Pengertian dan Nilai-Nilai Perekonomian Islam yang Harus Anda Ketahui

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/09/pengertian-dan-nilai-nilai-perekonomian-islam.html
Dalam suatu sistem ekonomi terdapat beberapa cabang komponen, yaitu produksi, konsumsi, distribusi dan penunjang/perantara. Di kalangan umat Islam, sudah sepantasnya hukum dan norma syariah Islam mewarnai lingkup tersebut sehingga dapat terbentuk sebuah sistem ekonomi Islam. Lalu, apa nilai-nilai perekonomian Islam itu sendiri?

Pertama, umat Islam haruslah berjuang untuk mendapatkan harta dengan cara yang dibenarkan oleh syariat, serta mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam hukum Islam. Rambu-rambu di sini adalah unsur-unsur halal yang dibenarkan dalam kacamata syariat, serta tidak menggunakan cara-cara batil, tidak berlebih-lebihan apa lagi saling menzalimi diri sendiri maupun orang lain.

kedua, umat Islam haruslah berjuang untuk menjauhi unsur-unsur muamalah yang diharamkan dalam Islam, diantaranya yaitu riba, maisir (spekulasi atau judi), gharar (ketidakjelasan). Misal, jual beli burung liar yang belum sepenuhnya milik penjual. Penjual berkata, "Aku menjual burung yang bersarang di pohon di depan rumahku." Akad seperti ini tidaklah dibenarkan karena mengandung unsur gharar atau ketidakjelasan barang yang diperjualbelikan.

Ketiga, umat Islam haruslah mencari pekerjaan sebisa mungkin. Apapun pekerjaannya, apabila itu baik dan halal, maka lakukanlah. Islam tidak menganjurkan untuk meminta-minta atau mengemis. Karena hal itu seakan-akan memberikan persepsi bahwa ia tidak mampu lagi untuk berikhtiar dalam mencari rezeki. Padahal kalau dia benar-benar berusaha pastilah ada jalan, karena Allah memberikan cobaan tidak lebih dari batas kemampuan makhluknya.

Keempat, umat Islam haruslah mengambil haknya sesuai dengan kontribusinya. Jangan sekali-kali mengambil hak orang lain karena hal itu bukanlah ciri-ciri mental ekonomi umat Islam.

Kelima, kesenjangan ekonomi harus disertai dengan penumpasan monopoli, menjamin hak dan kesempatan untuk aktif dalam proses ekonomi, menjamin pemenuhan kebutuhan dasar hidup setiap anggota masyarakat, melaksanakan amanah asuransi ekonomi sosial bagi yang mampu menanggung, dan membantu pihak yang tidak mampu.

Keenam, kebebasan individu diakui selama tidak bertentangan dengan kepentingan sosial yang lebih besar atau sepanjang individu itu tidak melangkahi hal-hal orang lain.

Ketujuh, umat Islam haruslah ikut serta dalam memberantas penyakit ekonomi yang telah mengakar di masyarakat, seperti permainan harga, kongkalikong serta penimbunan ilegal.

Itulah beberapa nilai-nilai perekonomian Islam. Dan sekarang, kita akan beralih ke pengertian dasar dari sistem ekonomi Islam itu sendiri. Menurut Dr. Muhammad Abdullah Al-Arabi, Ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita simpulkan dari Al-Qur'an dan As-Sunnah (Hadis) dan merupakan bangunan (pondasi) perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.

Kelebihan sistem ekonomi Islam

Kelebihan dari sistem ekonomi Islam adalah bahwa landasan spiritual selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari praktik interaksi dan transaksi antar individu dan institusi pelaku ekonomi. Permasalahan dari sistem ini akan terjadi apabila nilai dan norma Islam tidak dilaksanakan sepenuhnya atau hanya dilaksanakan sebagian saja.

Mekanisme atau cara kerja dari sistem ini diserahkan kepada para pelaku ekonomi. Hal ini didasarkan kepada prinsip bermuamalah, yaitu sepanjang tidak dilarang secara jelas dalam Al-Qur’an maupun Hadis Nabi Saw., maka hal tersebut diperbolehkan.

Demikian Pengertian dan Nilai-Nilai Perekonomian Islam yang Harus Anda Ketahui. Semoga bermanfaat. Wallahu A'lam