Surat Al-Maidah: Pokok Kandungan, Keutamaan dan Khasiat

Daftar Isi
Al-Maidah secara bahasa adalah "hidangan". Surat ini terdiri dari 120 ayat yang termasuk salah satu surat golongan Madaniyyah (diturunkan di madinah), meski ada ayat yang diturunkan di Mekkah, namun ia turun setelah Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, yakni ketika beliau melaksanakan ibadah haji wadak. Adapun mengapa dinamakan Al-Maidah adalah karena memuat kisah para pengikut setia Nabi Isa as. yang meminta kepadanya agar Allah menurunkan hidangan makanan (Al-Maidah) dari langit.
https://www.abusyuja.com/2020/08/surat-al-maidah-pokok-kandungan.html
Surat Al-Maidah juga disebut sebagai surat Al-'Uqud, yakni "perjanjian", yang diambil dari ayat pertama, di mana Allah memerintahkan agar hambanya-hamba-Nya memenuhi janji setiap mereka kepada-Nya, dan perjanjian yang mereka buat semuanya.

Surat Al-Maidah juga disebut sebagai surat Al-Munqidz yang artinya "menyelamatkan", karena akhir surat ini memiliki cerita tentang Nabi Isa yang menjadi penyelamat para pengikutnya yang setia dari azab Allah Swt.

Pokok Kandungan Surat Al-Maidah

Diantara pokok kandungan surat Al-Maidah adalah bantahan terhadap orang-orang yang menjadikan Nabi Isa sebagai tuhan, keharusan atau kewajiban memenuhi perjanjian, makanan yang dihalalkan dan diharamkan, hukum menikahi wanita ahli kitab, wudhu, tayamum, mandi, hukum membunuh orang, hukum qishash, hukum khamr (sesuatu yang memabukkan), berjudi, berkorban untuk berhala, dan hukum membunuh binatang di waktu ihram.

Di dalam surat Al-Maidah juga dijelaskan tentang kisah Nabi Musa yang membenci perintah kepada kaumnya untuk memasuki Palestina, kisah Habil dan Qabil, kisah-kisah tentang Nabi Isa as., lalu juga memuat tentang penyempurnaan agama Islam zaman Nabi Muhammad, kewajiban berlaku jujur dan adil, kutukan Allah terhadap orang-orang Yahudi, peringatan Allah agar meninggalkan kebiasaan orang-orang Arab Jahiliah, dan masih banyak lagi.

Keutamaan dan Khasiat Surat Al-Maidah

Adapun diantara fadhilah atau keutamaan surat Al-Maidah yaitu:
Termasuk tujuh surat pertama yang penghafalnya adalah orang yang alim dan bertakwa (keterangan lihat keutamaan surat Al-baqarah)
  • Termasuk As-SAb’uth Thiwal pengganti Taurat
  • Termasuk Al-Matsani Ath-Thiwal untuk Rasulullah, sebagai pengimbang Lauh Nabi Musa as.
  • Wasilah doa memurnikan iman dan menghindarkan diri dari sifat syirik. Abu Ja’far berkata, “Barangsiapa membaca surat Al-Maidah di setiap hari Kamis, maka imannya tidak akan terkena kezaliman dan tidak akan berlaku Syirik kepada Tuhannya.” (Tsawabul A’mal: 143)
  • Membuat orang Yahudi menjadi iri. Thariq Syihab berkata bahwa seorang Yahudi berkata kepada Umar bin Khathab, “Wahai Amirul Mukminin, Sesungguhnya setiap kali membaca satu ayat dari kitab kalian (QS. Al-Maidah: 3), maka kami berharap surat itu diturunkan kepada kami niscaya kami akan menjadikan hal itu sebagai hari raya.” 
  • Umar pun berkata, “Demi Allah, sungguh aku sangat mengetahui hari diturunkannya Ayat tersebut kepada Rasulullah, waktu dan tempat turunnya, serta keberadaan Rasulullah waktu itu. Ayat itu diturunkan pada sore hari Arafah, pada hari Jumat dan kami juga di Arafah. ketika itu rasulullah sedang berdiri di Arafah. Keduanya (yakni hari Arafah dan hari Jumat), adalah hari raya bagi kami. Segala puji bagi Allah.” (HR. Ahmad)
  • Dapat menjadi obat dari sifat ragu-ragu, bimbang dan was-was, terutama ketika hendak melakukan ibadah, seperti wudhu maupun shalat. Adapun caranya  yaitu dengan membaca ayat ke tujuh dari surat Al-Maidah. Tidak ditentukan jumlahnya, namun semakin banyak semakin baik.
  • Dapat menjadi wasilah untuk menyembuhkan orang yang suka berkata dusta (dengan izin Allah). Adapun caranya yaitu dengan menyediakan air bersih dalam sebuah wadah, lalu bacalah surat Al-Maidah ayat 89-110. Kemudian berikan air itu kepada orang yang suka berdusata itu, dengan izin Allah, orang itu akan sembuh dan tidak suka berbicara dusta lagi.
  • Rasulullah meminta syafaat untuk umatnya dengan membacanya. Abu Said Al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah mengulang-ulang sebuah ayat hingga subuh. Abu Dzar berkata, "Rasulullah pernah mengerjakan shalat pada suatu malam. Beliau pun membaca suatu ayat hingga waktu subuh. Ayat tersebut adalah surat Al-Maidah ayat 118. Ketika subuh tiba, maka aku bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau terus menerus membaca ayat tersebut hingga subuh? Baginda menjawab, "Sesungguhnya aku memohon kepada Tuhanku syafaat untuk umatku, lalu Dia memberikannya kepadaku. Syafaat tersebut akan didapat oleh barangsiapa yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun." (HR. Ahmad)