Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Tujuan Pendidikan Islam Menurut Para Ahli

https://www.abusyuja.com/2020/11/5-tujuan-pendidikan-islam-menurut-para-ahli.html
Pendidikan merupakan sebuah proses mengubah sikap atau perilaku seseorang baik secara individual maupun kelompok dengan cara berbagai metode pengajaran atau praktik demi tercapainya suatu bentuk kemajuan baru. Sedangkan Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. untuk meluruskan seluruh umat manusia pada jalan yang benar (jalan yang diridhai Allah).

Sedangkan pendidikan Islam adalah proses mendewasakan budi pekerti dan jiwa manusia baik lewat berbagai metode yang bertujuan untuk membentuk kepribadian muslim dalam dirinya. Memberi pendidikan Islam merupakan tanggungan wajib bagi setiap orang tua untuk membentuk karakter anak-anaknya agar memiliki kepribadian muslim. Lalu, apa tujuan pendidikan Islam sebenarnya? Berikut  adalah 5 tujuan dari pendidikan Islam:

1. Membangun Budi Pekerti

Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah membangun budi pekerti dan akhlak. Pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam itu sendiri. Mencapai suatu kedewasaan akhlak yang sempurna tentu adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam. Tetapi, ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan lainnya, seperti pendidikan jasmani, akal, atau ilmu umum lainnya.

Artinya, kita juga tetap memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak sebagaimana pendidikan-pendidikan umum lainnya. Dalam bahasa sederhana adalah menyeimbangkan antara pendidikan jasmani dan rohani. Karena apa? Karena setiap pelajar khususnya anak tentu membutuhkan kekuatan dalam jasmani, akal dan ilmu umum, serta harus diimbangi dengan pendidikan budi pekerti, perasaan, cita-rasa dan kepribadian baik.

Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa maksud dari pengajaran pendidikan Islam adalah untuk meningkatkan kualitas akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa keimanan, membiasakan mereka dengan etika atau kesopanan yang baik, serta melatih mereka untuk selalu berperilaku baik dan berpendirian jujur.

Al-Ghazali berpendapat, "Tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan mencari pangkat atau kemewahan yang dapat diperlihatkan kepada orang-orang. Jadi, setiap pendidikan hendaknya tak keluar dari jalur akhlak."

2. Menyeimbangkan Antara Agama dan Duniawi

Ruang lingkup pendidikan di dalam pandangan Islam sangatlah luas, tidak saja terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada pendidikan duniawi semata. Tetapi, Rasulullah sendiri pernah mengusung setiap individu dari umat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunia sekaligus.

Nabi Saw. bersabda, "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok."

Rasulullah Saw. tidak hanya memikirkan dunia saja atau agama saja, tetapi beliau memikirkan dan menyeimbangkan keduanya tanpa meremehkan satu sisi, baik sisi agama maupun duniawi.

Kesimpulannya, pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan tentang perkara-perkara yang berkaitan dengan akhirat saja, tetapi juga mengajarkan tentang bagaimana cara mencari perkara duniawi yang baik dan benar agar tidak bertentangan dengan syariat Islam.

3. Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai yang Bermanfaat

Sebagaimana pendidikan Islam memperhatikan segi agama, moral dan kewajiban dalam pendidikan dan pengajarannya, ia juga memperhatikan segi kemanfaatan dalam menentukan kurikulum sekolah-sekolahnya.

Hal ini sangat nyata sekali, dalam salah satu surat Umar bin Khattab kepada wali-wali (gubernur-gubernur), berikut isi suratnya:

"Amma ba'du, ajarlah anak-anakmu berenang, mengendarai kuda, dan riwayatkan kepada mereka ibarat-ibarat yang baik, dan syair-syair yang indah."

Umar ra. dalam hal ini menyerukan supaya anak-anak diberi pelajaran yang dapat menunjang manfaat yang lebih luas cakupannya, misal, mengajari berenang dan berkuda, ilmu berperang, serta memotivasi mereka dengan petuah-petuah bijak agar semangatnya berkobar dan terdorong untuk selalu lebih maju untuk mencapai kemaslahatan yang lebih besar.

Kesimpulannya, sistem pendidikan Islam tidak mengikat pada bidang agama saja, tetapi ia dapat meluas kepada bidang-bidang duniawi atau pengetahuan umum demi menjunjung tinggi nilai-nilai yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Contoh, bidang kedokteran, Farmakologi, Astronomi, dan lain sebagainya.

Monroe pernah berkata dalam bukunya, Sejarah Pendidikan Islam, "Dalam ilmu kedokteran, operasi obat-obatan, perbintangan, fungsi anggota badan, kaum muslimin telah mencapai pendapat-pendapat baru yang penting. Mereka telah menciptakan pula jam dinding, mereka telah mengerjakan pula kepada bangsa Eropa bagaimana menggunakan kompas dan mesin."

Menurut pendapat Al-Farabi, Ibnu Sina, Ikhwan As-Safa, kesempurnaan manusia itu tidak akan tercapai kecuali dengan menyerasikan atau menyeimbangkan antara agama dan ilmu umum.

4. Merasakan Kenikmatan Ilmu itu Sendiri

Orang-orang dulu ketika sedang berproses belajar tujuannya hanyalah semata-mata untuk mendalami ilmu itu saja, yang ada dalam pandangan mereka adalah suatu hal sangat mengasyikkan. Itulah salah satu tujuan pendidikan Islam, ada orang yang sengaja belajar satu bidang ilmu karena ingin merasakan kenikmatannya.

Menurut penelitian, manusia menurut pembawaannya mempunyai insting rasa ingin tahu. Hal inilah yang biasa digunakan untuk guru-guru Islam sebagai pijakan dalam memimpin jalannya proses transfer ilmu (kegiatan belajar mengajar).

Contoh, seorang filosof Islam biasanya sangat memperhatikan materi yang akan disampaikannya. Ia biasanya akan melibatkan bidang-bidang ilmu lain ke dalam penerapan mengajarnya, misal, ilmu sastra atau balaghah dan ilmu seni yang dipadukan menjadi suatu hidangan ilmu yang sangat lezat bagi penikmatnya (murid-muridnya).

Haji Khalifah berkata dalam bukunya, Kasyfu-Zunun, "Ilmu adalah sesuatu yang paling lezat dan paling mulia."

Kesimpulannya, Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang ideal. Di mana, ilmu diajarkan karena ia mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk dapat sampai kepada hakikat ilmiah dan akhlak yang terpuji. Maka tak jarang ada ulama-ulama yang cerdas dalam agama, tetapi juga masyhur dengan keindahan karya seni dan sastranya.

5. Sebagai Pedoman Mencari Jalan Kehidupan

Tujuan pendidikan Islam yang terakhir adalah sebagai pedoman agar seseorang dapat mencari jalan kehidupannya sendiri, dan tentunya dibina agar melewati jalur yang telah dibenarkan oleh syariat Islam. Dari sini kita harus tahu bahwasanya pendidikan Islam tidaklah mengabaikan permasalahan seseorang dalam mempersiapkan diri ketika ingin mencari jalan kehidupannya.

Saat anak masih kecil, isilah kepalanya dengan pelajaran-pelajaran pokok agama agar dapat ia pegang sampai dewasa. Setelah itu, beri dia pilihan, manakah bidang yang ia sukai dan ingin ia tekuni. Alhasil, anak tersebut akan siap untuk berkarya (sesuai bidangnya), berpraktik dan bereproduksi, sehingga ia dapat bekerja, mendapatkan rezeki, hidup dengan terhormat, serta tetap memelihara segi-segi kerohanian dan keagamaan. (Konsep seperti ini telah disarankan oleh Ibnu Sina)