Nasihat Untuk yang Sering Mengeluh Selalu Kurang dan Kurang
Sekaya apa pun
seseorang, rumahnya bertingkat, kamar mandinya ber AC, uangnya miliaran bahkan
triliunan, kalau memang diberi cobaan oleh Allah berupa sakit koma sampai
bertahun-tahun, apalah arti semua harta dunianya?
Sehat merupakan
kenikmatan yang tidak ternilai harganya. Saat ia disuguhkan daging bakar impor
terbaik di dunia, kalau lidah dan gusinya sariawan (lesi mulut), apalah arti
rasa makanan itu. Seenak-enaknya makanan tersebut, tentu akan jadi tidak enak
karena rasa sakit pada mulutnya dapat merusak kenikmatan cita rasanya.
Jika demikian,
masihkah kita berpikir untuk terus mengeluh terhadap nasib? Masihkah kita
berpikir dan merasa bahwa hidup kita ini kurang dan serba kurang? Padahal,
apabila kita merenunginya dalam-dalam, setiap makhluk ternyata memiliki
kekayaan yang maha dahsyat. Tetapi, banyak dari kita yang tidak menyadari
keberadaannya. Kebanyakan malah berasumsi dan berstigma bahwa kekayaan adalah
semata-mata tentang kemewahan harta duniawi saja.
Pembaca yang
dirahmati Allah, kekayaan memiliki arti yang sangat luas. Rasa senang dan
bahagia, kesehatan, kenikmatan, ketenangan batin, semua itu juga termasuk
kekayaan.
Bercanda tawa
dengan istri, suami dan anak juga termasuk kekayaan. Bahkan, diberi kelancaran
BAB (buang air besar) pun juga sebuah kekayaan. Bayangkan, berapa ratus juta yang
harus dikeluarkan untuk biaya operasi usus apabila jalur BAB tersumbat, feses-nya
memadat dan membusuk di dalam hingga berbulan-bulan. Tidak perlu dirasakan,
cukuplah dibayangkan saja.
Saat Allah memberikan cobaan berupa macetnya rezeki, Allah tetap akan memuliakannya apabila ia mau bersabar. Allah telah menjamin rezeki semua makhluk, termasuk hewan melata sekalipun. Dengan berikhtiar dan berdoa, serta dibarengi dengan kerja keras, niscaya Allah akan menjawab setiap tetesan keringat kita. Dan saat Allah memberikan nikmat berupa kekayaan, maka bersyukurlah agar Allah menambah kelipatan atas nikmat tersebut.