Bisnis Makin Lancar Berkat Salat Dhuha
Banyak orang tak menyangka bahwa keberhasilan pemuda kelahiran Klaten 15 Februari 1985 ini berawal dari lima buah es krim. Adalah Hisbullah Hasan Hanafi yang bertekad memulai bisnis es krim “My Berry” dengan beberapa rekannya. Kini, pemuda yang akrab disapa Hanafi ini selalu sibuk melayani permintaan dari berbagai daerah yang ingin bergabung dengan bisnis es krimnya. Menjadi muslim yang kuat secara iman dan ekonomi merupakan hal yang harus selalu dikejar. Setidaknya, itulah yang menjadi pelecutnya untuk segera bangkit dari mimpi dan mewujudkannya dalam amal nyata.
Semula ia dan beberapa rekan lainnya adalah pengangguran. Hari-harinya hanya diisi dengan bercanda dan begadang saja. Tapi nasib itu segera berubah. Bermula dari kesiangan membuat es krim untuk dikonsumsi sendiri, kini justru tumbuh pesat dan mampu meraup puluhan juta setiap bulannya.
Dulu saat lulus dari kuliahnya, Hanafi hanya bisa melamun dan memimpikan cita-citanya menjadi orang sukses. Meski semangat ada dalam dadanya, tapi ia masih tak tahu harus berbuat apa. Pemuda yang mengenyam pendidikan di Universitas Islam Indonesia (UII) ini pun memacu dirinya untuk segera berbuat nyata.
Setelah menyelesaikan S1 di UII awal 2010 program studi Ekonomi Islam, Hanafi mendapat kesempatan bekerja di GCGI (Global Consulting Group Indonesia) yang bergerak di bidang bisnis dan pemasaran dan pengembangan koperasi. Selama bekerja di GCGI inilah ia banyak belajar tentang berbagai masalah pemasaran dan pengembangan jaringan di bidang business opportunity.
Ilmu yang didapat dari GCGI dimanfaatkannya dengan cermat. Akhirnya, mulailah ia menjalankan bisnis es krim yang dilabeli “My Berry”. Saat pertama, yakni sekitar bulan September 2010, mungkin hanya 5 hingga 10 buah es yang terjual. Itu pun ia harus bersusah payah berjalan kaki menitipkan dagangannya ke kantin sekolah yang ada di sekitar rumahnya.
Mulai dirintis semenjak September 2010, usaha ini bisa dibilang cepat berkembang. Buktinya, kini usaha yang berbendera “My Berry” dan berkantor di Komplek Ruko Citra Indah, Krapyak, Merbung, Klaten ini sudah mampu mengentaskan 500 penganggur. Angka tersebut merupakan tenaga kerja yang terserap oleh sistem keagenan di wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Barat, Jambi, Medan, Batam, Palu, Tegal, Agam, Yogya, Semarang, Jember, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan wilayah lain.
“Semua ini datang dari Allah, kita wajib mensyukurinya. Dan komitmen kita yang ada di “My Berry” adalah dengan terus menjaga kualitas. Sedangkan untuk urusan dengan yang di atas, kita mengupayakan untuk selalu salat dhuha.”
Kini, Hanafi semakin serius dengan bisnis yang ditekuninya. Jika dulu es krim buatannya hanya ada di sekitar wilayah tempat tinggalnya, sekarang sudah dikenal luas dan mendatangkan profit yang bisa dibilang besar untuk sebuah usaha yang mulai ditekuni selama 4 bulan (September 2010-Januari 2011)