Nasihat Untuk Orang yang Belum Mendapatkan Pekerjaan

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/10/nasihat-untuk-orang-yang-belum-punya-pekerjaan.html
Semua orang yang sudah beranjak dewasa pasti akan mencari pekerjaan agar bisa mendapatkan penghasilan. Naluri yang jernih pasti merasa tidak enak bila harus terus-menerus menengadahkan tangan meskipun pada orang tua sendiri.

Keresahan dan kesedihan yang mendalam bisa mengisi hati tatkala pekerjaan tak juga didapat, sementara kebutuhan kita banyak. Apalagi kita berjumpa dengan teman lama dan mereka semuanya sudah bekerja, sebagian bekerja di tempat yang bonafide pula. Tentu status tanpa pekerjaan itu akan terasa sebagai cacat yang memalukan, membuat minder tiap kali bertemu orang.

Akan tetapi, jangan sampai kita patah hati dan berkutat dalam kesedihan. Bila saat ini kita sedang mencari pekerjaan atau  sudah mulai memikirkan tentang pekerjaan, tentu akan  ada banyak hikmah yang bisa kita pelajari dan yakinkan.

1. Membenahi Tawakal

Saat pertama kali menduduki bangku perguruan tinggi dulu, banyak kita dengar pernyataan teman yang niat utamanya adalah untuk mendapatkan ijazah agar bisa bekerja secara mapan. Sekilas tidak ada masalah yang perlu dibicarakan. Hanya saja, sering kami katakan pada mereka yang berpendapat seperti itu, kalau sekedar mendapatkan pekerjaan yang mapan saja, sudah banyak orang yang mendapatkannya tanpa ijazah, malah sering ditemukan orang-orang sarjana bekerja sebagai karyawan di tempat orang-orang yang tidak punya gelar sarjana.

Kami tidak ingin mengatakan bahwa mengenyam pendidikan tinggi itu tidak penting, karena kami pun juga bergiat untuk bisa menuntut ilmu setinggi mungkin. Maksud kami adalah betapa penting bagi kita memantapkan orientasi tawakal. Jangan bertawakal pada ijazah, tapi bertawakallah kepada Allah. Kalau kita selalu meminta bantuan kepada Allah, niscaya akan terbuka banyak jalan untuk kita tempuh.

Sebagaimana analoginya Bruce Lee, :Kalau seseorang yang menggenggam sebilah pisau berhadapan dengan orang bertangan kosong, tidak jarang yang menang itu orang bertangan kosong. Karena orang yang memegang pisau hanya akan berpikir bagaimana caranya menusukkan pisau tepat pada lawan, sedangkan orang yang tidak punya pisau akan bisa mencari apa saja di sekitarnya yang bisa dihantamkan ke lawan sehingga potensi menangnya seringkai jauh lebih besar.”

2. Mengasah Potensi Diri

Menurut para praktisi kewirausahaan, aset yang paling berharga dan modal yang paling mahal adalah kemampuan (skill). Teramat banyak orang yang bisa masuk ke institusi pendidikan manapun yang dia mau, tetapi pada akhirnya tidak semua benar-benar memiliki kemampuan yang baik. Kemampuan terbentuk bukan semata karena sudah bertahun-tahun jadi pelajar dan mahasiswa, tetapi karena keseriusan dalam mengasah potensi diri. Itulah sebabnya orang yang punya kemampuan tapi tidak punya ijazah biasanya akan digaji lebih mahal daripada orang yang punya ijazah tapi tidak punya kemampuan.

3. Semangat Berwirausaha

Saat ini, kampanye wirausaha juga sedang digalakkan. Pasalnya, menurut penelitian, bangsa kita akan bisa menjadi maju kalau sudah ada minimal 2% dari penduduknya yang menjadi wirausahawan. Bangsa kita masih banyak yang terbiasa berpikir dengan pakem lama, yaitu “mencari kerja” bukan “membuka lapangan kerja”.

Di berbagai negara maju, anak muda tidak lagi merasa bangga kalau sudah bisa bekerja sebagai karyawan di perusahaan bonafid, mereka baru bangga kalau sudah bisa membuka lapangan pekerjaan, setidaknya untuk mempekerjakan dirinya sendiri. Setelah itu, mereka akan terus berupaya sampai bisa menjadi business owner atau pemilik bisnis.

Rasulullah Saw. juga menyemangati para sahabat yang giat berwirausaha, Tentulah itu karena betapa penting pengaruhnya bila umat Islam bisa menjadi umat yang mandiri. Maka, kenanglah bagaimana Rasulullah mendapuk Abdurrahman bin Auf untuk menerapkan ekonomi yang syar'i di pasar Madinah. Abdurrahman bin Auf pun sukses mengalahkan hegemoni orang-orang Yahudi di Madinah yang biasa menerapkan sistem riba.

Semangat kewirausahaan ini bisa kita mulai dengan mindset (pola pikir). Jangan lagi terbiasa bertanya, “bekerja di mana?” Tetapi mulailah bertanya, “Bekerja apa?” Setidaknya itu lebih menarik karena kita tidak berfokus untuk menjadi bawahan orang lain, tetapi menjadi pemimpin dalam usaha kita sendiri. Keuntungan lain yang didapat dari berwirausaha sangatlah banyak, kebebasan mengatur sendiri, kemandirian, kedewasaan, sampai keluasan untuk beribadah dan terhindarnya kita dari tekanan beban kerja.

Bekerja sebagai karyawan itu menurut kami kurang baik. Memang ada kelebihan dan kekurangannya, tetapi dalam dunia wirausaha, peluang untuk maju itu sering kali lebih lebar. Itu pula sebabnya banyak karyawan yang mulai membuka usaha sampingan dengan jualan kecil-kecilan. Hitung-hitung untuk menambah penghasilan.

Begitulah sebagian hikmah yang perlu kita sadari bila saat ini kita belum juga mendapatkan pekerjaan atau masih sedang memikirkan pekerjaan. Semoga kita tidak lagi menjadi pribadi yang patah hati karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Karena ternyata peluang terbuka lebar untuk kita semua.