Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arti Sikap Tasamuh Menurut Bahasa dan Istilah

https://www.abusyuja.com/2021/01/arti-sikap-tasamuh-menurut-bahasa-dan-istilah.html
Tasamuh – Tasamuh secara bahasa adalah toleransi, tegang rasa, tepa selira, atau menghargai perbedaan. Sedangkan secara istilah adalah menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama, landasan atau bingkai yang menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak, serta merasa paling benar sendiri.

Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Allah berfirman, 

Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa as. dan Nabi Harun as.) kepada (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha: 44)

Tasamuh juga bisa diartikan sebagai nilai yang mengatur bagaimana kita harus bersikap dalam bermasyarakat. Ia juga menjadi nilai yang mengatur bagaimana kitab bersikap dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam kehidupan beragama.

Adapun tujuan diterapkannya prinsip sikap Tasamuh adalah agar terciptanya kesadaran akan pluralisme atau keragaman, yang saling melengkapi bukan membawa perpecahan. Dalam kehidupan beragama, Tasamuh direalisasikan dalam bentuk menghormati keyakinan dan kepercayaan umat beragama lain dan tidak memaksa mereka untuk mengikuti keyakinan dan kepercayaan kita.

Dalam kehidupan bermasyarakat, Tasamuh terwujud dalam perbuatan-perbuatan demokratis yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama, dan setiap usaha bersama itu ditujukan untuk menciptakan stabilitas masyarakat yang dipenuhi oleh kerukunan, sikap saling menghargai, dan hormat-menghormati. Toleran di dalam perbedaan pendapat keadaan dan dalam urusan kemasyarakatan dan kebudayaan.

Di berbagai wilayah, Tasamuh juga hadir sebagai usaha menjadikan perbedaan Agama, Negara, Ras, Suku, Adat istiadat, dan bahasa sebagai perangkat dinamisasi usaha perubahan menjadikan masyarakat menjadi lebih baik. Peredaan itu berhasil diartikan oleh sebuah cita-cita bersama untuk membentuk masyarakat yang berkeadilan, keanekaragaman, dan saling melengkapi.

Berbagai pemikiran yang tumbuh dalam masyarakat Muslim mendapatkan pengakuan yang apresiatif. Keterbukaan yang demikian lebar untuk menerima berbagai pendapat menjadikan Ahlussunnah Wal Jamaah memiliki kemampuan untuk meredam berbagai konflik internal umat.

Corak ini sangat tampak dalam wacana pemikiran hukum Islam yang paling realistis dan paling banyak menyentuh aspek relasi sosial.

Dalam dikursus sosial budaya, Ahlussunnah Wal Jamaah banyak melakukan toleransi terhadap tradisi-tradisi yang telah berkembang di masyarakat tanpa melibatkan diri dalam substansinya. Bahkan tetap berusaha untuk mengarahkannya. Formalisme dalam aspek-aspek kebudayaan dalam pandangan Ahlussunnah Wal Jamaah tidaklah memiliki signifikasi yang kuat. Karena itu, tidak mengherankan jika dalam tradisi kaum Sunni terkesan akan ada kehadiran wajah kultur Syariah atau bahkan hinduisme.

Sikap toleran Ahlussunnah Wal Jamaah yang demikian telah memberikan makna khusus dalam hubungannya dengan dimensi kemanusiaan secara lebih luas. Hal ini pula yang membuatnya menarik Banyak kaum muslimin di berbagai wilayah dunia. Pluralistisnya pikiran dan sikap hidup masyarakat adalah keniscayaan dan ini akan mengantarkannya kepada visi kehidupan dunia yang “Rahmatan lil ‘alamin” di bawah prinsip ketuhanan.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai arti Tasamuh secara bahasa dan istilah yang merupakan satu nilai sikap yang melekat pada golongan Ahlussunnah Wal Jamaah. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam