Mengambil Hikmah dari Perjuangan Nabi Muhammad SAW

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2021/10/mengambil-hikmah-dari-perjuangan-nabi-muhammad-saw.html
Abusyuja.com - Di dalam mempertahankan dan mengukuhkan komitmen moral keimanan kita di tengah kondisi zaman yang semakin fasad ini, marilah kita selalu meneladani dan terus belajar tentang perjuangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam mengemban amanah Allah Swt. untuk berjuang di jalan Allah demi kejayaan Islam dan seluruh umat muslim .

Ketika kita mendapatkan ujian dan tantangan yang berat sehingga hampir melumpuhkan semangat perjuangan kita, maka kita harus menengok kembali sejarah perjuangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk dijadikan cambuk semangat bagi kita.

Ketika kita ingat sejarah awal dakwah dan perjuangan Islam, maka kita akan mendapatkan kembali gambaran betapa berat dan susahnya tantangan dan ujian yang menghadang Rasulullah dan para sahabatnya, hal itu di antaranya dapat diketahui dari sikap kaum Quraisy yang sangat benci dan antipati kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam setelah sebelumnya beliau dijadikan figur kejujuran.

Bayangkan, bagaimana tertekan dan beratnya beban psikologis yang dirasakan beliau mengingat masyarakat yang sebelumnya sangat menghormati dan kagum terhadap kejujuran beliau tetapi tiba-tiba secara drastis berubah 180 drajat menjadi benci. Ada yang mengisolasi beliau, menghina, mencaci-maki, bahkan ada yang berusaha untuk menghabisi beliau. Dari sana dapatlah diketahui bahwa ajaran kebenaran tidak secara otomatis dapat diterapkan dan mudah untuk diterima oleh masyarakat.

Akan tetapi, kekejian dan perilaku kasar orang-orang Quraisy tersebut diterima oleh Rasulullah dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Beliau juga tidak membalas perlakuan keji mereka sedikit pun, bahkan tidak ada rasa dendam dalam benak beliau.

Bahkan ketika Malaikat Jibril merasa terusik atas perilaku mereka kepada beliau, ia menawarkan sebuah pembelaan radikal yakni akan menghancurkan kaum Quraisy yang terus-menerus menyakiti dan menghina beliau. Akan tetapi, Rasulullah menolak secara tegas dengan sangat Arif. Rasulullah menyatakan maklum karena kaumnya belum mengerti kandungan ajaran agama Islam yang dibawanya. Kearifan itulah yang ditunjukkan oleh beliau baik saat menghadapi teror fisik maupun mental, sampai pada ancaman pembunuhan sekalipun.

Dari gambaran di atas dapat kita ambil tiga pelajaran berharga:

Pertama, pada sikap bijak yang beliau tunjukkan meskipun beliau mengalami tekanan maupun ancaman yang amat berat, beliau tetap menunjukkan sikap bijaksana dan membalasnya dengan kesabaran. Dengan kata lain, sebagai sosok pribadi muslim, kita harus mampu menjernihkan batin dalam menghadapi tantangan dan ujian. Meskipun yang kita sampaikan adalah sesuatu yang benar, kita tidak boleh menyampaikannya secara emosional dan radikal, apalagi dalam kondisi masyarakat yang mengalami penurunan moral.

Kedua,  kita harus meneladani mengenai ketahanan mental ketika dihadapkan pada cobaan yang berat. Rasulullah selalu menunjukkan sikap tahan uji ketika mendapatkan ujian yang sangat berat sekalipun dalam mengemban amanah risalah, sehingga beliau termasuk kelompok para rasul yang menyandang gelar ulul azmi, yakni sebagai pribadi yang penuh sabar dan tahan ujian. Itu artinya, kita sebagai umat beliau harus mampu menunjukkan ketahanan mental terhadap segala cobaan.

Ketiga, kita harus teladani pribadi Rasulullah sebagai figur yang moralis. Sebagai Muslim, kita harus mampu menegaskan bahwa ajaran Islam adalah ajaran moral yang sangat tinggi. Kita harus bisa menjadi pribadi muslim yang memiliki moral yang mulia. Begitu juga dengan Rasulullah, dalam segala hal, beliau selalu mengedepankan nilai moral yang tinggi karena memang dari sinilah eksistensi sosial manusia sebagai makhluk yang paling mulia di antara makhluk-makhluk lain.

Marilah kita terus memperbaiki diri dengan meneladani akhlak Rasulullah dalam realitas kehidupan kita. Mari kita tingkatkan perhatian dan kepedulian kita terhadap bangsa ini, khususnya kepada diri kita masing-masing, pada anak-anak dan keluarga kita, serta lingkungan masyarakat kita. Jangan sampai identitas sebagai Muslim berubah menjadi buruk sehingga citra Islam di mata orang lain menjadi buruk pula.

Semoga Allah membantu kita, senantiasa melimpahkan rahmat dan Taufik kepada kita semua untuk mempertahankan citra Islam dengan meneladani keluhuran akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, amin.

Itulah beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari sikap Rasulullah Saw. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam