Pidato Singkat Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.

Daftar Isi

Pidato Singkat Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
Abusyuja.com - Nabi Muhammad merupakan utusan Allah terakhir yang membawa agama Islam sebagai agama yang sempurna kebenarannya yang membenarkan dan menyempurnakan agama-agama yang dibawa oleh para nabi utusan Allah sebelumnya, agar dijadikan pegangan bagi para hamba-hamba-Nya dalam perjalanan hidup menuju keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam merupakan utusan Allah terakhir yang mengemban amanah suci sebagai wujud nyata dari sifat Rahman dan Rahim Allah terhadap para hamba-Nya, bahkan menjadi penyempurnaan dari semua kenikmatan yang telah diberikan kepada seluruh penghuni alam.

Di bulan Rabiul Awal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad ini, marilah kita sambut dengan bahagia. Sebab, selain sebagai bulan kelahiran Rasulullah, terdapat sejarah lain yang juga perlu diperingati oleh umat Islam di bulan ini, di antaranya yaitu hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah, serta di hari itu pula, Rasulullah Saw. tutup usia untuk menghadap ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Pada dasarnya, tidak ada ayat Al-Qur’an maupun redaksi hadis yang secara jelas dan tegas memperingati atau melarang diadakannya peringatan terhadap hari-hari besar tersebut. Oleh karena itu, maka penyelenggaraan peringatan tersebut sifatnya sangat kultural dan hukumnya boleh, sebab tidak termasuk menyalahi aturan syariat yang ditetapkan oleh Islam.

Bertolak dengan pengertian tentang penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi di atas, maka muatan atau bentuk penyelenggaraan yang dapat mengubah dan mempengaruhi hukum asalnya. Adapun bentuk penyelenggaraan maulid Nabi yang disukai dan biasa diselenggarakan oleh para ulama dahulu adalah sebagaimana yang disebutkan dalam kitab At-Tanbihatul Wajibat karya seorang ulama besar Kyai Haji Hasyim Asy'ari Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Di dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa bentuk peringatan Maulid Nabi berupa perkumpulan banyak manusia yang di situ dibaca ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang mengisahkan tentang peristiwa dan kelebihan-kelebihan Rasulullah semasa dalam kandungan, saat kelahiran beliau, atau pasca kelahiran beliau.

Di dalam kitab tersebut juga dijelaskan mengenai beberapa budi pekerti dan akhlak yang mulia. Kemudian setelah acara Maulid selesai, dibagikanlah kepada orang-orang sedekah makanan sebagai jamuan. Adakalanya dalam peringatan itu disertai memukul rebana namun tetap dalam konteks seni yang bernuansa Islam, bukan sebagai ibadah baru yang tidak pernah diajarkan Nabi.

Ada juga salah satu contoh peringatan maulid Nabi yang dilakukan oleh Syekh Umar bin Muhammad Al-Mulla, salah seorang saleh ternama di kota Irbil, dan banyak diikuti oleh masyarakat sekitarnya. Beliau merayakan Maulid dengan bersedekah, bakti sosial, berbuat kebajikan, dan melahirkan rasa suka dan gembira atas kelahiran beliau.

Bentuk peringatan semacam ini menunjukkan rasa kecintaan dan pemuliaan terhadap Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, serta ungkapan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas nikmat dan anugerah-Nya yang besar berupa datangnya utusan pembawa hidayah kebenaran serta kasih sayang untuk seluruh makhluk alam.

Begitu juga sebaliknya, memperingati Maulid Nabi Muhammad dengan disertai perilaku kemaksiatan dan kemungkaran merupakan sebuah kenifakan yang sangat kontradiktif dengan tujuan asalnya. Hal itu sama dengan menempatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan isinya. Secara lahiriah, mereka mengingat kelahiran Nabi dengan rasa cinta dan mengagungkan beliau, namun isinya berbentuk perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh beliau.

Karena penghinaan tidak hanya berbentuk ucapan yang menyakitkan, namun juga bisa berbentuk perbuatan yang tidak sesuai atau berlawanan dengan ajaran Islam yang dibawa beliau. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan melaknat mereka dan mengancam mereka dengan siksaan yang menghinakan.

Apabila kita benar-benar mengaku sebagai umat Nabi Muhammad, maka sudah sepantasnya kita taat dan tunduk akan syariat dan ajaran yang dibawanya. Dan di kesempatan mulia di bulan suci ini, hendaklah kita niatkan sebagai bukti syukur atas anugerah Allah yang telah menunjukkan jalan keselamatan melalui utusan-Nya,  serta hendaklah kita niatkan sebagai penghormatan dan kecintaan kepada beliau dengan cara memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan tujuan agar lebih banyak lagi memberi suri teladan dan kisah perjuangan beliau untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar mendapatkan syafaatnya kelak, amin.

Marilah kita jadikan bulan kelahiran Nabi Muhammad ini sebagai titik tolak peningkatan aktivitas kesalehan dan pengabdian yang benar kepada Allah. Dengan cara Inilah kita akan memperoleh janji Allah yang berupa kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat dan terhindar dari ancaman siksa.

Demikian pidato singkat tentang memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam