Khutbah Jumat: Perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW

Daftar Isi

Khutbah Jumat: Perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi kuda sambrani. (Via: boredpanda.com)
Abusyuja.com -  Berikut adalah naskah/teks khutbah Jumat tentang perjalanan Isra' Mikraj Nabi Muhammad Saw. lengkap dengan khutbah keduanya.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Pada siang yang penuh keberkahan ini, saya berwasiat kepada hadirin semua dan terkhusus untuk diri saya sendiri. Marilah tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan inilah kita kelak diakui sebagai hambanya yang taat. Amin.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Masa perjuangan Nabi Saw. terbagi menjadi dua, yakni masa perjuangan di kota Mekah dan di kota Madinah. Kejadian terakhir dalam masa perjuangan di Mekah adalah terjadinya peristiwa Isra Mikraj seperti yang diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Setelah kejadian tersebut, Nabi Saw. hijrah ke Madinah, mulai saat itulah perjuangan menyebarkan Islam di luar Mekah dimulai, bahkan kejadian ini dijadikan awal perhitungan tahun penting Islam yang disebut sebagai tahun Hijriah.

Sebagai kenangan terakhir dari periode Mekah, maka kejadian Isra Mikraj merupakan kejadian yang hebat. Nabi Saw. diselamatkan oleh Allah dari satu tempat yang penuh dengan macam siksaan kepada tempat yang lebih luas dan makmur, yakni kota Madinah. Beliau sudah melakukan perjalanan suci yang berjarak ribuan kilometer antara dua tempat suci yaitu Masjidilharam dan Masjidilaksa yang disebut Isra; terus dinaikkan ke langit teratas untuk memenuhi panggilan Allah Swt. yang disebut sebagai Mikraj.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Kejadian Isra Mikraj bisa memberikan semangat baru terhadap jiwa Nabi Saw. yang semula selalu dirundung kebingungan dan kesusahan selama 13 tahun di Mekah. Memang kejadian itu sangat penting untuk menunjukkan adanya pergantian dari masa sedih dan susah kepada masa bahagia, dari kegelapan zaman Jahiliah kepada zaman Hidayah Islamiyah, ibarat terbitnya matahari pagi sebagai pengganti gelapnya malam.

Kejadian penting ini diperingati oleh umat Islam sejak dahulu sampai sekarang, bahkan sudah berlangsung lebih dari 14 abad, tiap tahun diperingati di setiap tempat riwayatnya dipaparkan oleh para Kyai dan mubalig, sehingga kejadian yang telah berlangsung selama 14 abad yang lalu ini terasa baru saja terjadi, dipercaya dan diyakini kebenarannya, bahkan umat Islam yang beriman pasti percaya dan membenarkan.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Umat Islam sudah mencoba menggambarkan kejadian Isra Mikraj dengan caranya masing-masing menurut kemampuan otaknya dan kemampuan berpikir pada zamannya. Maka pada zaman teknologi yang serba modern dan mutakhir sekarang, riwayat Isra Mikraj ini akan tetap menjadi riwayat di luar logika yang akan memberi bahan-bahan penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan manusia khususnya dalam bidang teknologi ruang angkasa agar riwayat Isra Mikraj ini tetap abadi dalam ingatan umat Islam, maka Allah mengabadikannya dalam kitab suci Al-Qur'an:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al-Isra': 1)

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Ada beberapa Hikmah yang bisa kita ambil di antaranya yaitu bahwa hidup ini merupakan sebuah perjalanan, yakni perjalanan yang harus diisi dengan berbagai kegiatan ukhrawi maupun duniawi. Di siang hari kita bisa mengisi kegiatan kita dengan melaksanakan kewajiban hidup dan bermuamalah dengan sesama manusia, dan di malam harinya, kita isi dengan kegiatan-kegiatan beribadah kepada Allah Swt.

Perjalanan Isra dimulai dan diakhiri di masjid maka kegiatan sehari-hari kita pun harus demikian. Sebelum berangkat dari rumah harus dimulai dengan salat, dan apabila kembali harus diakhiri dengan salat. Dengan cara ini, Insya Allah pekerjaan kita selamanya ada dalam  keridhaan Allah Swt.

Maka dalam perjalanan hidup kita pun jangan lepas dari masalah melihat dan meneliti macam-macam tanda keagungan Allah, sebab dengan cara ini manusia akan tetap ingat kepada Allah dan menyadari bahwa hidup di dunia ini benar-benar melaksanakan kekuasaan Allah.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Sebelum Nabi berangkat Isra, terlebih dahulu beliau dioperasi, yaitu dibelah dadanya yang disebut shaq qushshadri, operasi ini dilakukan bukan karena Muhammad berpenyakit, tetapi bermaksud untuk menyesuaikan kondisi jasmani dan rohaninya dalam melaksanakan perjalanan yang sangat cepat. ibarat astronaut yang hendak keluar angkasa memerlukan penyesuaian diri dengan situasi.

Kendaraan yang digunakan yaitu kendaraan istimewa yang disebut buraq, artinya kilat, sebab secepat kilat; dahulu digambarkan seperti kuda sembrani, maka zaman sekarang mungkin sejenis jet atau lainnya yang lebih cepat. Zaman sekarang tak akan sulit untuk memahami kata buraq, sebab sudah banyak pesawat terbang yang kecepatannya tinggi melebihi suara.

Perjalanan beliau adalah dari masjid ke masjid hal ini menggambarkan sucinya perjalanan nabi, sebab dilakukan dari satu masjid yang kesuciannya lebih dari masjid mana pun, dan diakhiri di masjid yang sama-sama suci: masjid ini diabadikan Allah dalam Al-Qur'an selain dari masjid Madinah.

Dalam perjalanan Isra, gambaran akhlak manusia diperlihatkan kepada nabi, baik yang terpuji maupun yang jelek, dan bagaimana akibat dari akhlak tersebut. Seperti tukang riba, pezina, pengumpat, dan sejenisnya. Demikian juga bagaimana bahagianya orang-orang yang menjalankan amal saleh.

Perjalanan beliau bukanlah untuk berfoya-foya, tetapi untuk suatu perjalanan suci yang dipimpin langsung oleh Allah bahkan perbedaannya sangat jauh bila dibandingkan dengan teknik yang biasa dilakukan oleh manusia yang kebanyakan bertujuan untuk bersenang-senang.

Tempat-tempat yang didatangi beliau adalah tempat-tempat yang mengandung sejarah atau yang akan mengandung sejarah. Seperti kota-kota Yatsrib, kota-kota yang akan menjadi tempat hijrah Nabi, gunung Thursina, tempat Nabi Musa menerima kalam Allah, Betlehem tempat lahirnya nabi Isa, Madyan tempat Nabi Syuaib, serta Masjidilaksa, bahkan diakhiri dengan salat berjamaah yang diimami oleh Nabi Muhammad Saw. dengan makmum arwah para nabi yang telah meninggal dunia.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا ﷺ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ :فَيَآأَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ. اَللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ، لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.