Wahai Saudaraku, Bertobatlah dalam Cinta!

Daftar Isi

Wahai Saudaraku, Bertobatlah dalam Cinta!
Abusyuja.com - Sahabatku, sebagai seorang manusia biasa, kita sadar bahwa diri kita ini kerap salah, lupa, dan lalai. Maka, akan ada saat-saat kita melenceng dari garis yang dituntunkan oleh Allah Swt. Kecenderungan kita ini juga diketahui Allah, Pencipta kita, sehingga dibuat-Nya jalan untuk kembali pada-Nya. Jalan itu adalah taubat.

Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap anak Adam berbuat dosa. Dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat.” (HR. Ahmad)

Kesalahan bisa terjadi dalam seluruh aspek kehidupan kita. Termasuk dalam hal cinta. Disebabkan oleh kurangnya ilmu, rapuhnya kesadaran, dan lemahnya iman, kita bisa saja meletakkan cinta di tempat yang tidak benar. Atau mencintai sesuatu dan seseorang dengan cara yang keliru. Tidak ada pilihan lain bagi kita, jika ingin kembali menjadi hamba yang benar, kecuali menempuh jalan taubat.

Berikut akan kita bincangkan beberapa catatan tentang taubat. Mudah-mudahan, bisa menggerakkan jiwa kita semua untuk kembali kepada Allah Swt., kembali ke jalan yang lurus.

Pertama, taubat adalah jalan orang-orang yang beriman. Bila tidak ada secercah pun iman di hati, maka jiwa akan selamanya gelap. Akan tetapi, kalau masih ada iman, niscaya hati akan terpanggil setiap kali seruan bergema. Begitu pula taubat, hanya orang beriman saja yang akan terpanggil menempuhnya. Dalam berbagai firman-Nya, Allah Swt. pun menegaskan kepada orang-orang yang beriman agar bertaubat.

“Dan bertobatlah kalian semuanya, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabb kalian akan mengampuni kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.” (QS. At-Tahrim: 8)

Kedua, perintah untuk bertaubat adalah pertanda kasih sayang Allah Swt. Maka, kita diseru oleh Allah untuk bertaubat, tidak peduli sebesar apa kesalahan dan dosa yang sudah kita lakukan.

“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku (Allah) yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Ketiga, Allah Swt. menghendaki kita untuk bertaubat dengan sebenar-benarnya. Para ulama menjelaskan, setidaknya harus ada tiga unsur dalam taubat kita, sehingga taubat itu layak dikatakan benar, yaitu menyadari kesalahan-kesalahan yang diperbuat, menyesal karena sudah melakukannya, dan juga bertekad untuk tidak mengulanginya di masa yang akan datang.

Ketika menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa, Allah Swt. juga menyebutkan tentang taubat mereka.

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135)

Para ulama tafsir mencatatkan, faahisyah (perbuatan keji) yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan dosa yang akibatnya tidak hanya merugikan diri sendiri, akan tetapi juga menimpa orang lain. Sedangkan zalim terhadap diri sendiri adalah perbuatan buruk yang akibatnya hanya menimpa diri pelakunya sendiri.

Untuk perbuatan yang pertama tadi (faahisyah), kita dituntut meminta kerelaan siapa saja yang telah kita rugikan. Dengan begitu, barulah dosa kita diampuni Allah Swt. Adapun kesalahan yang kedua (menzalimi diri sendiri), kita harus berbanyak-banyak meminta ampunan Allah. Tanpa pertolongan-Nya, kita akan selamanya berkutat di jalan yang sesat.

Keempat, taubat harus dilakukan dengan segera. Jangan menunda-nunda, sebab kita tidak tahu kapan ajal akan menjelang. Kalau nafas sudah sampai di tenggorokan, tidak ada lagi kata taubat yang diterima.

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama nafasnya belum sampai tenggorokan.” (HR. Ahmad) Dalam riwayat lain disebut, “Selama ia belum tersiksa.”

Kita masih diizinkan oleh Allah Swt. untuk bernafas lega, badan kita masih bisa tegak, langkah kaki kita masih nyaman, maka apa lagi yang kita tunggu untuk bertaubat? Jangan tunggu tua, sebab usia kita belum tentu sampai tua. Jangan ucap nanti, sebab kita tidak bisa menjamin kita mampu menunaikan. Bersegeralah, semoga Allah akan menerima taubat kita semuanya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.