Pengertian Akhlak Berhias, Bepergian, dan Menerima Tamu

Daftar Isi

Pengertian Akhlak Berhias, Bepergian, dan Menerima Tamu
Sesuai judul di atas, kami ingin menjelaskan mengenai pengertian akhlak atau adab berhias, bepergian, dan menerima tamu dalam Islam. Berikut penjelasannya:

Pengertian Akhlak Berhias.

Berhias dalam KBBI adalah memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan yang indah-indah. Berhias juga disebut dengan berdandan atau bersolek. Dalam bahasa Arab, berhias disebut dengan kata tazaiyana-yataziyanu. Sedangkan secara istilah, berhias adalah upaya setiap orang untuk memperindah diri dengan berbagai busana, aksesoris, ataupun zat-zat (make-up) yang dapat memperelok diri bagi pemakainya sehingga memunculkan kesan indah bagi yang menyaksikan serta menambah percaya diri dalam penampilan untuk suatu tujuan tertentu.

Hal ini seiring dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis,

Bahwa sesungguhnya Allah itu indah, dan suka pada keindahan.” (HR. Muslim)

Dalam kehidupan masyarakat modern, berhias menjadi kebutuhan dasar untuk memperelok penampilan diri seseorang. Berhias merupakan bentuk ekspresi personal yang menjelaskan jati diri dan status sosial seseorang. Semakin tinggi corak berhias seseorang, biasanya berbanding lurus dengan status seseorang itu di masyarakat.

Dalam Islam, berhias merupakan perbuatan yang diperbolehkan, bahkan dianjurkan, selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam. Islam juga memerintahkan agar setiap Muslim yang hendak beribadah agar berhias dan memakai pakaian yang Indah.

Pengertian Akhlak Bepergian

Menurut KBBI, bepergian diartikan sebagai berjalan atau bepergian dari suatu tempat menuju tempat lain untuk suatu tujuan. Dalam bahasa Arab, bepergian bisa disebut dengan “rihlah-safrah-musirah”. Secara terminologi (istilah), bepergian diartikan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar atau meninggalkan rumah dengan berjalan kaki atau menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud dan tujuan tertentu.

Perjalanan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Demikian pula dengan tradisi masyarakat Arab. Dalam Al-Qur’an, Allah mengabadikan tradisi Arab yang suka melakukan perjalanan pada muslim tertentu untuk berbagai keperluan. Penjelasan ini terdapat dalam QS. Quraisy ayat 2.

Karena begitu pentingnya bepergian, Islam telah memberikan aturan atau adab bepergian, mulai dari masa persiapan, ketika masih berada di rumah, pada saat bepergian, dan ketika sudah kembali pulang dari suatu tempat.

Jenis bepergian yang dianjurkan dalam Islam yaitu:

  1. Bepergian untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umroh.
  2. Bepergian untuk menyambung silaturahmi.
  3. Bepergian untuk menuntut ilmu.
  4. Bepergian untuk syiar Islam atau dakwah.
  5. Bepergian di jalan Allah dan mencari karunia Allah.
  6. Bepergian yang mubah dan tidak menyimpang dari syariat Islam.

Pengertian Akhlak Bertamu dan Menerima Tamu

Bertamu dalam bahasa Arab disebut dengan "ata liziyati-istidafa-yastadifu". Menurut KBBI, bertamu diartikan datang berkunjung ke rumah seseorang teman atau kerabat untuk suatu tujuan atau maksud. Sedangkan secara istilah, bertamu adalah kegiatan mengunjungi rumah sahabat, kerabat, ataupun orang lain dengan tujuan untuk menjalin hubungan persaudaraan atau untuk suatu keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemaslahatan bersama.

Adapun menerima tamu, dalam bahasa Arab disebut kata atahu daiqun. Menurut KBBI, menerima tamu adalah kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara istilah, menerima tamu dengan berbagai cara penyambutan lazim dilakukan menurut adat dan agama, dengan maksud untuk menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan ridho Allah Swt.

Setiap Muslim wajib hukumnya untuk memuliakan tamu, tanpa memandang siapa orangnya dan apa tujuannya dalam bertamu.

Berdasarkan pengertian yang dimaksud, maka bertamu dilakukan terhadap orang yang sudah dikenal, baik sahabat maupun kerabat. Tujuan bertamu adalah untuk menjalin persahabatan atau persaudaraan. Sedangkan bertamu kepada orang yang belum kenal memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri atau maksud lain yang belum tentu dipahami oleh tuan rumah. Apabila dilihat dari intensitas bertamu, maka yang sering dilakukan adalah bertamu terhadap orang yang sudah dikenal.

Itulah penjelasan singkat mengenai pengertian akhlak bertamu, berhias dan bepergian dalam kacamata Islam. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam