Ingat! Rezeki Tidak Akan Tertukar
Sayangnya, alih-alih berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, sering kali justru malah berujung petaka, seperti halnya para pencuri yang tertangkap saat beraksi, komplotan begal yang dihajar habis-habisan oleh masa, koruptor yang dipidana, penipu yang ketahuan dan dihukum berat atau penjual barang-barang haram yang dibekuk dan mendekam di balik jeruji besi.
Padahal, banyak sekali hikmah yang tersimpan dalam perkara rezeki baik. Saat jalan rezeki terasa sempit maupun lapang, daripada mengkhawatirkan dan menempuh jalan yang tidak diridhoi Allah, lebih baik kita camkan hikmah-hikmah di bawah ini.
Berikut ini beberapa hikmah besar yang terkandung dalam persoalan rezeki. Semoga menjadi penguat iman kita dan membulatkan tekad kita sehingga teguh dalam menempuh jalan yang diridhoi oleh Allah Swt.
Allah-lah yang memberikan rezeki kepada kita
Allah Swt. yang memberikan rezeki kepada kita, bukan kita (sendiri) yang menemukannya. Untuk memperkuat keyakinan, kita bisa renungkan bagaimana keadaan kita saat masih berada dalam kandungan, siapakah yang mengatur jalannya makanan dari ibu lewat plasenta? Siapakah yang mengaturnya sehingga nutrisi yang penting bisa benar-benar sampai kepada kita dari proses tumbuh kembang bisa berjalan dengan baik? Allah Swt. sajalah yang sanggup mengaturnya, kalau begitu, selama kita menjaga kedekatan dengan Allah, kita tidak perlu khawatir tentang rezeki, karena Allah pasti akan memberikannya.
Rezeki dari Allah adalah kepastian
Allah menegaskan bahwa tidak ada suatu binatang melata pun di muka bumi ini yang tidak diberi rezeki oleh Allah.
Allah berfirman dalam Quran Surat Hud ayat 6,
“Dan tidaklah ada satu binatang melata pun di muka bumi melainkan Allah yang telah menanggung rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Wahai manusia, orang yang paling kaya bukanlah orang yang punya banyak harta, melainkan orang yang kaya hati. Sesungguhnya Allah akan memberi rezeki kepada hamba-Nya sesuai yang sudah ditetapkan untuknya, maka perbaguslah cara kalian menjemput rezeki, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Abu Ya’la)
Allah memberi rezeki dari arah yang tak terduga
Bukankah sering kita berharap rezeki dari suatu bidang yang kita upayakan, tapi ternyata Allah memberi kita rizki dari arah yang lain. Begitulah Allah, Maha Mengetahui dan maha pemurah.
Cobalah kita lihat, cicak di dinding yang diam-diam merayap. Ada pelajaran yang sangat berharga padanya. Makanan cicak adalah nyamuk. Bukankah nyamuk bisa terbang, sedangkan cicak tidak bisa. Kalau begitu, bagaimana cara ia agar bisa memakan nyamuk?
Begitu juga dengan kita, Allah Maha Mengetahui kebutuhan kita, maka kita tidaklah boleh bersedih hati saat rezeki terasa sempit, karena bisa saja Allah memberi kita rezeki dari jalan lain dan dalam bentuk lain yang justru akan bisa lebih baik. Tugas kita adalah memastikan syarat untuk mendapatkan rezeki itu telah terpenuhi, yaitu takwa dan tawakal kepada Allah Swt.
Ikhtiar untuk mendapatkan rezeki juga harus kita lakukan, karena itu akan dicatat sebagai ibadah. Makanan yang didapatkan dari bekerja akan lebih baik daripada yang didapatkan dari pemberian orang lain. Namun, kita tidak boleh tergantung hanya kepada ikhtiar kita. Ikhtiar adalah semata cara kita memantaskan diri untuk mendapatkan rezeki dari Allah Swt.
Penyebab terhalangnya rezeki
Kalau kita sudah meyakini bahwa ketakwaan kepada Allah bisa memuluskan Jalan rezeki, maka sebaiknya maksiat dan dosa bisa menjadi penghalang rezeki. Inilah yang penting Kita renungkan. Barangkali rezeki kita terasa sempit dan tersendat-sendat karena terlampau sering kita bermaksiat dan terlalu banyak dosa.
Apabila kita mengharapkan banyak hal kepada Allah, tidaklah pantas bila kita melakukan kemaksiatan, karena Allah sangat membencinya. Bagaimana mungkin kita menginginkan agar Allah memberi rizki kepada kita sementara kita terus aja mendurhakainya. Tidakkah kita malu kepada Allah? Tidaklah kita malu kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh mentaati Allah?
Rezeki dari Allah tidak terbatas
Seringkali cara pandang kita terhadap nikmat-nikmat Allah itu keliru. Banyak yang menganggap bahwa Rizky hanya berbentuk uang, sehingga kita meminta rezeki kepada Allah selalu diartikan meminta uang atau harta. Padahal rezeki itu luas maknanya, seringkali Allah mengabulkan doa kita dengan memberi rezeki sesuai dengan yang kita butuhkan.
Kalau kita meminta rezeki dalam bentuk uang, tidaklah berarti Allah pelit kalau tidak memberikannya. Bisa jadi Allah telah menambah kesehatan kita. Bukankah kesehatan itu rezeki yang tidak terkira harganya? Bisa pula Allah menjaga nama baik kita dengan menyembunyikan aib kita. Bukankah nama baik itu rezeki yang tidak bisa dibeli dengan uang?
Begitulah uang yang termasuk rezeki, tetapi ada banyak pintu rezeki lain yang diberikan oleh Allah setiap saat untuk kita. Seperti kesehatan, kedamaian, rasa cinta, ketenangan, nikmatnya berkumpul dengan keluarga, udara yang sehat untuk kita hidup, cahaya matahari yang menyehatkan badan, keselamatan, dijauhkan dari gangguan orang lain, kemudahan menyerap ilmu dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui banyaknya hikmah yang bisa kita dapati dalam perkara rezeki, apakah kita masih akan masih tidak percaya kalau Allah adalah Dzat yang Maha adil dan Menetapkan Rezeki?