Strategi Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak Sejak Dini
Disiplin adalah patuh atau taat pada aturan. Aturan ini bisa berupa aturan agama, aturan keluarga, aturan sekolah, ataupun aturan norma masyarakat yang berlaku. Menanamkan kedisiplinan tentu akan berhasil apabila dilakukan sejak anak usia dini.
Setidaknya ada 4 poin penting yang ingin kami sampaikan mengenai strategi menanamkan kedisiplinan pada anak sejak usia dini. Berikut penjelasannya:
1. Mencontohkan
Setiap orang tua haruslah terlebih dahulu memiliki perilaku disiplin yang ingin ditanamkan kepada anak. Sebab, anak belajar dari meniru atau melihat perilaku dan tindakan orang tua. Orang tua yang ingin memiliki anak yang baik harus mencontohkan sesuai dengan kebaikan yang diharapkannya.
2. Jelas
Setiap orang tua haruslah jelas ketika memberikan aturan. Jelas artinya konkret mengenai perilaku disiplin yang ingin diharapkan.
Usahakan menggunakan kalimat positif dan hindari penggunaan kalimat negatif. Pastikan anak memahami harapan kita.
Berdasarkan ilmu psikologis, anak sampai dengan usia 7 tahun masih belum dapat memahami kata-kata yang abstrak. Mereka hanya memahami kata-kata yang konkret, jelas, dan yang dapat mereka lihat.
3. Tegas
Setiap orang tua harus mendidik dengan tegas, bukan dengan kekerasan. Ingat, tegas dan keras sangatlah berbeda.
Ketika kita sebagai orang tua meletakkan suatu aturan, maka bersikaplah tegas. Kata “TIDAK” berarti tidak sama sekali!
Ketika aturannya masuk akal dan kita yakin bahwa anak mampu melakukannya, maka tidak ada alasan lain untuk memberinya toleransi.
Tegas bukan berarti Anda harus bersikap keras. Tegas adalah memberi sanksi yang manusiawi. Ketika anak melanggar, pemberian sanksi ini sebaiknya sesuai dengan jenis pelanggarannya.
Sebuah sangsi sebaiknya juga perlu diberikan secepatnya. Misal ketika anak membuang sampah sembarangan, maka sanksi yang tepat adalah minta anak mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah.
Menggunakan cara kekerasan adalah menerapkan hukum, baik secara kata-kata maupun secara fisik. Para ahli menyatakan bahwa hukuman mungkin akan bisa membuat anak disiplin, namun di sisi lain anak akan patuh apabila ada keberadaan orang tuanya.
Ketika keberadaan orang tua tidak ada alias tidak mengawasi, maka anak akan melanggarnya. Adapun dampak lainnya adalah anak justru akan menjadi semakin bandel, kebal, atau tidak mempan dengan hukuman yang diberikan.
4. Konsisten
Untuk membentuk perilaku dibutuhkan pembiasaan. Begitu juga dalam menanamkan kedisiplinan, butuh diterapkan secara berulang-ulang. Apabila suatu aturan tidak ditegakkan secara konsisten, maka hasilnya tentu juga tidak akan konsisten.
Itulah beberapa poin yang berkaitan dengan strategi menanamkan kedisiplinan kepada anak mulai dari usia dini. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam