Bacaan Dzikir Doa Setelah Shalat 5 Waktu Lengkap

Daftar Isi
Abusyuja.com_Shalat fardhu lima waktu merupakan kewajiban mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang berakal, yang baligh, serta telah mumayyiz, yaitu sudah bisa membedakan antara mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak ada kemurahan atau rukhsah dalam salat meskipun seseorang itu sedang sakit. Selagi ia masih bernafas, ia tetap diwajibkan mengerjakan sesuai dengan kemampuannya.

Ketika seseorang tidak mampu shalat dengan berdiri, maka Islam telah memberikan keringanan untuk memperbolehkannya shalat sembari duduk. Apabila ia tidak mampu duduk, ia diperbolehkan untuk shalat dengan keadaan tidur miring. Dan apabila ia tidak mampu untuk tidur miring, maka ia diperbolehkan melaksanakan shalat dengan posisi tidur terlentang. Dan apabila ia tidak mampu lagi tidur terlentang, ia boleh sholat dengan menggunakan hati sembari mengisyaratkan gerakannya lewat kedipan mata.

Rukhsah-rukhsah di atas menunjukkan bahwa salat memang merupakan ibadah yang hukumnya wajib mutlak. Maksudnya adalah ia tidak boleh ditinggalkan walaupun dalam keadaan apapun. Dan apabila memang benar-benar terdapat uzur yang menjadi sebab ia meninggalkan shalat, maka wajib baginya mengganti atau mengqadha atau mengganti shalat tersebut.

Oleh sebab itu, hendaknya kita sebagai orang tua harus tahu kewajiban dalam mengajar anak-anaknya mengenai ibadah salat sedari kecil. Sebab, apabila anak tidak terbiasa salat sedari kecil, kelak dewasa ia akan terbiasa pula tidak melaksanakan salat. Alhasil orang tua akan ikut menanggung dosa anak tersebut.

Sedangkan jika mengenai wirid atau dzikir setelah shalat, tentu hal ini merupakan aktivitas yang disunnahkan atau dianjurkan, bahkan dari kalangan para ulama yang memiliki dasar kuat dari sunnah Nabi tidak pernah meninggalkan wirid setelah shalat. Sebab, wirid setelah shalat merupakan sunnah yang benar-benar memiliki manfaat yang luar biasa hingga  para ulama terdahulu selalu mengerjakannya. Tidak hanya di Indonesia, umat Islam di seluruh dunia pun juga melakukannya.

Majelis atau perkumpulan dalam satu tempat dengan diiringi bacaan-bacaan dzikir hukumnya adalah sunnah. Bahkan ia menjadi cara terbaik untuk mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Tidak bisa kita pungkiri, salah satu momen sakral untuk mengamalkan dzikir wirid adalah sehabis shalat jamaah. Setelah shalat jamaah, tidak sepantasnya kita sebagai umat muslim langsung pergi begitu saja tanpa berdoa apalagi berdzikir kepada Allah. Padahal kita tahu, waktu yang paling mustajab untuk melakukan doa adalah setelah salat fardhu. Apabila kita berdoa dan wirid setelah salat, itu merupakan hal yang istimewa dan sangat dianjurkan.

Bacaan Dzikir Setelah Sesudah Sholat Fardhu


(3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilaih. (Dibaca 3x)

Artinya, “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan Selain Dia yang Maha Hiduo lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku, wa lahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya, “Tidak ada tuhan kecuali Allah itu sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya-lah kerajaan, dan bagi-Nya-lah segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa ata segala sesuatu.”

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, waminkas salaam, wa ilaika ya’uudus salaam,  fahayyinaa rabbanaa bissalaam, wa adkhilnal hannata daaras salaam, tabaarak ta rabbanaa wata’aa laita yaa dzaljalaali wal ikraam.”

Artinya, “ Ya Allah, Engkaulah (pemilik) kedamaian, dan Engkaulah kedamaian, dan kepada Engkaulah kedamaian kembali. Oleh karena itu, hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dengan penuh kedamaian. Masukkanlah kami dalam surga, tempat kedamaian. Engkau, ya Tuhan kami, Maha Suci dan Tinggi, Wahai Dzat yang Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan.”

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A’uddzu billahi minasy syaithaanir rajiim
Artinya : Ak berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahir rahmaanir rahiim
Artinya : Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَآلِّيْنَ. آمِيْنَ

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, arrahmaanir rahiim, maaliki yaumiddiin, iyyakana’ buduwa iyyakanas ta’iin, ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathalladziina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaaalliin, aamiin.

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya. Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

وَإِلهُكُمْ إِلهٌ وَاحِدٌ لآ إِلهَ إِلَّا هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. اَللهُ لآاِلهَ اِلاَّ هُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ , لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ ,مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه , يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ , وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ , وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ,وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Wailaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta’ khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fissamaawaati wal ardh, man dzalladzii yasyfa’u ‘inndahuu illa bi idznih, ya’lamumaa baina aidiihim wamaa khalfahum, walaa yuhiithuuna bisyai-im min ‘ilmihii illaa bimaa syaaa’, wa si’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, walaa ya-uduhuu hifzhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adzhiim.”

Artinya, “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

إِلَهَنَا رَبَّنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا سُبْحَانَ اللهِ
سُبْحَانَ اللهِ

Ilahanaa rabbanaa anta maulaanaa subhaanallah
Sub’hanallah (Dibaca 33x)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا اَلْحَمْدُ ِللهِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ

Subhanallahi wabihamdillahi daa-iman abadan alhamdulillah
Alhamdulillah (Dibaca 33x)

اْلحَمْدُ ِللهِ عَلىَ كُلِّ حَالٍ وَفِي كُلِّ حَالٍ وَبِنِعْمَةِ يَا كَرِيْمُ
اللهُ أَكْبَرُ

Alhamdulillahi ‘alaa kulli haalin wafii kulli haalin wabini’mati yaa kariim
Allahu akbar (Dibaca 33x)

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

Allahu akbar kabiiraw walhamdulillahi katsiiraw wasubhaanallahi bukrataw wa-ashiila, laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, laa haula walaa quwwata ilaa billah.

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ

Afdhaludz dzikri fa’lam annahu

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

La Ilaha Illallah (Dibaca 33x)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ اْلآمِنِيْنَ

Laa ilaaha illallahu muhammadur rasuulullahi shallallahu ‘alaihi wasallam, kalimatu haqqin ‘alaihaa nahyaa, wa’alaihaa namuutu wabihaa nub’atsu insyaa allahu minal aamiin.

Doa Setelah Sesudah Sholat Fardhu


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillahir rahmaanir rahiim, alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

Hamdan yuwaafii ni’mahuu wayukaafi-u maziidah, yaa rabbanaa lakalhamdul walakays syukru kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa’adziimi suthaanik.

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad, wa’alaa aali sayyidinaa muhammad, shalaatan tunnjiinaa bihaa min jamii’il ahwaali wal aafaat, wataqdhilanaa bihaa jamii’al haajaat, wa tuthah hirunaa bihaa jamii’is sayyi-aat, wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad darajaat, watuballighunaa bihaa aqshal ghaayaat, min jamii’il khairaati filhayaati wa ba’dal mamaat, innahuu samii’un qariibu mujiibu da’waat, wa yaa qaadhiyal haajaat.

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.

Allahumma innaa nas-aluka salaamatan fiddiini waddunyaa wal aakhirah, wa ‘aafiyatan filjasadi, wasihhatan fil badani, wa zhiyaadatan fil ‘ilmi, wa barakatan fir rizhqi, wa taubatan qablal mauut, wa rahmatan ‘indal mauut, wa maghfiratan ba’dal mauut, Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaratil mauti wannajaata minan naari wal ‘afwa ‘inndal hisaab.

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

Allahumma inaa na’uudzubika minal ‘ajzi wal kasali wal bukhli wal harami wa’adzaabil qabri.

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا.

Allahumma innaa na’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’u wa min qalbin laa yakhsya’u wa min da’watin laa yustajaabu lahaa.

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ

Rabbanaa ighfirlanaa dzunuubanaa waliwaa lidiinaa walimasyaa yikhinaa walimu’al limiinaa waliman lahuu haqqun ‘alainaa waliman ahabba wa ahsana ilainaa walikaffatil muslimiina ajma’iin.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbanaa taqabbal minna innaka anntas samii’ul ‘aliim, wa tub’alainaa innaka anntat tawwaburrahiim.

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar.

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Washallallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihii wasallim, wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin.

Setelah selesai membaca doa di atas, kita disunnahkan membaca doa sesuai hajat masing-masing, atau berdoa dengan dipimpin oleh Imam, kemudian diamini oleh seluruh jamaah atau makmum.

Mungkin cukup sekian dari kami, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam