Kisah Hafal Al-Qur’an Selama 2 Tahun 5 Bulan

Daftar Isi

Kisah Hafal Al-Qur’an Selama 2 Tahun 5 Bulan
Penulis mewawancarai seorang teman yang mampu menyelesaikan Al-Qur’an di tengah-tengah kesibukan kuliah. Namun, beliau berpesan agar namanya tidak dicantumkan, ia meminta agar namanya disamarkan. Bagi penulis, hal ini tidak masalah. Penulis berbaik sangka, biasanya penghafal Al-Qur’an sangatlah tawadhu’, sehingga takut jika menimbulkan sikap riya'. Semoga Allah memberinya kekuatan untuk selalu menjaga kalam-Nya. Berikut penuturannya tentang pengalaman menghafal Al-Qur’an sambil kuliah.

Sejak kecil ia terbayang akan menjadi seorang hafiz Al-Qur’an. Baru pada masa kuliah, “hidayah” itu datang dari Allah yang menunjukkan jalan baginya untuk menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.

Masa kuliah berbeda dengan sekolah dulu. Kesibukan di kampus yang begitu banyak terkadang membuat orang lupa untuk sekedar membaca Al-Qur’an walaupun sebentar. Kesadaran untuk menghafal Al-Qur’an mulai tumbuh saat semester satu.

Dari situlah proses mengafal dimulai. Hari demi hari dijalaninya hanya untuk kuliah dan menghafal Al-Qur’an, tidak menyibukkan dengan hal-hal lainnya seperti berkecimpung di dalam organisasi-organisasi intra maupun ekstra kuliah.

Proses menghafal Al-Qur’an tidaklah mudah, namun, dengan kesungguhan dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan, akhirnya dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dua tahun lima bulan, dia dapat mengkhatamkan setoran Al-Qur’an tiga puluh juz dan kuliahnya juga diselesaikan hampir bersamaan dengan selesainya kuliah, yakni semester sepuluh.

Di sini penulis menemui keanehan. Ketika penulis bertanya, “Mas, punya target untuk khatam berapa tahun?”

Ia menjawab dengan santainya, “Tidak.”

Penulis tambah semangat untuk bertanya, “Terus, untuk masalah muraja’ah (mengulang) hafalan yang sudah lama, target hariannya berapa?

Masih dengan ketawa yang khas, ia menjawab, “Lupa Mas, tetapi yang penting setiap hari mengulang walau sedikit. Intinya, tiada hari tanpa membaca dan mengulang Al-Qur’an.

Kemudian dia memberi kiat-kiat mengulang dan melancarkan hafalan yang semoga bisa menjadi sedekah dan bermanfaat bagi semua orang. Di antara kiat-kiat yang ia berikan ialah:

Ketika menghafal juz 1 sampai juz 10, dijalani seperti biasa. Mungkin masih mudah untuk diingat karena belum begitu banyak ayat-ayat yang sulit untuk diingat.

Menginjak juz 11 sampai juz 20, kiat yang digunakan berbeda lagi, yakni setiap menyelesaikan setoran satu juz, 1 juz tersebut disetor ulang satu kali lagi sampai benar-benar melekat. Kiat ini dijalankan selama proses juz 11 sampai juz 30 atau khatam.

Selanjutnya, setelah khatam, ia menggunakan kiat yang berbeda lagi untuk melancarkan hafalan, yakni memulai ulang setoran dari juz 15 sampai juz 30. Setelah menyelesaikan proses itu, ia melancarkan lagi yang dimulai dari juz 20 sampai juz 30.

Sedangkan proses yang terakhir, dimulai dari juz 28 sampai juz 30. Proses tersebut berjalan sesuai target yang ia canangkan dan sampai sekarang ia tetap semangat mengulang hafalannya.

Itulah sepenggal kisah mengenai seorang hafiz yang mengkhatamkan hafalannya dalam kurun waktu dua setengah tahun. Semoga kisah ini dapat dijadikan sebagai dorongan motivasi untuk para calon penghafal Al-Qur’an. Aamiin.