Kisah Dikaruniai Momongan Setelah 9 Tahun Penantian

Daftar Isi

Kisah Dikaruniai Momongan Setelah 9  Tahun Penantian
Berikut adalah kisah dari  Bp. Asim, Pemilik salah satu Usaha Mebel di Semarang. Beliau adalah satu dari sekian banyak orang yang diuji Allah dengan ditundanya memiliki buah hati. Tetapi berkat doa dalam salat Dhuha, Allah menjawab semuanya!

Bagi pasangan suami istri tentu tak ada yang lebih menggembirakan selain mendapatkan momongan. Anak merupakan buah hati yang akan menambah keharmonisan suatu rumah tangga. Biasanya pasangan suami istri akan segera mempunyai anak setelah usia pernikahan mencapai dua atau tiga tahun. Namun, tidak demikian dengan Bp. Asim, warga Perumahan Pucang Gading yang mempunyai usaha mebel di Komplek PKL Barito Semarang. Allah nampaknya sedang menguji kesabarannya dan istrinya.

Tahun 1996 Bapak Asim melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihannya. Mereka menempati sebuah rumah kecil tipe 21 di Perumahan Pucang Gading. Kebahagiaan yang mereka rasakan dirasa belum komplit dengan belum hadirnya momongan di tengah-tengah mereka. Apalagi di antara Sembilan saudaranya tinggal ia yang belum punya anak. 

Berbagai upaya ia lakukan guna mendapatkan momongan. Mulai dari konsultasi secara medis ke dokter, mengkonsumsi jamu dan produk herbal hingga mendatangi pengobatan alternatif berupa pijat ia datangi demi mendapatkan momongan. Masa-masa selama sembilan tahun pernikahannya merupakan penantian yang panjang. Bahkan ia sempat berniat mengadopsi anak untuk diasuh bersama istri. 

Bagi Bapak Asim, salat Dhuha bukanlah hal yang baru, ia sudah terbiasa melakukan salat sunnah tersebut semenjak masih duduk di bangku SMU. Dalam doanya ia sering meminta pada Allah agar segera diberikan keturunan.

Akhirnya, pada usia sembilan tahun pernikahan Allah mengabulkan doa kedua pasangan tersebut. Lahirlah seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Zidan. Tak lama berselang, yakni sekitar satu tahun lahirlah lagi anak mereka yang kedua dan diberi nama Naufal yang juga berjenis kelamin laki-laki.

Rupanya Allah baru mewujudkan doa Bapak Asim yang telah sabar menanti. Hingga pada akhirnya mereka diberikan lagi seorang anak perempuan yang lahir selang dua tahun dari anak kedua dan diberi nama Shila. Kebahagiaan Bapak Asim yang tertunda sekarang sudah bisa dirasakan berkat usaha yang gigih serta doa yang tak putus dipanjatkannya.

Komplit sudah sekarang keluarga Bapak Asim. Penantian panjang selama Sembilan tahun terbayar sudah. Doa yang selalu dipanjatkan seusai salat Dhuha pun sekarang menjadi kenyataan. Kelahiran tiga anaknya mampu mengobati dahaga akan hadirnya tangis dan canda dari buah hati di rumah mereka. Bapak Asim tak mau menghentikan salat dhuhanya. 

Selain nikmat berupa momongan, ia juga merasa Allah telah memberikan ekstra rezeki berupa ramainya order di showroom mebel yang ia kelola bersama 8 pegawainya. Selain itu, kini rumahnya pun sudah mengalami pemugaran dan cukup besar untuk dihuni beserta istri dan ketiga anaknya. Istrinya pun kini punya kesibukan mengelola warung kelontong yang menghiasi halaman rumah.