Sejarah Kerajaan Safawi, Lahir Dari Gerakan Politik
Pendiri Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail I pada tahun 970 H/ 1521 M di Tabriz. Safawi sendiri berasal dari sebuah gerakan tarekat bernama Safawiyah yang kemudian berubah menjadi salah satu gerakan politik.
Gerakan tarekat ini dipimpin oleh Syekh Saifudin Ishaq dari keturunan Imam Syiah yang ketujuh, beliau bernama Musa al-Kadzim.
Gerakan tarekat ini termasuk militan (memiliki semangat juang tinggi), sehingga pada akhirnya memasuki ranah politik dan pemerintahan.
Tujuan mereka terjun ke politik adalah untuk memperluas dan menguatkan kekuasaannya. Kegiatan politik lebih dipertajam dalam masa kepemimpinan Ismail, sehingga beliau dianggap sebagai pendiri kerajaan Safawi.
Pasukan Khusus Kerajaan Safawi
Pada masa kepemimpinan Haidar, dibentuklah semacam kesatuan tentara agama yang dikenal dengan sebutan Qizibasy (si kepala merah karena mereka memakai topi merah). Tujuan pembentukan tentara khusus ini adalah untuk meneruskan kepemimpinan dan ambisi politik ayahnya, yaitu Syekh Junaid.
Agama Resmi Syiah Itsna Asyariyah
Ketika Ismail mengukuhkan statusnya menjadi raja (syah), ia pun memproklamasikan Syiah Itsna Asyariyah sebagai agama negara. Akan tetapi berhubung sebelumnya Persia berada di bawah kekuasaan Sunni, maka Syah Ismail harus mendatangkan ulama-ulama Syiah dari wilayah lain yang kuat tradisi Syiah-nya.
Syah Ismail dalam hal ini memanggil ulama-ulama ternama yang tersebar di berbagai daerah, seperti Irak, Bahrain, dan Lebanon. Namun, hal ini tidak terus menjadi mudah bagi Syah Ismail dalam menggiring penduduk Persia beralih ke ideologi dari Sunni ke Syiah.
Program ini akhirnya memicu pertentangan dan perpecahan serius, khususnya dalam ideologi. Untuk mewujudkannya, Syah Ismail tidak segan-segan melakukan kekerasan, bahkan banyak ulama dan sastrawan Sunni dibantai, disiksa, dan dibunuh. Syah Ismail terus melancarkan penaklukannya ke seluruh Iran dan sampai ke Herat, Diyarbakr (Turki), dan Baghdad. Ekspansi ini sepenuhnya didukung oleh pasukan khusus tadi (Qizilbasy) yang sangat fanatik dengan Syiah beserta para pemimpinnya.
Puncak Kejayaan Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Syah Abbas I pada tahun 1158-1629 M. Pada masa ini, Kerajaan Safawi bukan hanya mampu meredam konflik internal di dalam negeri dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi juga mampu melebarkan wilayah sampai ke Tabriz, Sirwan, dan kepulauan Harmuz, bahkan melebar ke pelabuhan Bandar Abbas.
Kekuatan Militer Baru
Untuk mewujudkan stabilitas politik, Syah Abbas I berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dukungan kekuatan militer Qizilbasy. Sebagai gantinya, ia membentuk kekuatan militer khusus yang terdiri atas budak Kaukasus dan Georgia. Strategi ini telah menunjukkan hasilnya sehingga pada tahun 1598, Kerajaan Safawi berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khairazan.
Kemajuan Kerajaan Safawi di Berbagai Bidang
Kerajaan Safawi telah banyak mengalami kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang, di antaranya yaitu:
Secara administratif, struktur organisasi pemerintahan Kerajaan Safawi dapat dibagi secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, pembagian tersebut didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan.
Sedangkan secara vertikal, ada dua jenis, yaitu istana (dargah) dan sekretariat (diwan atau mamlik).
Adapun aktivitas penyelenggaraan negara dipercayakan dan dioperasikan oleh para Amir yang terdiri dari kepala suku tingkat atas, dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi).
Di samping itu, ada lembaga lain yang tercakup dalam dewan tersebut, yaitu majelis nivis yang terdiri atas sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelijen.
Pemusatan kekuatan politik tidak bisa dipisahkan dari dukungan sistem ekonomi yang baik dan dikendalikan langsung oleh pemerintahan pusat. Untuk kepentingan itu, Syah Abbas I melakukan pemusatan sistem pertanian, yaitu dengan upaya memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja.
Situasi dalam negeri yang terkendali inilah yang membuat masyarakat Safawi menjadi tenang dan giat berusaha, sehingga pertumbuhan ekonominya semakin baik. Dengan adanya pelabuhan Bandar Abbas, perdagangan antara Timur dan Barat semakin ramai sehingga sektor perdagangan semakin maju.
Selain itu, Kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di bidang pertanian, terutama di daerah bulan Sabit yang subur.
Untuk lebih mempermulus sosialisasi dan memapankan ajaran Syiah, Syah Abbas I mendirikan lembaga pendidikan Syiah, yaitu sekolah teologi. Pendapatan negara dari sektor pertanian yang terus bertambah memungkinkan Syah Abbas I mampu membangun dan membiayai penerapan sistem pendidikan Syiah.
Pada masa itu juga, lahirlah beberapa ilmuan-ilmuan dalam berbagai disiplin ilmu, sehingga dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan. Di antaranya yaitu Bahaudin Muhammadbin Husai al-Amili al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sadrudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi (Mulla Shadra), dan Muhammad Baqir Majlisi.
Pada masa dinasti Safawi, banyak dibangun gedung-gedung yang megah dan indah, baik itu bangunan kantor, masjid, rumah sakit, maupun jembatan raksasa. Gedung-gedung tersebut dibangun dengan gaya arsitektur indah. Dalam bidang seni misalnya terlihat dalam kegiatan kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
Itulah sejarah singkat dari Kerajaan Safawi. Semoga pemaparan ini dapat menambah wawasan keilmuan sejarah kita semua, amin.
Wallahu A’lam