Doa Sakaratul Maut : Arab, Terjemah, Latin dan Sunnahnya

Daftar Isi

http://www.abusyuja.com/2020/06/doa-sakaratul-maut-arab-terjemah-dan-sunnah-sunnahnya.html
Abusyuja.com_Pada kesempatan kali ini kami ingin menjelaskan mengenai doa apabila sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup serta beberapa kesunnahan ketika ingin menghadapi sakaratul maut.

Terkhusus bagi mereka yang punya penyakit keras seperti tumor, kanker dan sejenisnya. Mungkin ada beberapa dari mereka yang telah dinyatakan “berumur pendek”, atau divonis “sudah tidak ada harapan”. Pada saat itulah, seseorang akan benar-benar putus harapan atas hidupnya. Lalu bagaimana pengambilan sikap yang benar pada saat sakaratul maut? Berikut penjelasannya.

Dari Siti ‘Aisyah ra., beliau menceritakan:

“Aku melihat Rasulullah Saw. ketika menjelang kewafatannya, sedangkan di hadapan beliau terdapat sebuah wadah berisikan air. Beliau memasukkan tangannya ke dalam wadah itu , kemudian mengusap wajahnya dengan air lalu berdoa, “Ya Allah, tolonglah daku dalam menghadapi rasa sakit kematian dan sakaratul maut.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Berikut doanya:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي على غمرَاتِ الموْتِ وَسَكَراتِ المَوْتِ

Latin: Allahumma a-‘innii ‘alaa ghamaraatil mauti wa sakaraatil mauti.

Artinya: “Ya Allah, tolonglah daku dalam menghadapi rasa sakit kematian dan sakaratul maut.”

Dari Siti Aisyah ra., Beliau menceritakan:

" Aku pernah mendengar Nabi Saw. berdoa seraya menyandarkan (kepalanya) kepadaku, " Ya Allah, ampunilah daku, rahmatilah daku, dan himpunlah daku dalam rifqul a'la." (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut doanya: 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الأَعْلَى

Latin: Allahummaghfirlii warhamnii wa alhiqnii birrafiiqil a’laa.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah daku, rahmatilah daku, dan himpunlah daku dalam rifqul a'la."

Sunnah-sunnah ketika ajal akan datang


1. Memperbanyak baca Al-Qur’an

Orang yang sakit disunnahkan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan dzikir-dzikir. Dimakruhkan baginya bersikap menyesal, berakhlak buruk, mencaci maki, bertengkar dan berdebat tentang masalah selain yang menyangkut perkara agama.

2. Bertekan mengakhiri umur dengan kebaikan

Disunnahkan pula bersyukur kepada Allah Swt. dengan hati dan lisannya serta memantapkan hati bahwa saat itu merupakan saat terakhir baginya di dunia ini, sehingga tergeraklah dirinya untuk berusaha keras agar mengakhirinya dengan kebaikan.

3. Selesaikan hak-hak orang lain

Segeralah menunaikan hak-hak orang lain, seperti hutang, titipan, pinjaman dan meminta maaflah kepada sanak keluarga. Selain itu, minta maaflah kepada tetangga, pembantu, teman-teman serta memutuskan hubungan (kontrak) dengan pihak manapun atau perusahaan apapun.

4. Jika tidak mampu, berwasiatlah

Disunnahkan berwasiat atas harta-waris terhadap anak-anak apabila tidak memiliki kakek yang layak dijadikan sebagai wali mereka.

Hendaklah berwasiat mengenai hal-hal yang tidak mungkin dapat dikerjakan pada saat itu, seperti membayar sebagian utang dan lain sebagainya.

5. Mintalah dibacakan hadis-hadis tentang motivasi

Disunnahkan membiasakan diri membaca Al-Qur’an yang mengandung makna harapan dengan suara lembut, atau dibacakan oleh orang lain dan ia mendengarkannya. Dan minta pula dibacakan hadis-hadis yang mengandung makna Harapan, kisah orang-orang sholeh dan sepak terjang mereka ketika menghadapi kematian.

6. Sabar

Bersabarlah sembari menanggung masyaqqat (kesulitan). Dan berhati-hatilah agar tidak meremehkan hal tersebut. Sesungguhnya hal yang paling buruk ialah “Bila seseorang di akhir hayatnya lalai  terhadap apapun yang diwajibkan atas dirinya atau lalai terhadap apa yang disunahkan baginya.”

7. Buat janji agar mereka tidak menangis saat ajal menjemput

Disunnahkan pula berwasiat kepada keluarga dan teman-teman agar bersabar terhadap dirinya yang sedang sakit. Dan menahan apa yang dilakukannya. Selain itu hendaklah ia berwasiat untuk bersabar atas musibah yang menimpa mereka. Dalam wasiatnya Hendaklah ia tekankan agar jangan ada yang menangis, sebab Rasulullah bersabda bahwa “ Jenazah diazab karena tangisan keluarga terhadapnya.”

8. Buat janji agar mereka tidak melakukan tradisi bid’ah

Disunnahkan (muakad) agar berwasiat kepada mereka untuk menjauhi apa yang biasa dilakukan oleh tradisi berupa perbuatan bid'ah dalam masalah jenazah. Sebaiknya hal tersebut dikukuhkan dengan perjanjian. Dan yang terakhir, berwasiatlah kepada keluarga agar selalu mendoakan ketika ia sudah tidak ada.

9. Bicaralah kepada keluarga dan teman-teman

Orang yang sedang sakit parah disunnahkan mengucapkan kepada sanak keluarga dan teman-temannya: “Apabila kalian melihat kealpaan (kelalaian) pada diriku dalam suatu hal, Ingatkan diriku dan tegurlah dengan tutur kata yang lemah lembut. Tunaikanlah nasehat kalian terhadap diriku, karena sesungguhnya aku terancam oleh kelalaian dan kemalasan. Apabila aku lemah, berilah aku semangat dan bantulah aku dalam persiapan menghadapi perjalanan yang amat panjang ini.”

10. Memperbanyak membaca talqin

Apabila seseorang menghadapi Naza’ (wafat), hendaklah memperbanyak mengucapkan (لا إله إلاّ الله) Lailahaillallah, agar kalimat ini merupakan akhir dari kalimat yang keluar dari mulutnya. 

Dalam kitab Sunan Abu Daud, melalui Mu’adz ibnu Jabal ra. yang menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda: “Barangsiapa akhir kalimatnya adalah (لا إله إلاّ الله) Lailahaillallah, niscaya dia masuk surga.”

Jika orang yang sakit tidak mampu mengucapkan kalimat (لا إله إلاّ الله) Lailahaillallah, hendaklah ditalqinkan oleh orang yang menghadirinya. Minta orang lain untuk mentalqin dengan lemah lembut karena dikhawatirkan akan mengganggunya.

Itulah pembahasan mengenai doa apabila tidak ada harapan lagi untuk hidup sesuai Sunnah Nabi lengkap dengan beberapa kesunnahan apabila menghadapi sakaratul maut. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam