Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

11 Macam Jual Beli yang Diharamkan Dalam Islam

https://www.abusyuja.com/2020/08/11-macam-jual-beli-diharamkan-dalam-islam.html
Macam-macam jual beli yang diharamkan dalam Islam-Nabi Saw. pernah bersabda, “Allah mengasihi orang-orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan membeli serta di dalam menagih haknya.”

Konsep jual beli yang paling baik ada menemukan titik kemaslahatan antara keduanya. Maksudnya, dalam mencapai sebuah mufakat, harus dapat diukur dari kadar kemaslahatan yang didapat dari kedua belah pihak, baik pihak penjual maupun pihak pembeli.

Untuk hak si penjual, ia boleh menawarkan harga yang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, selagi itu tidak memberatkan, maka boleh baginya menetapkan harga untuk kemaslahatan dirinya dan kepuasan dari orang yang membeli darinya.

Tetapi pada kesempatan kali ini, kami tidak ingin membahas panjang lebar soal topik ini, yang akan kami bahas adalah macam-macam jual beli yang diharamkan dalam Islam. Dan jenis-jenis jual beli ini tidak boleh diterapkan dalam kehidupan karena memiliki madharat yang cukup berbahaya bagi keduanya.

1. Jual beli Hashah

Hashah artinya adalah batu kecil. Orang-orang jahiliah dulu melakukan jual beli menggunakan sistem ini. Dimana mereka menjual tanah yang tidak jelas berapa ukurannya. Mereka menetapkan luas tanah lewat lemparan batu kecil. Ketika batu itu dilempar, maka tempat akhir batu tersebutlah yang akan menjadi luas tanah yang kemudian dijual.

Intinya, jual beli ini mengandalkan kemampuan seseorang, spekulasi seseorang yang tidak dapat ditebak hasilnya. Maka, jual seperti ini termasuk salah satu jual beli gharar atau jual beli yang diharamkan dalam Islam.

2. Jual beli tebakan selam

Dharbatul ghawwash, atau jual beli tebak selam merupakan salah satu jual beli yang tidak dibenarkan dalam Islam. Cara jual belinya yaitu, si pembeli memberikan sejumlah uang kepada penyelam (penjual) lewat perjanjian akad, yang mana, apapun yang ditemukan oleh si penyelam akan menjadi milik pembeli. Jadi, terkadang si penyelam tidak menemukan apapun, tetapi ada juga yang mendapatkan barang antik yang harganya bisa berpuluh-puluh kali lipat dari uang yang dibayarkan oleh pembeli.

3. Jual beli nitaj

Jual beli nitaj adalah menjual sesuatu yang masih berada di binatang ternak, seperti susu, daging, dan lain sebagainya. Contoh: Pak Fulan berkata kepada penjual, “Saya ingin membeli susu dari (kantong susu) 5 ekor sapi perah bapak.”

Praktek jual beli seperti ini tidaklah dibenarkan dalam Islam. Sebab, sudah dipastikan ada salah satu pihak yang dirugikan dan termasuk pula dalam jenis jual beli gharar.

4. Jual beli mulamasah

Jual beli jenis ini cenderung agak memaksa, yaitu jual beli yang mengharuskan adanya akad transaksi apabila barang tersebut disentuh. Apapun yang ia sentuh, baik baju, barang atau yang lainnya, maka ia diharuskan membelinya, dan pemilik barang tersebut diharuskan menjual barang miliknya, tanpa harus diketahui keadaannya atau keridhaan keduanya.

5. Jual beli munabazah

Yaitu jual beli yang mana masing-masing pihak menawarkan barangnya kepada temannya dan masing-masing dari mereka tidak melihat barang temannya. Jual beli seperti ini haram hukumnya karena terdapat unsur gharar atau ketidakjelasan pada benda yang dijual.

6. Jual beli muhaqalah

Yaitu jual beli tanaman dengan takaran makanan yang berlaku di daerahnya. Misal, menjual biji gandum satu bahu yang masih di sawah dengan harga 5 karung beras padi. Intinya, jual beli ini adalah membeli tanaman dengan tanaman lain. Jual beli jenis ini diharamkan dalam Islam karena termasuk jual beli gharar.

7. Jual beli muzabanah

Yaitu menjual sesuatu yang masih ada di pohonnya dengan sesuatu yang sama tetapi sudah dipanen. Contoh: membeli kurma yang masih ada di pohonnya dengan kurma yang lain (yang sudah dipanen)

8. Jual beli mukhadharah

Yaitu jual beli tanaman yang masih mentah, masih muda, belum siap masak dan belum siap untuk dipanen. Contoh: jual beli buah mangga yang masih hijau (masih mentah), jual beli padi yang masih hijau (mentah) dan lain sebagainya.

9. Jual beli bulu yang masih ada di hewan

Contoh: Jual beli bulu domba di tubuh domba yang masih hidup sebelum dipotong. Jual beli kulit sapi yang masih di tubuh sebelum dipotong dan lain sebagainya.

10. Jual beli kantung susu

Maksudnya adalah jual beli susu yang masih berada di kantung susu hewannya.

11. Jual beli habalul habalah

Yaitu jual beli anak yang masih di dalam perutnya. Contoh: jual beli anak sapi yang masih ada di perut induknya, jual beli anak kambing yang masih ada di perut, anak kuda dan lain sebagainya.

Demikian pembahasan mengenai 11 macam jual beli yang diharamkan dalam Islam. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam