Tips Menghafal Al-Qur’an Meskipun Sibuk Kuliah

Daftar Isi

https://www.abusyuja.com/2021/02/tips-menghafal-al-quran-saat-sibuk-kuliah.html
Menghafal Al-Qur’an – Setiap orang yang berjalan tentu memiliki tujuan, dan untuk mencapai tujuan itu perlu rencana dan rancangan atau kiat-kiat yang dapat memudahkannya dalam mencapai tujuan tersebut. Begitu pula dengan menghafal Al-Qur’an, untuk mencapainya tentu diperlukan kiat-kiat yang epat agar dalam prosesnya tidak banyak memenuhi kendala.

Secara teknis, ada beberapa kiat mudah sebelum menghafal Al-Qur’an, di antaranya:

  1. Setiap juz diberi halaman tersendiri, dari halaman satu sampai dua puluh. Kebanyakan para huffaz menggunakan Al-Qur’an pojok terbitan Menara Kudus dan Al-Qur’an terbitan Mujamma’ Malik Fahd, Saudi Arabia. Kedua Al-Qur’an tersebut masing-masing juznya memiliki dua puluh halaman atau sepuluh lembar. Oleh karena itu, pembuatan halaman tersendiri untuk setiap juz dari halaman satu sampai dua puluh pada dasarnya tidak mengubah halaman-halaman Al-Qur’an.
  2. Memberikan tanda terhadap tipe-tipe ayat yang akan dihafalkan (ayat-ayat yang mengandung kisah-kisah, seperti Fir’aun, Maryam, Musa, dan lain-lain) dengan tujuan lebih memudahkan karena mengikuti alur kisah tersebut.
  3. Memahami makna dan mufradat ayat-ayat yang akan dihafalkan. Cara ini akan mempermudah dan mempercepat proses menghafal.
  4. Memahami kaidah-kaidah (qawaid) bahasa Arab, seperti ilmu Nahwu dan Shorof.
  5. Membaca tafsir juga sangat membantu sebelum menghafal Al-Qur’an.
  6. Menandai ayat-ayat yang mirip.

Langkah-Langkah Sebelum Menghafal

Sebelum memulai menghafal Al-Qur’an, alangkah baiknya melalui beberapa proses agar nantinya lebih mudah. Proses ini harus beriringan dan tertib agar tidak menemukan banyak kesulitan saat menghafal.

Menghafal atau membaca Al-Qur’an berbeda dengan belajar ilmu lainnya. Karena, belajar menghafal Al-Qur’an harus digurukan kepada seseorang yang sudah ahli Al-Qur’an, yakni para hafiz Al-Qur’an. Berikut proses atau tahapan sebelum menghafal Al-Qur’an:

1. Membaca Bi Nazhar

Yaitu dengan menghadap pada seorang hafiz Al-Qur’an untuk membaca ayat yang akan dihafal. Caranya, membaca dengan tartil dan benar. Apabila telah disetorkan, ulangi lagi sampai benar-benar ada gambaran menyeluruh tentang lafal maupun urutan ayat-ayatnya. Hal ini dengan tujuan agar lebih mudah dalam menghafalnya. Hal lain yang akan mempermudah hafalan adalah membaca terjemahan ayat yang akan dihafal.

2. Tahfiz

Inti dalam menghafal Al-Qur’an terletak di sini. Caranya, mulailah dengan menghafal satu ayat sampai betul-betul hafal, lalu lanjutkan satu ayat lagi sampai benar-benar hafal. Begitu seterusnya sampai target yang diinginkan bisa tercapai.

Usahakan sebelum menambah ayat lagi, gabungkan dengan ayat sebelumnya agar nantinya lebih mudah dalam pengulangan seluruh ayat yang dihafal. Setelah mencapai setengah halaman, gabungkan semuanya sampai benar-benar lancar. Ulang-ulang sampai empat puluh satu kali atau lebih, agar hafalan benar-benar melekat dan ada gambaran susunan ayat yang dihafal.

3. Talaqqi

Proses selanjutnya adalah talaqqi atau menyetorkan hafalan kepada guru. Usahakan hafalan yang disetorkan benar-benar lancar. Jika masih setengah hafal, jangan disetorkan, sebab nanti akan berpengaruh terhadap hafalannya.

Storkan kepada orang yang benar-benar hafiz Al-Qur’an yang mempunyai sanad sampai Nabi Muhammad Saw. karena, jika tidak disetorkan kepada hafiz Al-Qur’an, akan terjadi kesalahan. Di dalam Al-Qur’an ada ayat yang harus di-talaqqi kepada ahli Al-Qur’an dan tidak bisa dilakukan oleh orang-orang yang bukan ahli Al-Qur’an.

4. Tikrar

Yakni mengulang-ulang hafalan (Bahasa Jawa: Nderes). Hal ini bisa dilakukan sendiri-sendiri atau disetorkan lagi kepada guru. Hal ini bertujuan agar tambah lancar hafalannya. Ini boleh dilakukan kapan saja, misalnya ketika salat, waktu-waktu luang yang tidak terlalu berat untuk mengulang, misal saat menunggu datangnya waktu salat, menunggu teman, di jalan atau di mana saja yang penting tempat yang bersih dan suci.

5. Mudarasah

Mudarasah adalah sebuah proses untuk pembenahan yang mungkin belum baik, dari segi harakat, waqaf, dan mkharijul huruf (makhraj huruf). Proses ini bisa dilakukan oleh dua orang atau kelompok, dengan membaca hafalan yang telah disimak secara bergantian. Boleh per ayat atau setengah halaman atau terserah sesuai keinginan masing-masing individu. Proses ini sangat membantu untuk memperbaiki bacaan dan memperbagus kualitas hafalan.

6. Tsabit

Cara terakhir adalah pemantapan hafalan. Setelah menyelesaikan urutan-urutan di atas, ulangilah hafalan yang baru dihafal sebanyak tiga sampai lima kalai. Atau, lebih banyak lebih baik, tanpa memegang mushaf. Hal ini dilakukan hanya untuk meyakinkan lagi bahwa hafalan tersebut benar-benar telah melekat dalam pikiran dan terpatri di hati.

Itulah beberapa tips menghafal Al-Qur’an meskipun disibukkan dengan aktivitas kuliah. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam