Kedahsyatan Salat Dhuha Untuk Kesehatan Tubuh
Shalat dhuha sebagai pelindung kita untuk menangkal siksa api neraka di Hari Pembalasan (Kiamat) nanti. Hal ini ditegaskan Nabi Saw. dalam hadisnya:
“Barangsiapa melakukan salat fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat salatnya sambil berzikir hingga matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan salat dhuha sebanyak dua rakaat, niscaya Allah Swt. akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.” (HR. Baihaqi)
Lia Lahir di Tasikmalaya, 21 April 1984 dan menempuh kuliah di Institut Pertanian Bogor. Selepas kuliah, ia bekerja di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang berada di Jakarta. Lia sering merasa bahwa apa yang dikerjakannya sering tak efisien. Hal itu membuatnya merasa kurang optimal dalam bekerja. Terkadang, waktu berlalu untuk melamun dan pikirannya jadi tak menentu. Imbasnya, jika akhir bulan datang di mana ia harus melaporkan hasil kerjanya, ia sering kelabakan.
Tapi, hal itu tidak berlangsung lama. Lia bertekad untuk mendisiplinkan dirinya. Mulai dari jadwal pekerjaan yang ia susun sendiri hingga deadline ia rumuskan. Tak lupa ia melaksanakan dua rakaat salat dhuha setiap akan beraktivitas.
Hasilnya, kini ia merasa bahwa waktunya telah termanfaatkan secara efektif. Hasil kerjanya juga bagus dan mendapat acungan jempol dari atasan. Jika dulu ia merasa bekerja di bawah tekanan, kini beda lagi. Lia sekarang menemukan keasyikan dalam pekerjaannya.
“Kerja dibawa santai saja, yang penting amanah dengan tanggung jawab yang diberikan kepada kita.”
Lia juga yakin bahwa salat dhuha mampu melancarkan rezeki dari Allah.
“Rezeki sudah ada yang ngasih, tinggal kita berusaha mendapatkannya. Disertai salat dhuha tentu akan lebih memudahkan untuk meraihnya. Sedikit atau banyak yang kita terima, yang penting kita bisa mengelola dan mensyukurinya.”
Lia sempat meninggalkan salat dhuha saat duduk di bangku perguruan tinggi, namun kini seiring kedewasaan dirinya ia mencoba untuk mulai lagi melaksanakan salat sunnah tersebut. Dua rakaat jika waktunya mepet dan empat rakaat saat waktunya memungkinkan.
“Kalo abis salat dhuha perasaan sayang banget untuk menghamburkan waktu buat yang selain kerja, biar klop antara doa yang kita panjatkan dengan ikhtiar kita. Semoga saya selalu bisa istiqamah dalam kedisiplinan ini!”
Sebuah buku tentang tinjauan medis berkaitan dengan salat yang pernah dibacanya cukup membuat Lia terkagum-kagum. Buku yang ditulis Dr. Ebrahim Kazim, seorang Dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy itu menyebutkan:
“Repeated and regular movements of the body during prayers improve muscle tone and power, tendon strength, joint flexibility and the cardio-vascular reserve.”
Gerakan teratur dari salat menguatkan otot beserta tendonnya, sendi, serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.
Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi bedanya, dengan “olah raga biasa” adalah pahalanya yang luar biasa. Lia memang cukup malas berolahraga, hal itu juga dikarenakan waktu yang kurang. Tapi mensiasati semuanya itu, ia menggantinya dengan salat di mana gerakan-gerakan dalam salat ternyata mempunyai efek yang bagus bagi kebugaran tubuh.
Terlebih lagi salat dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stres yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan Dr. Ebrahim Kazim tentang shalat:
“Simultaneously, tension is relieved in the mind due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins, endorphins, dynorphins, and others.”
Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengeluarkan zat-zat seperti enkefalin dan endorphin. Zat ini sejenis morfin, termasuk opiate. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.
Jika barang-barang terlarang macam morfin bisa memberi rasa senang, namun kemudian mengakibatkan ketagihan disertai segala efek negatifnya, endorphin dan enkefalin tidak. Ia memberi rasa bahagia, lega, tenang, rileks, secara alami. Menjadikan seseorang tampak lebih optimis, hangat, menyenangkan, serta seolah menebarkan aura ini kepada lingkungan di sekelilingnya.
“Subhanallah….Salat Dhuhalah yang menjadikan peregangan sekaligus pereda stress. Inilah rehat yang tidak sekadar rehat. Daripada sekadar duduk-duduk mengobrol, ayo rehat dengan berdhuha dan segera kembali beraktivitas setelahnya. Kemudian, rasakan bedanya!”