Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Macam Pergaulan yang Dapat Memberikan Dampak

https://www.abusyuja.com/2020/10/8-macam-pergaulan-yang-dapat-memberikan-dampak.html
Pergaulan dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kita. Tidak hanya manusia, minuman murah pun apabila ditempatkan pada tempat yang berkelas, maka akan dapat memberikan nilai lebih. Misal, teh gelas dari warung pinggir jalan yang harganya dua ribu perak, kemudian teh tersebut dituangkan pada gelas kaca kristal yang berkilau, di ujung bibir gelasnya diberikan sepotong lemon dan daun mint dan disuguhkan di meja makan restoran hotel bintang lima. Apa yang terjadi? Harganya pun melonjak yang asalnya dua ribu perak menjadi tiga puluh lima ribu yang merupakan standar harga minuman hotel berbintang.

Kok bisa, teh yang harganya dua ribu perak tiba-tiba naik menjadi tiga puluh lima ribu, padahal mereka sama-sama teh biasa? Tentu saja yang menjadi nilai lebih bukan tehnya, tetapi kemasannya dan pelayanannya. Kenapa tehnya jadi mahal? Karena ia disuguhkan di tempat berkelas, ruangannya ber-AC, sofanya nyaman, mejanya premium, pelayannya ramah, harum dan rapi. Faktor itulah yang menjadikan teh biasa akan bernilai lebih. Begitu juga dengan manusia, ia dapat bernilai lebih asalkan pergaulannya benar dan baik.

Sebagaimana yang akan kami jelaskan di bawah ini nanti, kami menemukan satu redaksi pembahasan keren dari kitab Tanbihul Ghafilin halaman 190. Di dalam redaksi tersebut menjelaskan tentang 8 golongan atau kelompok dalam mempengaruhi pergaulan seseorang. Apa saja itu? Berikut penjelasannya:

Salah seorang Al-Faqih berkata, “Barangsiapa yang duduk bersama dengan delapan kelompok (yang akan kami paparkan di atas), maka Allah akan menambah kepadanya delapan sifat (sebagaimana kelompok yang ia ikuti).

Pertama, barangsiapa yang duduk (bergaul) bersama dengan orang-orang kaya, maka ia akan tambah cinta terhadap perkara dunia. Bagi mereka yang terlalu sering bergaul dengan orang kaya, maka dampak yang akan terjadi adalah kecintaannya terhadap duniawi akan bertambah.

Pada akhirnya, hidupnya akan dikelilingi oleh rasa kurang. Saat ia memandang ke atas (orang-orang yang lebih kaya darinya), kekhawatiran dan rasa kurang akan menyelimuti hidupnya.

Kedua, barangsiapa yang duduk (bergaul) bersama dengan orang-orang miskin, maka ia akan ambah bersyukur dan ridho atas pemberian Allah Swt. Sebagaimana kata orang bijak, “Pandanglah ke bawah (orang-orang yang berada di bawah kita) agar hidup kita dipenuhi rasa syukur”.

Ketiga, barangsiapa yang (kebanyakan) duduk bersama para penguasa, maka kesombongannya akan bertambah dan kekerasan hatinya akan bertambah. Ia akan suka merendahkan orang lain dan sombong karena kebanggaannya bergaul dengan orang-orang berjabatan tinggi.

Keempat, barangsiapa yang suka berkumpul dengan para perempuan, maka kebodohan, keinginan dan kecenderungan untuk mengikuti kemauannya akan bertambah. Ia akan jadi budak atas wanita tersebut.

Kelima, barangsiapa yang suka berkumpul dengan anak-anak, maka kasih sayangnya akan bertambah, senda guraunya akan bertambah pula.

Keenam, barangsiapa yang duduk bersama orang-orang fasik, maka bertambahlah kemauannya untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat, serta menunda-nunda taubat.

Ketujuh, barangsiapa yang duduk bersama orang-orang Shalih, maka bertambahkah kemauannya untuk senantiasa meningkatkan ibadah dan menjauhi segala hal yang haram.

Kedelapan, barangsiapa yang duduk bersama ulama, maka bertambahlah ilmu dan kearifannya.

Itulah delapan kelompok berserta sifat-sifat yang akan didapatkan apabila kita bergaul dengan mereka. Begitulah memang, setiap orang yang kita kumpuli ternyata juga akan memberikan nilai. Entah nilai baik dan buruk, semua tergantung kepada siapa orang yang kita kumpuli.

Apabila yang dikumpuli orang fasik, maka nilai buruk akan menimpa kita. Dan sebaliknya, apabila yang dikumpuli para ulama dan orang-orang Shaleh, maka ia dapat memberikan nilai baik kepada kita.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam