11 Cara Mendapatkan Kebahagiaan dalam Islam
Pada kesempatan kali ini, kami ingin memberikan 11 tanda-tanda kapan anda akan mendapatkan kebahagiaan. Serta tanda-tanda kapan ia akan menemukan kebahagiaan yang hakiki dalam Islam.
1. Berhati-hati terhadap masalah dunia
Orang yang selalu berhati-hati dalam masalah dunia, maksudnya adalah ia selalu wira'i, atau menghindari perkara yang syubhat (tidak memiliki kepastian halal haramnya). Contoh: Pak Fulan memakan beberapa gorengan di warung, tetapi ia lupa sudah berapa banyak gorengan yang dilahap, ia bingung apakah 4 gorengan atau 5 gorengan. Akhirnya pak Fulan membayar sebanyak 6 gorengan. Ia menganggap bahwa berhati-hati dalam masalah makanan adalah perkara wajib. Toh, kalau ternyata yang ia makan cuma 5, ia akan mendapatkan ganjaran sedekah. Tetapi beda kalau ia memakan 5, lalu bayarnya 4, itu malah akan jadi persoalan lain.
2. Lebih berminat untuk beribadah dan membaca Al-Qur'an
Yang kedua adalah memiliki kecenderungan dalam ibadah. Ia lebih menyukai ibadah daripada urusan duniawi. Maksudnya, ia tetap menyukai urusan duniawi untuk memenuhi kemaslahatan hidupnya, tetapi ia jauh lebih menyukai apabila waktu-waktu ibadah telah tiba, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya.
3. Menjaga shalat lima waktu
Orang yang dapat menjaga shalatnya merupakan tanda-tanda ia akan mendapatkan kebahagiaan. Sesibuk apapun urusannya, ia tetap mampu menyempatkan diri untuk shalat lima waktu.
4. Sangat berhati-hati terhadap barang haram
Orang yang dapat menjaga perutnya dari barang haram, kelak ia akan dikaruniai anak yang soleh dan berbakti. Orang tua yang dapat menjaga makanannya, makanan anak-anaknya, niscaya keberkahan akan menyelimutinya. Sebab, halal adalah berkah. Dan berkah pasti bertambah. Sekali saja barang haram masuk ke perut hingga menjadi darah daging, niscaya kelak daging tersebut akan jadi api.
5. Sedikit bicara dalam hal yang tidak perlu
Berbicaralah seperlunya saja. Berbicara berlebihan dapat memunculkan potensi negatif. Bisa saja ada satu atau ada dua kalimat yang dapat menyinggung perasaan orang lain, atau bahkan menyakiti hati orang. Maka, berbicaralah seperlunya saja, jangan membicarakan hal-hal yang tidak perlu.
6. Bergaul dengan orang-orang baik
Ketika anda ingin kebahagiaan yang baik, maka berkumpullah dengan orang-orang baik. Ketika anda ingin kebahagiaan yang tercela, maka berkumpullah dengan orang-orang tercela. Orang-orang yang bergaul dengan orang tercela, ia akan terseret pula ke dalam perilaku tercela. Dan sebaliknya, apabila ia bergaul dengan orang baik atau orang-orang sholeh, niscaya terseret pula kebaikan ke arah dirinya.
7. Rendah hati dan tidak sombong
Rendah hati dan tidak sombong adalah salah satu kunci kebahagiaan. Merendahkan hati bukan berarti akan merendahkan harga dirinya. Justru malah sebaliknya, rendah hati malah akan mengangkat derajatnya di mata orang lain.
8. Pemurah dan suka memberi
Memberi atau bersedekah tidak akan mengurangi harta kita. Justru dengan bersedekah harta kita jadi berkah. Lalu jadilah pemurah. Respon cacian dan makian musuh kita dengan senyuman. Terima apapun yang mereka katakan sembari memaafkan. Sebab, membalas mereka dengan kebencian juga tidak akan mendatangkan kebahagiaan.
9. Penyayang dan belas-kasih
Berbelas-kasih dengan sesama makhluk juga merupakan kunci dari kebahagiaan. Latihlah diri kita untuk membiasakan diri untuk bersimpati dan empati terhadap semua makhluk. Bukan kepada manusia saja, tetapi untuk seluruh makhluk Allah termasuk hewan.
10. Bermanfaat kepada sesama makhluk
Kunci dari kebahagiaan berikutnya adalah memberikan manfaat kepada orang lain. Berilah manfaat sebanyak-banyaknya kepada seluruh makhluk, niscaya kepuasan batin akan menyelimuti hati kita, dan kebahagiaan akan mendekati kita. Wallahu A'lam.
11. Ingat mati
Dengan mengingat mati, kita akan membangun mindset bahwa kehidupan yang kekal bukanlah di dunia, tetapi di akhirat. Apapun yang kita kerjakan, kekayaan berapapun yang kita dapat, rumah akhir kita tetaplah di liang kubur yang besarnya cuma 2,50 x 1,50 m.
Mengingat mati bukan berarti menakut-nakuti diri. Tetapi untuk bahan motivasi diri bahwa "apa yang harus saya selesaikan sebelum mati menghampiri?"