Dahsyat! Inilah Manfaat Wudhu untuk Kesehatan

Daftar Isi

Dahsyat! Inilah Manfaat Wudhu untuk Kesehatan
Abusyuja.com – Wudu adalah aktivitas mutlak yang pasti dilakukan oleh setiap mukalaf setiap harinya. Sebab, wudu adalah syarat untuk menjalankan ibadah wajib lain, seperti salat, memegang Al-Qur’an, dan ibadah sunah lainnya.

Bahkan meski wudu seseorang tidak batal, ia tetap disunahkan untuk mengulangi wudunya. Dalam istilah fikih disebut sebagai “memperbarui” wudu ketika salat.

Tingkat intensitas wudu yang teramat sering ini tentu tak lepas dari nilai-nilai hikmah. Untuk kesehatan kulit kita misalnya. Penting diingat, kulit adalah organ paling penting yang erat kaitannya dengan wudu. Sebab, kulit adalah bagian yang wajib dibasuh ketika wudu.

Kulit sebagai organ vital adalah berfungsi untuk melapisi dan melindungi tubuh dari berbagai ancaman bakteri dan kuman, termasuk racun yang tersebar di udara dan juga bahaya sinar ultraviolet matahari.

Tanpa kulit, tubuh manusia akan rapuh. Karena organ dalam seperti daging, syaraf, dan otot, akan mudah terpapar penyakit. Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai organ ekskresi, tempat pembuangan zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Keringat yang keluar dari kulit berfungsi untuk mendinginkan ketidakstabilan panas pada tubuh. Kulit juga menjadi organ komunikasi perangsang rasa nyeri dan perangsang sentuhan.

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, tidak menutup kemungkinan semakin banyak lagi fungsi kulit yang belum diketahui akan terungkap di kemudian hari.

Mengingat begitu besarnya fungsi kulit, sudah tentu kestabilan kulit harus tetap terjaga. Pada dasarnya, kestabilan kulit ditentukan oleh pH atau derajat keasaman dan kelembaban.

Di sinilah peran wudu dan bersuci mulai tampak. Wudu dipercaya dapat menjaga kestabilan pH dan kelembaban kulit. Jika kulit sampai kering, tentu akan sangat berbahaya, karena infeksi kuman akan semakin mudah menjangkit.

Dengan rutin melakukan wudu, proses peremajaan dan pelembapan kulit akan senantiasa terjaga. Tidak hanya itu, wudu secara rutin juga akan mampu menghilangkan kuman dan bakteri seperti Mycobacterium sp., yakni bakteri yang menyebabkan penyakit TBC kulit.

Wudu juga dapat menghilangkan Streptococcus pyogenes atau kuman Streptococcus pneumoniae yang bersarang di rongga hidung sebagai sumber penyakit pneumonia paru.

Contoh lain, seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali hendak melakukan operasi. Aktivitas ini diperlukan sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara demikian baru dikenal pada abad-20.

Sebagaimana tercatat dalam sejarah, Jepang harus membutuhkan waktu sekitar seratus tahun untuk membiasakan cuci tangan kepada rakyatnya. Di berbagai tempat, kampanye anjuran tentang membasuh tangan digalakkan.

Padahal, cukup dengan berwudu, umat Islam sudah membudayakan mencuci tangan jauh sebelum Jepang menyuarakan ajakan itu. Mencuci tangan dalam Islam adalah salah satu sunah sebelum wudu.

Sejak empat belas abad silam, ketika istilah kuman dan bakteri belum ditemukan, dunia medis juga mengakui kalau air adalah media pembersih yang jauh lebih baik daripada kertas.

Jika tangan terkena kotoran infeksius, mencuci tangan dengan air mengalir tanpa sabun bisa menurunkan risiko infeksi sampai 60%, bahkan risiko infeksi akan semakin berkurang hingga 90% jika ditambah dengan sabun atau disinfektan.

Menurut penelitian Dr. Ahmad Syauqi Ibrahim, melakukan wudu dengan menggunakan air akan memberikan manfaat besar untuk otot, syaraf, dan kejiwaan seseorang. Dengan wudu, seseorang akan lebih merasa tenang dan rileks.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW menjelaskan ketika seseorang sedang marah, hendaklah ia melakukan wudu. Berikut hadisnya:

"Sesungguhnya marah adalah dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan api akan padam dengan air. Maka ketika salah satu dari kalian marah, berwudulah." (HR. Abu Dawud)

Untuk menjaga pola hidup sehat, melestarikan kebersihan adalah hal yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, Islam telah mengajarkan umatnya agar berwudu di pagi hari untuk salat subuh, siang hari saat zuhur, sore hari saat asar, malam hari saat magrib dan isya. Dengan rutin melakukannya, maka kebersihan seorang mukmin akan selalu terjaga.

Dalam melaksanakan aktivitas, banyak kita jumpai orang-orang terbiasa membuka bagian kepala, telinga, tangan, bagian rambut, dan bagian kaki. Hal itu membuat bagian-bagian tersebut sering kali bersentuhan dengan bakteri dan kotoran yang bertebaran di udara. Belum lagi ditambah dengan keberadaan polusi udara. Kenyataan ini akan membawa kita pada satu titik terang atas hikmah, kenapa wudu hanya dilakukan pada anggota terbuka saja?

Dengan melakukan wudu, seseorang telah menangkal keberadaan bakteri dan kotoran dalam tubuh. Jika bakteri tersebut tidak dihilangkan, masuk, dan berkembang di dalam tubuh, maka akan menimbulkan berbagai macam penyakit.

Kulit mempunyai fungsi utama sebagai pelindung anggota tubuh dari berbagai macam kuman, racun, radiasi, serta mengatur suhu tubuh. Selain itu, kulit juga mempunyai fungsi sebagai tempat ekskresi atau pembuangan zat-zat yang tidak berguna melalui pori-pori.

Mengingat begitu besar peran kulit, maka menjaga kebersihan dan kestabilan kulit sangatlah penting, dan wudu merupakan solusi efektif untuk melakukan tugas-tugas tersebut.

Hasil survei membuktikan, kanker kulit merupakan penyakit yang sangat populer dan banyak ditemukan di negara-negara barat, khususnya di negara Amerika dan Australia.

Fakta berbeda dapat kita lihat di negara-negara muslim. Bisa dibilang, kanker kulit sangat jarang dan tidak populer di sana. Menurut dr. Mohammad Thoha Ali Assegaf, hal ini disebabkan karena seringnya wudu yang dilakukan oleh para penduduknya.

Berdasarkan penelitian Prof. Dr. Syahathah dari Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria bagian THT menyebutkan, berwudu dengan benar dan tepat mampu mencegah 17 macam penyakit serius pada tubuh, seperti penyakit mata, penyakit telinga, penyakit hidup, termasuk sinusitis yang sering terjadi, radang tenggorokan, penyakit pernapasan seperti batuk dan paru-paru, penyakit jiwa, dan penyakit kulit.

Hidung berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk. Sehingga di dalam hidung terdapat sampah-sampah yang ditimbulkan dari penyaringan pernapasan. Dengan melakukan wudu yang benar, kondisi seperti ini dapat diatasi dan dicegah, agar nantinya tidak timbul berbagai infeksi dan kuman.

Prof. Dr. Syahathah juga mengatakan, melakukan kesunahan istinsaq (membersihkan hidung dengan cara menghirup air) saat wudu mampu membersihkan hidung dari kuman-kuman. Sedangkan istinsar (mengeluarkan air yang dihirup melalui hidung), mampu mengeluarkan kuman, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi hidung.

Meskipun prosesi wudu hanya membasuh pada sebagian anggota tubuh saja, namun manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh anggota tubuh. Salah satunya adalah saat membasuh telinga. Membasuh telinga secara benar mampu memancarkan aliran energi chi ke seluruh organ tubuh. Hal ini disebabkan pada bagian permukaan telinga terdapat 73 titik akupunktur penting.

Adapun cara membasuh telinga yang benar adalah membasahi kedua jari tangan, kemudian meratakan pada seluruh daun telinga sembari dipijat-pijat ringan.

Menanggapi hal ini, Dr. Mohammad Thoha Ali Assegaf mengatakan:

“...jika hal ini dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan kesehatan, terutama oleh penderita penyakit metabolik, maka akan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran semenjak minggu-minggu pertama menjalaninya.

Secara tidak langsung, kewajiban berwudu dengan menggunakan air telah memberikan semacam bukti, bahwa Islam telah mengajarkan umatnya agar menjaga pola hidup sehat.

Selain prosesi wudu yang menyehatkan badan, air yang digunakan berwudu juga bermanfaat untuk melancarkan aliran darah. Dalam tubuh manusia, kelancaran aliran darah akan memperbaiki nafsu makan. Maka wajar, jika dewasa ini air juga digunakan sebagai terapi kesehatan (hidroterapi).

Mungkin inilah hikmah mengapa para ulama menyaratkan hampir dalam setiap ritual ibadah selalu dikaitkan dengan air, tidak dengan lainnya. Sebagaimana ulama memberikan alasan, “Karena di dalam air terdapat sesuatu yang tidak ditemukan pada yang lain.”

Itulah kedahsyatan hikmah yang terkandung di dalam aktivitas wudu bagi kesehatan kita. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam

Sember Referensi:

Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Tibyun fi Adab Hamlah al-Qur’an, halaman 73.

Al-Juwayni, Nihayah al-Matlab, Juz 1, halaman 154.

Dean D. VonDras, PhD., Better Health Trough Spiritual Practices: A Guide to Religion Behaviours and Perspective that Benefis Mind and Body, halaman 196.

Tim Tentor Nasional; Sigit Ari Wibowo, S. Pd. Dkk,. Terget 99% Juara Kelas Plus, halaman 104.

Julia Twigg, Bathing the Body and Community Care, halaman 23.

Rena Erliansyah Putri, Biologicaliosphy, halaman 65.

Sehat Ala Nabi, halaman 26, 102 dan 73.

Muhammad Syafi’ie el Bantanie, Dahsyat Terapi Wudu, halaman 10.

Sunan Abi Dawud, Juz 4, halaman 249.

Dr. Sharif Kaf al-Ghazali, Medical Miracles of the Quran, halaman 91.

Gary A. Thibodeau & Kevin T. Patton, Structre & Function of the Body, halaman 100.

Asna al-Matalib, Juz 1, halaman 5.

IKUTI BLOG