Hikmah dan Makna Dari Kehilangan

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/10/hikmah-dan-makna-dari-kehilangan.html
Kehilangan sesuatu yang kita anggap berharga bisa jadi sangat menyakitkan. Terlebih, bila kita sangat mencintainya, sementara sangat sulit mencari ganti yang serupa atau yang setara. Bila disikapi dengan tidak bijak sana, kehilangan bisa membuat kita patah hati, yakni bersedih dalam masa yang lama, serta kecewa pada ketetapan yang diberikan kepada Allah Swt.

Sangat rugi bagi mereka yang tidak terima dengan ketetapan Allah, kemudian dibalas dengan melawan Allah. Seperti yang akhir-akhir ini viral, mantan personil Band yang awalnya Islam, kemudian Allah berikan cobaan berupa penyakit strok. Akibat kemarahannya dengan ketetapan Allah, ia memutuskan untuk pindah ke agama lain. Celakalah orang-orang seperti ini, yaitu orang-orang yang lemah imannya.

Kembali ke masalah "kehilangan." Kita harus bisa menyikapi kehilangan dengan wajar, sehingga kita tidak jadi orang yang kelap karenanya. Melainkan, bersabar dengan tetap berprasangka baik (husnudzan) kepada Allah Swt.

Saat kehilangan, merasa sedih merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Hanya saja, kita bisa memilih untuk berkabung dengan kesedihan, atau bersabar dan bangkit. Saat merasa kehilangan, ada banyak hikmah yang bisa kita ambil.

Pada kesempatan kali ini Abusyuja.com akan berbagi tentang hikmah yang dapat kita peting dari peristiwa kehilangan sesuatu yang kita anggap sangat berharga.

Kehilangan Dapat Menyadarkan Kita

Saat kehilangan, kita akan sadar bahwa sebenarnya kita ini tidak memiliki apa-apa. Apa yang ada pada kita, semata-mata hanyalah titipan dari Allah Swt. yang kelak harus dipertanggungjawabkan. Allah memberi kita sesuatu, dan kelak Allah berhak pula mengambilnya tanpa perlu izin dari kita.

Coba renungkan sejenak, kita lahir tanpa membawa apa-apa. Saat meninggal dunia kelak, kita juga tidak membawa harta benda apa-apa. Yang kita bawa adalah catatan amal. Jadi, kita tidaklah boleh berlarut-larut menyimpan rasa sedih karena kehilangan sesuatu yang memang bukan milik kita.

Kesempatan untuk Mendapatkan yang Lebih Baik

Allah Swt. tidak memberikan hamba-Nya yang sabar mendapatkan kerugian. Maka Allah akan memberikan yang jauh lebih bak apabila seseorang telah kehilangan sesuatu dan ia mau bersabar dalam menghadapinya.

Dulu, Imam Ghazali terbiasa mencatat ilmu yang didapatkan dalam bukunya, sehingga beliau selalu membawa buku itu ke mana pun pergi, agar bisa diulang-ulang. Suatu waktu, ia bertemu dengan perampok yang menyita paksa buku tersebut. Beliau tidak berdaya mempertahankannya, sehingga kesedihan menyelimutinya.

Ketika gurunya mengetahui sebab kesedihan Imam Ghazali, ia pun berpesan, "Al-ilmu fish-shudur la fish sutuhur (ilmu itu ada di dada, bukan dalam tulisan."

Setelah itu, Imam Ghazali tidak lagi fokus mencatat ilmu yang didapatnya, tetapi beliau mulai menghafal, dan hasilnya ternyata jauh lebih menakjubkan. Ia bisa menguasai berbagai bidang ilmu dan berhasil menulis karya-karya yang fenomenal. Ternyata, kehilangan buku catatan itu adalah momentum kebangkitan bagi Imam Ghazali.

Menjadikan Kita Lebih Bersyukur

Apabila kita mau bersyukur kepada Allah, pastilah nikmat akan ditambah. Kalau sesuatu yang kita anggap berharga hilang, barangkali itu karena kita kurang bersyukur. Hal ini juga menjadi pengingat bagi kita, bahwa Allah mampu berbuat yang lebih daripada rasa kehilangan yang kita alami, kalau kita mengabaikan kenikmatan-Nya:

Allah berfirman, 

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengingatkan kita, "Nikmat Allah itu seperti binatang buruan. Agar tidak lepas, haruslah diikat dengan syukur."

Demikianlah sedikit di antara hikmah-hikmah yang bisa kita ingat ketika kita mengalami kehilangan. Apa yang telah ketahui tentu lebih sedikit daripada yang belum kita ketahui. Yang jelas, haruslah berbaik sangka kita kepada Allah tetap terjaga. Wallahu A'lam