Khutbah Jumat: 4 Jenis Kemerdekaan dalam Islam

Daftar Isi

Khutbah Jumat: Kemerdekaan dalam Islam
Abusyuja.com – Berikut adalah teks/naskah khutbah Jumat dengan tema kemerdekaan dalam arti luas dan dalam perspektif Islam, atau bisa disingkat sebagai kemerdekaan dalam perspektif Islam.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Di siang yang penuh keberkahan ini, saya berwasiat kepada hadirin sekalian terkhusus untuk diri saya sendiri, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Salah satu hak setiap bangsa baik golongan masyarakat maupun pribadi yaitu hak mendapatkan kemerdekaan lahir dan batin. Dalam khotbah ini, kita akan membahas mengenai kemerdekaan yang ditinjau dari ajaran Islam.

Kita tahu bahwasanya Allah Swt. menciptakan manusia selaku makhluk yang mulia dan utama. Karena manusia merupakan makhluk yang dimuliakan Allah, maka Allah memberikan beberapa hak dan kewajiban agar mereka dapat mempertahankan kemuliaannya.

Salah satu hak manusia yaitu mendapatkan kemerdekaan baik lahiriah maupun  batiniah. Kemerdekaan yang dimaksud harus meliputi jaminan terhadap hak-hak jasmani dan rohani, seperti kemerdekaan hidup, kemerdekaan beragama kemerdekaan memiliki harta, kemerdekaan memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.

Kemerdekaan Hidup

Kemerdekaan hidup adalah sebuah karunia Allah yang paling mahal yang diberikan kepada manusia. Oleh sebab itu, perlu ada jaminan hukum agar kemerdekaan dan keselamatannya bisa terjamin. Bahkan bukan hanya nyawa yang harus mendapat jaminan, tetapi semua anggota badan harus mendapatkan jaminan keselamatan dari segala hal yang akan merusaknya.

Agar manusia leluasa menjalankan hidupnya di dunia ini,  Islam memberi aturan keras berupa larangan terhadap perbuatan membunuh, baik membunuh diri sendiri maupun membunuh orang lain. bagi yang melanggar larangan ini akan dikenai hukuman kisas yaitu hukum pembahasan yang setimpal sebagai jaminan untuk memelihara nyawa manusia dari pembunuhan atau penganiayaan, dan sebagainya. Semua itu harus dijalankan berdasarkan hukum, yaitu berdasarkan keputusan hakim, bukan keinginan perseorangan.

Kemerdekaan Beragama

Kemerdekaan beragama adalah kemerdekaan dalam berakidah atau beragama sebagai bagian dari hak asasi manusia yang sangat penting. Seorang manusia harus merasa bebas dan mereka  memilih agamanya menurut keinginannya sendiri tanpa ada paksaan, ancaman, atau bujukan dari orang lain. Setiap negara menjamin kebebasan beragama termasuk negara kita dalam undang-undang dasarnya.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Islam memang memerintahkan agar umatnya melaksanakan dakwah, yaitu mengajak orang lain untuk masuk Islam, tetapi dakwah ini sama sekali tidak boleh dilakukan dengan kekerasan, kekuasaan, atau paksaan. Allah Swt. sudah menetapkan bahwa dakwah itu dengan tiga cara, yaitu  kebijaksanaan, pelajaran dan penerangan, dan tukar pikiran atau diskusi.

Kewajiban seorang muslim hanya menyampaikan, tentang taat atau tidaknya bergantung kesadaran orang yang bersangkutan, tidak bisa dipaksa, sebab sebenarnya menerima atau tidaknya terhadap dakwah bergantung ada tidaknya hidayah Allah. Termasuk salah apabila umat Islam tidak mau mengajak kepada jalan kebenaran, dan tidak berdosa apabila yang kita ajak tidak mau ikut.

Kemerdekaan Memiliki Harta Benda

Kita akan merasa hidup merdeka apabila dalam memiliki harta benda kita dijamin oleh aturan undang-undang, sehingga dalam memiliki harta tersebut kita merasa tenteram. Tidak adanya pencurian merupakan harapan semua orang, terutama yang memiliki harta banyak.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Merajalelanya pencurian, penodongan, atau penipuan, menimbulkan keresahan pada masyarakat, malam tidak bisa tidur nyenyak, bahkan rumah yang dijaga keamanan pun keselamatan harta dan pemiliknya tidak luput dari gangguan.

Oleh karena itu, Islam memberi aturan berat dengan menghubungkan hukum potong tangan untuk setiap pencuri yang memenuhi persyaratan potong tangan. Maksudnya tiada lain agar keselamatan dan kemerdekaan memiliki harta dengan tenteram yang menjadi idaman semua orang akan terwujud.

Demikian juga, Islam mengajari umatnya cara mencari harta. Seorang muslim dilarang mencari harta dengan cara menipu, korupsi, mencuri, dan sebagainya. Sebagaimana firman Allah Swt.:

وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللّٰهُ اَوْ تَأْتِيْنَآ اٰيَةٌ ۗ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۗ تَشَابَهَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ قَدْ بَيَّنَّا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

"Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) kepada kita?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang yakin." (QS. Al-Baqarah: 118)

Menurut hukum Islam, bagi orang yang mencuri, tangan kanannya harus dipotong sampai pergelangannya. Bila dilihat sepintas, Islam terasa kejam. Tetapi apabila dibandingkan mana yang lebih kejam antara membiarkan harta orang banyak dicuri dengan memotong tangan seorang pencuri? Islam lebih memperhatikan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Kemerdekaan Tempat Tinggal

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Kita akan merasa tenteram apabila tempat tinggal atau rumah kita jauh dari ancaman dan gangguan. Untuk menciptakan kedamaian dalam bertempat tinggal, Islam pun memberi aturan bertetangga dan aturan kerumahtanggaan, sebab rumah tangga seseorang merupakan hak pribadi yang tidak bisa diganggu orang lain. Masalah rumah tangga merupakan rahasia pribadi dan keluarga. Anggota keluarga akan bisa merasakan kenikmatan hidup di dalamnya bila rahasia rumah tangga tetap terjaga.

Itulah beberapa kemerdekaan dalam perspektif Islam yang sudah seharusnya kita syukuri.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا ﷺ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ :فَيَآأَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ. اَللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ، لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.