Hukum & Hikmah Husnuzan Kepada Allah

Daftar Isi

Hukum & Hikmah Husnuzan Kepada Allah
Abusyuja.com – Husnuzan kepada Allah adalah salah satu pola pikir positif yang harus ditanamkan oleh setiap mukmin. Tingkatan husnuzan atau berbaik sangka kepada Allah sendiri terbagi menjadi dua, yaitu golongan khusus dan umum.

Prasangka yang baik adalah prasangkanya orang-orang yang beriman dan saleh, yang hanya berharap rida Allah belaka.

Husnuzan Golongan Khusus

Adapun yang termasuk dalam golongan khusus adalah para alim ulama, wali Allah, serta orang-orang yang taat dan dekat kepada Allah Swt.

Orang-orang khusus tersebut biasanya telah mengetahui betapa Allah telah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada mereka. Mereka telah merasakan kenikmatan dari sifat rahman dan rahimnya Allah Swt.

Orang-orang yang masuk kategori khusus tersebut biasanya menganggap bahwa segala peristiwa yang dialaminya adalah anugerah dari Allah, baik saat untung atau rugi, sakit atau sehat, dan senang atau sengsara.

Mereka juga tidak berkeluh kesah terhadap apa saja yang menimpanya, serta menerima dengan syukur dan penuh harapan kepada Allah, bahkan mengharap rida Allah atas kejadian dan peristiwa tersebut.

Husnuzan Golongan Umum

Sedangkan yang termasuk pada golongan umum adalah mereka yang berprasangka baik ketika menerima kenikmatan saja. Sedangkan ketika diberi cobaan, mereka akan tetap mengeluh dan berpikir negatif (suuzan) kepada Allah Swt.

Hukum Husnuzan Kepada Allah

Di luar lingkup husnuzan kepada manusia, husnuzan kepada Allah hukumnya wajib. Sedangkan husnuzan kepada manusia sifatnya opsional, tergantung kondisi yang menuntutnya untuk husnuzan kepada orang lain.

Baca juga: Ingin Bahagia dunia akhirat? Jangan Lupa Husnuzan!

Kenapa opsional? Karena tidak semua keadaan menuntut manusia untuk selalu husnuzan kepada manusia lain. Misal, ketika seseorang dikejar perampok yang membawa pisau atau senjata api, ia tidak boleh ber-husnuzan bahwa perampok tersebut tidak akan melukai atau menyakitinya. Dalam kasus tersebut, ancaman nyawa dan ber-husnuzan adalah dua hal yang sangat bertentangan.

Berbeda dengan husnuzan kepada Allah. Setiap manusia wajib ber-husnuzan kepada-Nya karena setiap apa yang diberikan oleh-Nya adalah ketetapan yang menyimpan hikmah.

Hikmah Husnuzan Kepada Allah

Allah telah memberikan manusia beragam kenikmatan, seperti hasil bumi, air, minyak, bintang ternak, udara segar, hidup dalam kedamaian, dan masih lain sebagainya.

Semuanya ini adalah bagian dari pemberian Allah yang langsung dirasakan kenikmatannya oleh manusia. Oleh karena itu, manusia patut berbaik sangka kepada Allah, apabila pada suatu waktu alam menjadi murka, seperti terjadi angin kencang yang merobohkan rumah dan menggelorakan laut, atau hujan lebat terus menerus, lalu terjadi banjir.

Gunung meletus yang membakar segalanya, kebakaran yang meratakan perumahan, dan masih banyak lagi. Semua peristiwa tersebut hendaklah dihadapi dengan husnuzan kepada Allah.

Karena peristiwa tersebut adalah akibat dari ulah manusia itu sendiri. Manusia tidak menjaga alam sekitarnya, tidak memelihara anugerah Allah, dan tidak memperhatikan gelagat alam dan kerusakan ekosistem yang ada di sekitarnya.

Dengan ber-husnuzan, seseorang akan terus terjaga keikhlasannya, sehingga hatinya akan selalu tenteram dan damai.

Selain itu, orang yang ber-husnuzan akan dijauhkan dari penyakit tercela, seperti sombong, dengki, iri, dan masih banyak lagi. Ia juga akan merasa tenang dalam segala kondisi, baik ketika mendapatkan kenikmatan maupun musibah.

Dan yang tak kalah penting, ber-husnuzan akan membuat seseorang selalu optimis, percaya diri terhadap cita-citanya, serta berpikir maju dalam segala hal.

Contoh-Contoh Husnuzan Kepada Allah

Ketika seseorang sakit, ia akan berprasangka bahwa mungkin inilah kesempatan terbaik baginya untuk melatih sabar, memperbanyak zikir, bertobat, merenungi kesalahan di kala sehat, dan mengingat Allah.

Ketika diberi rezeki sedikit, ia tetap bersyukur dan menerima apapun yang diberikan oleh Allah.

Ketika diberi musibah, ia akan mencari hikmah yang terkandung di dalamnya. Ia akan mencari pesan tersirat pada musibah tersebut. Atau mencari sisi lain yang dinilai positif untuk dirinya.

Itulah hikmah dan hukum husnuzan kepada Allah lengkap dengan contoh-contohnya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam