Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab dan Gaya Kepemimpinannya

Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab dan Gaya Kepemimpinannya
Abusyuja.com – Umar bin Khattab berasal dari Banu Adi, salah satu kabilah dari suku Quraisy. Di dalam sejarah, tidak ada yang tahu pasti mengenai kapan beliau dilahirkan. Beliau dibesarkan sebagaimana anak-anak pada umumnya.

Ketika memasuki remaja, Umar bin Khattab muda bekerja menggembalakan unta milik ayahnya sendiri, Khattab bin Nufail, di pinggiran Makkah.

Beliau juga memiliki hobi bergulat. Beliau juga ahli dalam menunggangi kuda. Secara fisik, tubuh Umar bin Khattab cukup kekar, kulitnya putih kemerah-merahan, dan kumisnya lebat.

Seperti pemuda pada masa jahiliah umumnya, Umar sangat akrab dengan minuman keras dan perempuan. Beliau juga sangat gigih dalam membela agama nenek moyangnya.

Beliau adalah sosok pemberani yang tidak membiarkan siapapun mengusik agama nenek moyangnya. Maka dari itulah, ketika Rasulullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Umar adalah sosok yang paling lantang melawan ajaran tersebut.

Beliau adalah orang yang paling getol memusuhi Rasulullah beserta para pengikutnya. Saking tegas dan bencinya beliau dengan kaum muslim, Umar adalah salah satu sosok yang paling ditakuti pada masa itu.

Pada awal dakwah Islam di Makkah, Umar bin Khattab dan Abul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal) adalah dua tokoh yang paling ditakuti kaum muslim karena kekejaman dan permusuhannya terhadap Islam.

Pernah pada suatu ketika Umar bin Khattab menghajar salah seorang budak perempuan karena budak tersebut memeluk agama Islam. Ia menghajar habis-habisan budak tersebut sampai tidak terhitung jumlah pukulannya.

Singkat cerita, budak tersebut akhirnya dibeli oleh Abu Bakar Sidiq kemudian dimerdekakan atau dibebaskan.

Saking berbahayanya kedua orang tersebut (Umar dan Abu Jaha), sampai-sampai Rasulullah Saw. pernah berdoa kepada Allah agar salah satu dari mereka mau masuk Islam.

Ya Allah, perkuatlah Islam dengan Abu Hakam bin Hisyam dan Umar bin Khattab,” demikian doa Nabi Saw.

Akhirnya doa Nabi terkabul dengan masuknya Umar bin Khattab ke dalam agama Islam. Keislaman Umar bin Khattab terbukti membawa kemakmuran dan kemajuan bagi Islam.

Setelah masuknya beliau menjadi Islam, umat Islam mulai berani melakukan ibadah secara terang-terangan, seperti salat dan tawaf misalnya.

Umar juga sama sekali tidak gentar menghadapi pamannya sendiri, Abu Jahal, orang yang pada saat itu benar-benar membenci Islam. Bahkan Umar sendiri menghampirinya dan berkata secara terang-terangan bahwa ia telah masuk Islam.

Karena ketegasannya tersebut, ia dijuluki “al-Faruq”, yang artinya pemisah antara baik dan buruk.

Karena sifatnya yang tegas, tak jarang beliau berdebat dengan Rasulullah Saw., seperti dalam perjanjian Hudaibiyyah misalnya. Umar merasa bahwa perjanjian itu cenderung merugikan kaum muslim.

Namun di balik badannya yang kekar dan kuat serta wataknya yang keras dan tegas, Umar ternyata memiliki sifat lembut dan perasa (peka). Hatinya mudah tersentuh sampai menangis terharu.

Maka tak jarang para sahabat kerap kali melihat beliau menangis sehabis salat karena teringat dosa-dosanya pada masa jahiliah.

Sifat tegas dan lemah lembut tersebut tidak pernah berubah meski dirinya diangkat menjadi khalifah Islam menggantikan khalifah pertama, Abu Bakar Sidiq, yang memberikan wasiat mengenai rekomendasi Umar sebagai penggantinya sebelum akhirnya beliau wafat pada 8 Jumadil Akhir tahun ke-13.

Berkat ketegasannya beliau pula, Umat Islam mengalami kemajuan dalam bidang perluasan wilayah. Beliau juga memiliki segudang prestasi ketika menjabat khalifah, di antaranya yaitu membuat dan menetapkan kalender Hijriah, mengatur sistem administrasi keuangan pemerintahan, dan masih banyak lagi.