Awas! 5 Tipuan yang Menjebak Manusia dalam Kerugian

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2020/11/awas-5-tipuan-yang-menjebak-manusia-dalam-kerugian.html
Ada lima kalimat yang menurut kami patut untuk dibagikan, yaitu mengenai orang-orang yang tertipu dalam lima hal. Kalimat-kalimat ini menurut kami sangat patut untuk kita renungi bersama-sama. Sebab, di dalamnya terkandung makna yang sangat mengena, khususnya untuk introspeksi diri kita sendiri. 

Kelima kalimat ini bukanlah dawuh dari ulama terkemuka, tetapi berasal dari seorang cendekiawan Islam, yaitu seorang tokoh yang memang pantas untuk dikutip dawuh-dawuhnya, khususnya dalam kitab Tanbihul Ghafilin karena memang memiliki potensi logika yang dibenarkan serta memiliki dampak yang luar biasa.

Dalam redaksinya, beliau menyampaikan sepatah kalimat sebelum menuju ke lima kalimat tersebut, “Urusan dunia ini semuanya ajaib, tetapi saya heran terhadap manusia yang tertipu dengan lima hal.(Tanbihul Ghafilin, Juz 2 Hal: 241)

Berikut kelima kalimat itu:

Pertama, “Saya heran terhadap orang yang memiliki dunia (kekayaan berlimpah), tetapi kenapa ia tidak mempergunakan (harta)nya untuk masa di mana (ia) memerlukannya.”

Saat kita mau bersedekah untuk hal-hal yang baik, atau menyalurkan harta kekayaan untuk jalan Allah, niscaya harta tersebut akan berdampak padanya kelak di akhirat. Itu berarti, masa ia akan memerlukan harta tersebut tentu akan dibalas oleh Allah pada hari kiamat.

Kesimpulannya, harta tersebut akan menjadi “amal kebaikan,” yaitu amal yang akan “dibutuhkannya” kelak di akhirat untuk menuju kehidupan kekal di surga Allah Swt.

Kedua, “Saya heran terhadap lisan yang dapat berbicara, tetapi kenapa malah dia mengikuti nafsunya serta berpaling dari dzikir dan membaca Al-Qur’an.

Dapat berbicara pun merupakan suatu anugerah besar dari Allah. Orang yang paling hina adalah orang yang tidak mensyukuri karunia tersebut. Sesekali bolehlah kita merenung, betapa nikmatnya diberi leluasa untuk berbicara apapun yang kita mau. Tetapi mengapa lisan tersebut malah berpaling pada hal-hal yang tidak baik, seperti gibah dan mengobrolkan hal-hal yang tidak penting misalnya?

Ketiga, “Saya heran terhadap orang-orang yang sehat serta mempunyai kesempatan, tetapi kenapa ia tidak pernah berpuasa, kenapa ia tidak berpuasa tiga hari dalam sebulan (puasa ayyamul bidh), atau yang lainnya; dan kenapa ia tidak memikirkan pahal puasa manakakla nanti menyambutnya.”

Ketika diibaratkan amalan puasa sunah pahalanya adalah bidadari paling cantik, niscaya ia tidak akan berhak menyambut bidadari tersebut di akhirat. Sebab, ia telah menyia-nyiakan hidupnya ketika ia mampu berpuasa, tetapi malah memilih tidak berpuasa.

Keempat, “Saya heran terhadap orang yang selalu tidur hingga pagi, kenapa ia tidak memikirkan tentang keutamaan shalat dua rakaat pada waktu malam, kemudian ia bangun sejenak di waktu malam.

Banyak para pekerja di luar sana yang bangunnya jam 2 sampai 3 pagi. Mereka rela bangun pagi-pagi demi menyiapkan segala aktivitas yang menunjang pekerjaannya. Tetapi ia lupa, bahwa pada jam tersebut terdapat sebuah anjuran amalan yang memiliki manfaat yang luar biasa, yaitu salat malam.

Kalau kita amati, orang-orang yang bekerja di pasar tradisional berangkatnya pasti sebelum subuh. Bahkan ada yang berangkat jam satu. Tetapi banyak dari mereka yang masa bodoh dengan salat-salat sunah. Meskipun ada beberapa orang yang memikirkan, tetapi alangkah ruginya orang-orang lebih mengambil prioritas pekerjaan daripada meluangkan waktu 5 menit untuk melaksanakan shalat sunah dua rakaat.

Kelima, “Saya heran terhadap orang yang berani melanggar larangan Allah, padahal ia mengetahui bahwa Allah akan berpaling darinya nanti pada hari kiamat, kenapa ia tidak memikirkan tentang akibat perbuatannya itu lalu meninggalkannya?

Rugilah mereka yang masih melakukan dosa, padahal ia mengetahui kalau kemaksiatan yang dilakukan tersebut dosa. Dan ia tahu pula bahwa perbuatannya kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat.

Itulah kelima kalimat yang dapat kita jadikan renungan. Khususnya untuk pembelajaran kepada diri sendiri. Cukup sekian pembahasan kali ini. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam