Cara Tidur Rasulullah SAW Lengkap dengan Doanya

Daftar Isi

Cara Tidur Rasulullah SAW Lengkap dengan Doanya
Abusyuja.com – Tidur merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Karena pada saat manusia tidur, akan terjadi revitalisasi organ-organ tubuh. Penelitian menyatakan bahwa terlambat tidur akan mengganggu proses revitalisasi organ tertentu. Karena prosesnya yang juga hanya terjadi pada jam-jam tertentu.

Di dalam penelitian lain juga membuktikan bahwa kurang tidur akan mengganggu keseimbangan hormon Kortisol dan Serotonin. Hormon Kortisol yang jumlahnya tidak terkendali akan meninggalkan risiko penyakit kencing manis atau diabetes melitus.

Sedangkan ketidakstabilan hormon Serotonin akan memengaruhi kestabilan emosi. Itulah sebabnya orang yang kurang tidur emosinya cenderung tidak stabil. Kekurangan hormon ini juga akan menyebabkan timbulnya frustrasi dan stres.

Tetapi, jika produksi hormon ini di bawah standar, maka kegembiraan dan agresivitas menjadi tidak terkendali. Akibatnya, risiko penyakit jantung cenderung tinggi.

Hasil penelitian juga menyebutkan, tidur kurang dari enam setengah jam per hari akan meningkatkan kadar hormon Kortisol yang berfungsi meningkatkan kadar gula darah.

Tidak hanya itu, produksi hormon Insulin juga 50% lebih tinggi daripada biasanya. Sedangkan resistensi insulinnya akan meningkat menjadi 40%.

Peningkatan kadar gula darah yang tidak diiringi dengan suplai gula darah ke jaringan anggota tubuh akan menyebabkan tingginya kadar gula darah.

Jika kondisi tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka risiko penyakit diabetes melitus akan semakin tinggi, seperti yang telah disinggung di atas.

Posisi Tidur Nabi Muhammad SAW

Posisi tidur Nabi Muhammad SAW digambarkan oleh Ibnu al-Jauzi sebagai posisi tidur yang paling baik. Nabi SAW tidur dengan posisi miring ke kanan. Beliau tidak memakai tempat tidur yang tinggi, namun hanya beralaskan kasur dari kulit berisikan sabut.

Ketika tidur, beliau menjadikan tangannya sebagai bantal untuk mengganjal kepala. Ini bukan berarti tidur yang baik adalah dengan berbantal tangan, namun sekedar cara agar posisi kepala selalu lebih tinggi dari pada posisi perut.

Nabi Muhammad SAW tidak pernah tidur terlalu lama, hanya secukupnya. Sebelum tidur, perutnya tidak pernah dalam kondisi kenyang. Beliau juga berzikir sebelum mata terpejam.

Menurut salah satu riwayat dari sahabat Bara’ bin ‘Azib, ada doa yang rutin dibaca Nabi Muhammad SAW menjelang tidur. Berikut doanya:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ ِ

Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu dan aku menghadap kepada-Mu. Aku menyerahkan urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan diriku kepada-Mu, karena rasa cinta dan takut kepada-Mu. Tiada tempat kembali dan tiada tempat selamat dari-Mu melainkan kembali kepada-Mu. Aku beriman terhadap kitab yang Engkau turunkan dan Nabi yang Engkau utus.

Manfaat Tidur Miring ke Kanan

Menurut Ibnu al-Jauzi, tidur dengan posisi miring ke kanan seperti yang selalu dilakukan Nabi SAW memiliki beberapa manfaat besar. Salah satunya adalah supaya makanan yang berada di lambung bisa tetap dalam kondisi terbaik.

Menurut penelitian, tidur dengan posisi sebaliknya (ke kiri) dikhawatirkan akan menimbulkan penekanan pada lambung sehingga dapat mengganggu pencernaan.

Posisi tidur miring ke kiri juga dapat menekan jantung sehingga memengaruhi kemampuan kinerja jantung serta mengganggu irama dan kemampuan pompa jantung.

Tidur secukupnya dapat menguatkan kembali fisik yang butuh istirahat. Sedangkan tidur terlalu lama justru dapat melemahkan raga, jiwa, serta menggumpalkan energi tubuh, akibatnya sari makanan tidak akan bisa terserap maksimal dan peredaran darah akan melambat. Kondisi ini tentunya dapat berpotensi menyebabkan gangguan pada jantung dan otak.

Porsi tidur ideal menurut Imam Gazali adalah delapan jam setiap hari. Delapan jam dalam jumlah kalkulasi. Misalnya saja, jika siang sudah tidur selama dua jam, maka malam harinya dibutuhkan 6 jam saja.

Tidur menurut Imam Gazali adalah kebutuhan jiwa, seperti halnya makan menjadi kebutuhan tubuh. Dengan kata lain, jika seseorang tidurnya kurang dari porsi tersebut, maka bisa berimbas pada kesehatan tubuh.

Sedangkan tidur sehat menurut dr. M. Ali Thoha Assegaf adalah dua jam setelah makan malam dan bangun antara pukul tiga sampai pukul empat pagi.

Bangun tidur pada jam tersebut mampu menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Karena biasanya dua penyakit ini sering terjadi antara pukul tiga sampai enam pagi.

Demikian pembahasan singkat mengenai posisi terbaik untuk tidur yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam

Sumber Referensi:

Erin C. Hanlon & Kristen L. Knutson, Sleep Deprivation & Metabolism.

Michelle A. Short & Siobhan, Banks, Matt T. Bianchi, Sleep Deprivation nan Diesase.

Ibnu Qayim, Zad al-Ma’ad fi Hady Khair al-‘Ibad.

Imam Bukhari, Sahih Bukhari, Juz 8.

Al-Thib an-Nabawy, halaman 170.

Mohammad Ali Toha, Sehat Ala Nabi.

Imam Ghazali, Ihya’ Ulumudin, Juz 1, halaman 339.