7 Keutamaan Salat Tahajud Lengkap Dengan Dalilnya
"Apabila matahari terbenam aku senang dengan kegelapan. Karena aku dapat berkhalwat (menyendiri) dengan Rabb-ku. Namun bila matahari merekah aku begitu sedih karena banyak orang masuk menemuiku."
Abu Sulaiman bertutur:
"Ahlal lail (orang yang berjaga pada malam hari dengan qiyamullail) lebih nikmat di saat malam ketimbang dengan orang yang menganggur dan pesta pora dalam permainan mereka. Bila bukan karena malam, aku tidak suka tinggal di dunia."
Suatu ketika Allah Swt. bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Tahukan kamu mengapa Aku mengangkatmu menjadi kekasih-Ku?”
Nabi Ibrahim menjawab, “Tidak tahu, ya Allah.”
Allah Swt. berfirman, “Karena engkau senang shalat malam pada waktu orang lain sedang tidur nyenyak dan senang memberi makan orang lain.”
Allah menyuruh kita bangun malam untuk melaksanakan shalat tahajud. Apa rahasia di balik perintah Allah tersebut? Apakah betul orang-orang yang bertahajud akan diangkat Allah ke tempat yang terpuji?
Hal ini telah dijawab Allah dalam surah al-Muzzammil [73] ayat 6-7:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا.
“Sesungguhnya bangun di waktu malam itu lebih berat dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya bagimu di siang hari kesibukan yang panjang.”
Dari ayat tersebut ada 2 hal yang begitu mengesankan. Pertama, sengaja untuk bangun malam. Kedua, bacaan di malam hari memiliki efek dan dampak yang lebih mengesankan.
Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki niat yang kuat. Niat yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Apalagi shalat tahajud adalah shalat sunnah dan bisa dipastikan orang yang mendirikan shalat sunnah adalah orang yang memang punya niat ikhlas dan motivasi kuat. Lain halnya dengan shalat wajib karena terkadang dilaksanakan hanya supaya “gugur kewajiban” saja.
Manusia perlu istirahat dan tidur adalah istirahat yang sangat baik menurut ilmu kesehatan. Dengan tidur berarti terjadi proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan, dan otak kembali berfungsi dengan baik. Tak heran jika Allah berkehendak agar shalat tahajud dikerjakan setelah tidur karena dengan pikiran yang fresh akan membantu kita untuk lebih khusyu’ memaknai ayat-ayat Allah yang kita baca.
John Kehoe, penulis Mind Power pernah melakukan pengasingan diri dengan menjauhkan diri dari hiruk-pikuk dunia, kemudian menyepi di dalam hutan untuk melakukan meditasi. Hal ini dilakukan untuk menembus batas kesadaran tertinggi atau lapisan terdalam pikiran bawah sadar melalui kesunyian dan pencarian diri.
Banyak orang modern melakukan meditasi lewat relaksasi senam ringan, olah nafas, pergi ke tempat sunyi dengan menghidupkan CD pencerahan. Bahkan ada yang menggunakan aroma terapi wewangian. Tentu besar biaya yang dikeluarkan hanya untuk bermeditasi saja. Padahal Allah telah memberikan jalan alternatif 14 abad yang lalu untuk lebih dekat dengan-Nya lewat pelaksanaan shalat tahajud.
Allah Swt. berfirman:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا.
“Dan pada sebagian malam bertahajudlah dengannya sebagai tambahan bagimu. Mudah- mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. al-Isra’ [17]: 79)
Bagi Rasulullah Saw. dan para sahabat kurun awal shalat tahajud merupakan amalan yang mesti ditunaikan. Shalat tahajud adalah penyejuk dan penyegar jiwa. Kaum Muslimin yang kala itu terus-menerus dihempas oleh gelombang penindasan menjadikan tahajud sebagai wahana mereka berlabuh yang mereka arungi untuk menambatkan segenap kepedihan yang menghimpit jiwa mereka kepada Allah Swt.
Demi kenikmatan spiritual, Rasul Saw. menghabiskan malam dengan tahajud hingga kakinya bengkak. Hanya keringanan dari Allah saja shalat tahajud menjadi sunnah bagi para sahabat, namun tidak bagi Nabi Muhammad Saw. Mengapa demikian? Karena memang shalat tahajud memiliki kekuatan yang sungguh mengagumkan dalam mengarungi atmosfer kehidupan ini. Dan, berikut adalah kutipan sebagian dalil naqli yang membicarakan fadhilah shalat tahajud:
1. Waktu diijabah doa
Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْراً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ.
Dari Jabir Ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu yang tidaklah seorang muslim meminta kebaikan kepada Allah dari perkara dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah Swt. memberinya dan yang demikian itu adalah setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Dalam hadis lain disebutkan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ.
Abu Hurairah Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tuhan kita Yang Maha Memberkahi dan Maha Tinggi turun ke langit dunia di penghujung sepertiga malam terakhir, Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari)
2. Allah merahmati suami-istri yang tahajud
Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى ثُمَّ أَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ وَرَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ ثُمَّ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ.
Abu Hurairah Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Swt. merahmati seorang lelaki yang bangun malam kemudian shalat dan membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan maka ia memercikkan air di wajahnya. Dan Allah Swt. merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan maka ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan al-Nasa’i ).
3. Lebih baik dari dunia dan seisinya
Rasulullah Saw. bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا الْعَبْدُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَاوَلَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتىِ لَفَرَضْتُهَا عَلَيْهِمْ.
Rasulullah Saw. bersabda, “Dua rakaat shalat malam yang dilakukan seorang hamba di tengah malam, lebih baik baginya daripada dunia beserta isinya, kalau saja tidak memberatkan umatku maka akan kuwajibkan mereka melakukannya.” (HR. al-Suyuthi)
4. Meraih surga dengan selamat
Rasulullah Saw. bersabda:
قَالَ عَبْدُ اللهِ بِنْ سَلاَم أَوَّلُ مَا قَدَّمَ رَسُوْلُ اللهِ المَدِيْنَةَ اِنْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ، فَكُنْتُ مِمَّنْ جَاءَهُ، فَلَمَّا تَأَمَّلْتُ وَجْهَهُ وَاسْتَبَنْتُهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهٍ كَذَّابٌ. قَالَ فَكَانَ أَوَّلُ مَا سَمِعْتُ مِنْ كَلاَمِهِ أَنْ قَالَ أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الاَرْحَامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِياَمٌ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
Abdullah bin Salam Ra. berkata, “Ketika Rasulullah menginjakkan kakinya pertama kali di Madinah, manusia mengerumuninya. Aku bersama mereka, saat kuperhatikan dan kucermati wajahnya maka aku tahu bahwa wajahnya bukan wajah seorang pembohong.” Abdullah bin Salam berkata, “Maka yang pertama kali kudengar dari perkataannya adalah, ‘Wahai manusia, tebarkan salam, berikanlah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan shalat malamlah di kala manusia terlelap tidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Hakim, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Dalam hadis lain diriwayatkan:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرُو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ، قاَلَ إِنَّ فيِ الجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِن بَاطِنِهاَ وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا فَقاَلَ أَبُوْ مَالِكِ الْأَشْعَرِي: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ لِمَنْ أَطَابَ الكَلاَمَ، وأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَبَاتَ قَائِمًا وَالنَّاسُ نِيَامٌ .
Dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah, beliau bersabda, “Di dalam surga terdapat sebuah kamar yang luarnya dapat dilihat dari dalamnya dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luarnya.” Lalu Abu Malik Asy’ari bertanya, “Untuk siapa kamar itu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Bagi orang yang membaguskan pembicaraan, memberi makan, dan melalui malam dengan berdiri (shalat malam) pada saat orang tidur.” (HR. Thabrani dan Hakim)
5. Penghapus dosa dan pengusir penyakit
Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَمَقْرَبَةٌ لَكُمْ إلَى رَبِّكُمْ، وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ .
Salman al-Farisi berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Hendaklah kamu bangun malam, karena sesungguhnya (bangun malam itu) adalah tradisi orang-orang Shalih sebelum kamu, sarana untuk mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, penghapus dosa-dosa, pencegah dari berbuat dosa, dan pengusir penyakit dari tubuh.” (HR. Thabrani dan Tirmidzi)
6. Ciri hamba yang bersyukur
Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتىَّ تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللهِ وَ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا.
Dari ‘Aisyah Ra. bahwa sesungguhnya Nabi Saw. bangun malam sampai bengkak kakinya, maka ‘Aisyah berkata, “Kenapa engkau melakukan ibadah sampai seperti ini ya Rasulullah, padahal Allah sudah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Beliau bersabda, “Tidakkah aku (pantas) menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
7. Diumpamakan sedekah secara rahasia
Rasulullah Saw. bersabda:
قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَضْلُ صَلَاةِ اللَّيْلِ عَلَى صَلَاةِ النَّهَارِ كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلَانِيَةِ.
Ibnu Mas’ud berkata, “Keutamaan shalat malam atas shalat siang seperti keutamaan shadaqah secara rahasia atas shadaqah secara terang-terangan.” (HR. Ibnu Mubarok, Thabrani, dan Baihaqi)
Itulah beberapa keutamaan atau fadhilah tahajud lengkap dengan dalil-dalilnya. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang ahli tahajud. Aamiin.