana kalau pengamen yang datang penampilannya rapi dan wangi, main musiknya enak, dan suaranya merdu?

Wah, kalau seperti itu, saya akan betah ustadz, saya akan menikmati musiknya sampai habis. Lama nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Kalau pengamen yang tadi saya kasih 5.000, yang ini 50.000 juga berani, ustadz.”

Ustadz itu pun tersenyum sembari berkata.

Begitulah. Allah ketika melihat kamu yang soleh, datang menghadap kepada-Nya, Allah pasti betah mendengarkanmu berdoa. Allah pasti betah mendengarkan doa-doamu sampai habis. Dan Allah pun sangat senang melihatmu berlama-lama ketika berdoa. Bagi Allah, mengabulkan semua doamu adalah perkara yang sangat mudah. Tetapi Allah ingin menahan dirimu agar tetap khusyuk berdoa, serta membiarkanmu agar tetap dekat dengan-Nya.”

Ustadz itu menghela nafas, kemudian meneruskan ucapannya,

Coba bayangkan, kalau doamu cepat dikabulkan oleh Allah, apakah kamu tetap sedekat ini dengan Allah? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan pastilah jauh lebih besar daripada apa yang kami minta. Percayalah. Seperti perumpamaan pengamen yang suaranya merdu tadi, ia diberi imbalan yang lebih besar dengan catatan semua lagu-lagunya didengarkan sampai habis.”

Berbeda dengan temanmu. Bisa saja Allah tidak mau dekat dengannya. Karena itulah ia diberi segalanya (Bahasa Jawa: Dilulu), termasuk diberi segala dosanya. Memang ia akan lebih cepat mendapatkan jatah nikmat dibandingkan denganmu. Tetapi jatah itu akan stagnan dan tidak bertambah.

Apabila apa yang kamu minta ternyata tidak dikabulkan oleh Allah sampai mati, maka balasan tersebut akan dirasakan di akhirat. Dan balasan tersebut akan jauh lebih dahsyat dibandingkan balasan di dunia. Sebaik-baiknya pembalasan adalah jatah surga, karena di dalam surga, apa yang kita minta akan selalu dikabulkan oleh Allah, tanpa terkecuali.

Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristigfar karena sudah berprasangka buruk terhadap Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya.

ومن يتوكل علي الله فهو حسبه...

“Barangsiapa berserah diri kepada Allah. Niscaya Allah mencukupi kebutuhannya.”

Itulah sepenggal kisah mengenai doa yang tak terkabul. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.Aamiin.