Surat Al-Baqarah Ayat 40: Arab, Arti, dan Tafsirnya

Daftar Isi

Surat Al-Baqarah Ayat 40: Arab, Arti, dan Tafsirnya
Abusyuja.com – Surat Al-Baqarah (artinya: sapi betina) adalah surat ke-2 dalam Al-Qur’an. Surat yang terdiri dari 286 ayat ini termasuk ke dalam golongan Surat Makkiyah. Alasan surat ini dinamakan Al-Baqarah adalah karena di dalamnya memuat cerita penyembelihan sapi betina oleh Bani Israil.

Sesuai judul di atas, berikut adalah Surat Al-Baqarah ayat 40 lengkap dengan tulisan arab, arti, dan tafsirnya:

Surat Al-Baqarah Ayat 40 Arab:

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَوْفُوْا بِعَهْدِيْٓ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْۚ وَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ 

Arti Surat Al-Baqarah Ayat 40:

"Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu. Hanya kepada-Ku hendaknya kamu takut." (QS. Al-Baqarah: 40)

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 40:

Tafsir Jalalain

(Hai Bani Israel!) maksudnya ialah anak cucu Yakub (Ingatlah akan nikmat karunia-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian) maksudnya kepada nenek moyang kalian, berupa menyelamatkan kalian dari kejaran Firaun, membelah lautan, menaungkan awan dan lain-lain, yaitu mensyukurinya dengan jalan taat kepada-Ku, (dan penuhilah janji kalian kepada-Ku) yang telah kalian janjikan dulu, berupa keimanan kepada Muhammad (niscaya Kupenuhi pula janji-Ku kepada kalian) berupa pemberian pahala dan masuk surga (dan hanya kepada-Kulah kalian harus takut) hingga kalian tidak berani menyalahi janji itu, dan kalian tidak perlu takut kepada pihak lain.

Tafsir Ibnu Katsir

Allah berfirman seraya memerintahkan kepada kaum Bani Israil untuk masuk Islam dan mengikuti Nabi Muhammad Saw. dan menggerakkan perasaan mereka dengan menyebutkan kakek moyang Israil, yaitu Nabi Allah Ya'qub a.s.

Seakan-akan ayat ini mengatakan, "Hai anak-anak hamba yang saleh lagi taat kepada Allah, jadilah kalian seperti kakek moyang kalian dalam mengikuti perkara yang hak." Perihalnya sama dengan perkataan, "Hai anak orang yang dermawan, berdermalah!" Atau, "Hai anak yang pemberani, majulah menentang para penyerang!" Atau, "Hai anak orang yang alim, tuntutlah ilmu!" Dan lain sebagainya. Ayat lain yang semakna dengan ayat ini ialah firman-Nya:

{ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا}

"(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS. Al-Isra: 3)

Israil adalah Nabi Ya'qub sendiri, sebagai dalilnya ialah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud At-Tayalisi: 

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنِ بَهْرَامٍ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوشب، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ: حَضَرَتْ عِصَابَةٌ مِنَ الْيَهُودِ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ: "هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ إِسْرَائِيلَ يَعْقُوبُ؟ ". قَالُوا: اللَّهُمَّ نَعَمْ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اللَّهُمَّ اشْهَدْ "

telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Bahram, dari Syahr ibnu Hausyab yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Abdullah ibnu Abbas yang menceritakan hadis berikut: Segolongan orang-orang Yahudi datang menghadap kepada Nabi Saw., lalu Nabi Saw. berkata kepada mereka, "Tahukah kalian bahwa Israil adalah Ya'qub?" Mereka menjawab, "Ya Allah, memang benar." Nabi Saw. berkata, "Ya Allah, saksikanlah."

Al-A'masy meriwayatkan dari Ismail ibnu Raja', dari Umar maula Ibnu Abbas, dari Abdullah ibnu Abbas, disebutkan bahwa Israil itu artinya sama dengan perkataanmu Abdullah (hamba Allah). 

*************

Firman Allah Swt.:

{اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ}

"Ingatlah kalian akan nikmat-Ku yang telah Aku turunkan kepada kalian." (QS. Al-Baqarah: 40)

Mujahid mengatakan bahwa nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka (kaum Bani Israil) selain dari apa yang telah disebutkan ialah dipecahkan batu besar buat mereka hingga mengeluarkan air untuk minum mereka, diturunkan kepada mereka manna dan salwa, dan mereka diselamatkan dari perbuatan Fir'aun dan bala tentaranya.

Abul Aliyah mengatakan bahwa nikmat Allah tersebut ialah Dia menjadikan dari kalangan mereka banyak nabi dan rasul, dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab samawi.

Menurut pendapat kami, pendapat terakhir ini sama dengan apa yang dikatakan oleh Musa a.s. yang disitir oleh firman-Nya:

{يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآتَاكُمْ مَا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ}

"Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kalian, dan dijadikan-Nya kalian orang-orang merdeka dan diberikan-Nya kepada kalian apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain." (QS. Al-Maidah: 20)

Yakni di zamannya.

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadanya Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepada kalian. (Al-Baqarah: 40) Yaitu cobaan-Ku yang ada pada kalian, juga yang telah Aku turunkan kepada nenek moyang kalian ketika mereka diselamatkan dari kejaran Firaun dan kaumnya. 

***********

Firman Allah Swt.:

{وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ}

Dan penuhilah janji kalian kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepada kalian. (Al-Baqarah: 40)

Maksudnya, janji-Ku yang telah Aku bebankan di atas pundak kalian terhadap Nabi Saw.; bila dia datang kepada kalian, niscaya Aku akan menunaikan apa yang telah Aku janjikan kepada kalian. Janji tersebut ialah kalian bersedia mempercayai Nabi Saw. dan mengikutinya. Maka sebagai imbalannya Aku akan menghapuskan semua beban dan belenggu-belenggu yang berada di pundak kalian karena dosa-dosa kalian yang ada sejak kakek moyang kalian.

Menurut Al-Hasan Al-Basri, janji tersebut adalah yang disebutkan di dalam firman-Nya:

 {وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لأكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلأدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ}

"Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku beserta kalian, sesungguhnya jika kalian mendirikan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kalian bantu mereka dan kalian pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosa kalian. Dan sesungguhnya kalian akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai." (QS. Al-Maidah: 12)

Sedangkan ulama lainnya mengatakan, janji tersebut adalah yang diambil oleh Allah atas diri mereka di dalam kitab Taurat, bahwa Allah kelak akan mengutus seorang nabi yang besar dan ditaati oleh semua bangsa dari kalangan Bani Ismail; nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammad Saw.

Barang siapa yang mengikutinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga serta memberikan kepadanya dua pahala.

Ar-Razi mengetengahkan banyak berita gembira yang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu mengenai kedatangan Nabi Muhammad

Abul Aliyah mengatakan bahwa makna firman-Nya, "Penuhilah janji kalian kepada-Ku" (Al-Baqarah: 40) yaitu janji Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah agama Islam dan mereka diharuskan mengikutinya.

Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, "Niscaya Aku penuhi janji-Ku kepada kalian" (Al-Baqarah: 40), artinya "niscaya Aku rida kepada kalian dan akan memasukkan kalian ke dalam surga". 

Hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi, Ad-Dahhak, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas.

************

Firman Allah Swt.:

{وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ}

"Dan hanya kepada-Ku-lah kalian harus takut (tunduk)." (QS. Al-Baqarah: 40)

Yakni takutlah kalian kepada-Ku, demikian pendapat Abul Aliyah, As-Saddi, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Qatadah.

Ibnu Abbas r.a. mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Dan hanya kepada-Ku-lah kalian harus takut" (Al-Baqarah: 40), yakni takutlah kalian bila Aku nanti menurunkan kepada kalian apa yang pernah Aku turunkan kepada kakek moyang kalian di masa silam, yaitu berupa berbagai macam siksaan dan azab yang telah kalian ketahui sendiri, antara lain ialah kutukan dan azab Lainnya.

Apa yang diungkapkan oleh ayat-ayat ini mengandung pengertian perpindahan dari targib (anjuran) kepada tarhib (peringatan). Allah menyeru mereka dengan ungkapan anjuran dan peringatan, barangkali mereka mau kembali ke jalan yang hak dan mengikuti Rasul Saw. serta mengambil nasihat dari Al-Qur'an dan larangan-larangannya, serta mengerjakan perintah-perintahnya dan percaya kepada berita-berita yang disampaikannya. Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

Karena itu, maka Allah Swt. berfirman pada ayat selanjutnya, yaitu melalui firman-Nya: 

{وَآمِنُوا بِمَا أَنزلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ}

"Dan berimanlah kalian kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan apa yang ada pada kalian (Taurat)." (QS. Al-Baqarah: 41)

Yang dimaksud adalah Al-Qur'an, yakni kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ummi dari kalangan bangsa Arab.

Di dalamnya terkandung berita gembira dan peringatan serta pelita yang memberi penerangan dan mengandung perkara yang hak dari Allah Swt.; serta membenarkan apa yang ada sebelumnya, yaitu kitab Taurat dan Injil.

Abul Aliyah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan berimanlah kalian kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan apa yang ada pada kalian (Taurat).

(Al-Baqarah: 41) Allah Swt. mengatakan, "Hai golongan ahli kitab, berimanlah kalian kepada Al-Qur'an yang telah Aku turunkan; di dalamnya terkandung keterangan yang membenarkan apa yang ada pada kalian." Dikatakan demikian karena mereka menjumpai nama Nabi Muhammad Saw. tercantum di dalam kitab-kitab mereka, yaitu kitab Taurat dan Injil.

Telah diriwayatkan dari Mujahid, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Qatadah hal yang semisal.