Hikmah Dibalik Kegagalan Dalam Islam

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/10/hikmah-dibalik-kegagalan-dalam-islam.html
Sahabatku yang dimuliakan oleh Allah,  kegagalan terasa sangat menyakitkan apabila kita sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tidak membuahkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Kegagalan juga bisa terjadi dalam hal apapun, baik dalam urusan belajar, pekerjaan, karya atau bahkan hal asmara. Akan tetapi sejatinya kegagalan yang kita alami bisa menjadi batu loncatan untuk maju lebih jauh dan naik lebih tinggi asalkan kita bisa melihat betapa banyak hikmah yang menyertai dari kegagalan tersebut.

Apa saja Hikmah yang bisa kita ambil ketika kita sedang mengalami kegagalan? Berikut penjelasanya:

1. Mengingatkan Tentang Batas Kemampuan Kita

Saat gagal, kita pun sadar bahwa kekuatan dan kemampuan kita terbatas, sedangkan kekuatan dan kekuasaan Allah tak terbatas. Maka dari itu, kita tidak lagi mengandalkan diri kita sendiri dalam upaya, tetapi bersandarlah sepenuhnya kepada Allah.

Kegagalan merupakan suatu bentuk kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'Ala kepada kita agar kita tidak bersikap seperti Qorun yang berbangga atas kekayaannya serta menolak bila dikatakan semua kekayaan yang ia miliki adalah karunia dari Allah. Katanya, “Aku dapatkan semua itu hanya karena ilmu dan kemampuan yang kumiliki.”

Lantas, apa yang terjadi pada Qarun? Saat ia keluar dari rumahnya, diikuti oleh para algojo yang membuka semua kekayaannya untuk dipamerkan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menetapkan Qarun dan semua hartanya tenggelam ditelan bumi. Sama sekali tidak ada daya Qarun menghadapi ketetapan Allah itu.

Kegagalan menyadarkan kita bahwa semua yang terjadi dalam hidup tidak lepas dari intervensi (campur tangan) Allah. Soal mendapatkan sesuatu kita tidak lagi membanggakan diri kita sendiri karena tahu bahwa itu adalah pemberian Allah. Saat berhasil melakukan sesuatu yang dipandang luar biasa, kita tidak lagi menyombongkan kemampuan kita karena kita tahu Allah yang telah memampukan kita. Begitu pula saat kita lolos dari bencana yang mengancam keselamatan, kita tidak lagi menganggapnya sebagai keberuntungan semata, tetapi bersyukur kepada Allah karena kita tahu bahwa Allah yang telah menyelamatkan.

2. Sarana Untuk Pembelajaran

Kalau gagal mencapai target dengan melakukan satu cara, tentu kita pun harus menemukan letak kesalahan dan menghindari kesalahan yang sama. Itulah sebabnya seseorang biasanya akan sukses setelah berkali-kali mencoba dan mengalami kegagalan, karena sejatinya kegagalan itu membuat kita kaya, yakni kaya pengalaman dan kebijaksanaan.

Thomas Alva Edison, ketika ditanya tentang kegagalan yang dialaminya sebelum berhasil menemukan bola lampu yang biasa menyala di rumah kita,  ia telah mengalami ribuan kegagalan. Ia berkata, “Sesungguhnya saya tidak gagal, tetapi saya berhasil menemukan 9.955 cara yang salah untuk menciptakan bola lampu.”

Albert Einstein mengatakan, "Seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tidak akan pernah mencoba sesuatu yang baru.” Ia juga berkata, “Hanya orang gila yang terus-menerus melakukan hal yang sama untuk mendapatkan hasil yang berbeda dari sebelumnya.”

Cara pandang seperti itu akan menghebatkan kita di masa depan. Berbeda kalau kita justru menjadi lemah dan berputus asa ketika mengalami kegagalan, tentu kita tidak akan pernah sampai pada keberhasilan yang kita idamkan.

Nabi Saw. juga pernah mengajarkan kepada kita tentang betapa pentingnya belajar dari kegagalan. Beliau pernah bersabda, “Seseorang Mukmin hendaknya tidak jatuh di lubang yang sama untuk yang kedua kalinya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Kegagalan Mengasah Mental

Orang yang terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkan sejak kecil, tidak bisa merasakan pentingnya perjuangan. Itulah sebabnya dikatakan bahwa orang tua telah menempuh jalan yang keliru kalau memilih untuk memanjakan anaknya walaupun dengan alasan kasih sayang. Tidak ada jaminan orang tua bisa mengayomi sang anak seumur hidupnya. Lantas, kapan anak akan belajar tentang perjuangan kalau masih terus dimanjakan?

Orang yang sudah biasa berusaha jauh lebih beruntung daripada orang yang selalu berpangku tangan. Karena proses mengasah mental sangatlah mahal, tidak ada sekolahnya dan hanya bisa didapatkan dalam kehidupan nyata.

Sahabatku, bisa saja saat ini kita juga sedang bersedih karena gagal mendapatkan sesuatu. Tetapi tetaplah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena Allah yang sedang menguji kita dan mengasah mental kita agar siap menjadi pribadi yang sukses, agar pantas menjadi pribadi yang berderajat tertinggi.

Coba kita lihat dan cermati biografi orang-orang besar, tahulah kita bahwa mereka menghabiskan masa mudanya untuk bekerja keras. Kehidupannya di masa kecil itu kemudian mempengaruhi hidup mereka di masa dewasa sehingga mereka bisa menjadi orang besar yang tercatat dalam sejarah.

Seperti yang dikatakan Dahlan Iskan, “Setiap orang punya jatah gagal, maka habiskan jatah gagalmu sewaktu masih muda.”

Begitulah, kalau kita ingin menjadi orang besar, itu artinya kita akan berhadapan dengan kegagalan-kegagalan dan mengambil hikmah dibaliknya. Sekian, semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat.