Inilah 4 Tanda-Tanda Kehancuran Islam
Daftar Isi
4 Tanda-Tanda Kehancuran Islam
Islam akan hancur apabila telah sampai pada titik dimana manusia sudah tidak lagi menghargai agamanya. Jadi kehancuran Islam tidak disebabkan oleh agama lain, melainkan atas sebab dirinya sendiri, atas sebab penganutnya sendiri.
1. Orang Kaya Tak Bersedekah
Tanda-tanda yang pertama adalah orang kaya sudah tidak mau lagi bersedekah. Padahal, sedekah merupakan bukti keimanan seorang muslim, yaitu dengan cara memberikan sesuatu kepada orang lain dengan sukarela dan ikhlas. Keikhlasan inilah yang menjadi sebuah bukti atas keimanannya.
Selain itu, sedekah merupakan bentuk sikap syukur kita atas harta yang diberikan oleh Allah Swt. Apabila orang kaya sudah tidak mau bersedekah, dampaknya pun akan signifikan di masyarakat. Karena kemajuan Syiar Islam tidak lepas dari jasa orang-orang dermawan. Yaitu orang-orang yang berjasa apabila kita mengadakan acara-acara Syiar, khususnya yang membutuhkan bantuan materiil.
Jika orang kaya saja sudah tidak mau bersedekah, apalagi orang yang miskin? Orang yang diberi kemampuan untuk bersedekah saja sudah tak sudi mengeluarkan hartanya, apalagi yang miskin?
2. Orang Pintar Tak Mengajar
Tanda-tanda yang kedua adalah orang pintar sudah tidak mau mengajar. Apabila seorang ulama sudah tidak mau mengajarkan ilmunya lagi, berarti orang tersebut akan disamakan dengan orang mati. Sebab, ilmu tidak akan pernah hilang kecuali orang tersebut mati, begitu juga dengan orang yang tidak mau mengamalkan ilmunya kepada orang lain, maka ilmunya sama saja mati (hilang).
Baca juga:
Islam tidak serta-merta akan muncul sendiri dibenak manusia. Ajaran Islam dapat kita pelajari jika mereka (para ulama) mau mengajarkan "Ilmu" tentang Islam. Sebab, apabila hal itu tidak dilakukan, ajaran Islam akan terkikis oleh zaman, pemuda-pemudi yang menjadi penerus pemeluk Islam akhirnya layu karena tidak ada asupan ilmu dari para ulama pendahulunya.
Akibatnya, pengetahuan mereka tentang Islam akan minim, mereka akan merasa bahwa Islam merupakan agama warisan, bukan pilihan. Hal semacam inilah yang sedikit demi sedikit melayukan Iman kita. Bagi siapa saja yang tidak kuat imannya, ia akan rela menjual imannya kepada orang lain. Apakah ada? Tentu ada. Pernahkah anda mendengar seseorang memutuskan keluar dari Islam karena ingin menikah dengan non muslim?
Lantas apa tanda-tanda seorang ulama sudah tidak mau mengajar? Yaitu ketika ia disibukkan dengan urusan duniawi, hingga ia lupa bahwa kewajibannya sebagai ulama adalah mengajarkan ilmunya. Dan mereka yang sudah disibukkan oleh urusan materi, akan disibukkan pula atas duniawinya.
Sebuah problem yang simpel, tetapi dapat menggelitik apabila kita memikirkannya dengan jeli. Syiar pada dasarnya bisa berkembang apabila orang-orang dermawan mau memberi kemaslahatan kepada tokoh-tokoh agama.
Contoh, memberinya rumah, sebidang tanah, kemudian menugaskannya untuk membuat kegiatan agama di masjid-masjid. Inilah contoh kemaslahatan yang benar. Islam akan mudah berkembang apabila orang-orang kaya yang “dermawan” mau memberi kemaslahatan kepada tokoh agama.
3. Orang Bodoh Tak Sudi Belajar
Tanda-tanda yang ketiga adalah orang bodoh sudah tidak mau belajar lagi. Orang bodoh adalah mereka-mereka yang menganggap bahwa dirinya sudah pintar. Sedangkan orang pintar sendiri adalah mereka-mereka yang tidak pernah menganggap bahwa dirinya pintar.
Jika orang bodoh sudah tidak mau belajar lagi, bagaimana nasib para guru-guru agama? Apabila orang yang akan diajari saja sudah tidak ada, maka jangan harap ada sebuah forum pendidikan akan terbentuk. Sebab, tidak akan ada seorang guru apabila tidak ada murid.
Apabila hal ini di biarkan, orang-orang bodoh akan tetap saja bodoh, sedangkan orang-orang pintar akan tetap pintar, tetapi lambat laun mereka akan musnah termakan usia, hingga mereka akan benar-benar musnah apabila telah tiba ajalnya.
Coba renungkan, orang kaya tidak mau bersedekah, buta pula akan kemaslahatan tokoh agama. Sedangkan orang-orang pintar sibuk dengan dunianya, yang bodoh jadi malas pula menuntut ilmu kepadanya. Bagaimana nasib agama? Sesuai penjelasan di atas, kehancuran dimulai apabila harga diri agama sudah tak berharga lagi.
4. Orang Miskin Menjual Agamanya
Tanda-tanda yang terakhir adalah orang miskin sudah berani menjual agama. Maksudnya, mereka rela menjual agama demi kepentingan lain. Apakah di zaman sekarang sudah ada? Tentu saja banyak! Contoh sederhana, Pada saat pemilihan kepala daerah, ada beberapa kalangan yang memiliki pola pikir "siapa yang memberi banyak, berarti dia akan ku pilih."
Jadi, ketika ada calon pemimpin yang "fasik" sekalipun, ia akan tetap dipilih apabila memberi uang lebih banyak. Masyarakat pun tidak perlu terbebani oleh kata "fasik". Orang miskin khususnya akan tetap lebih memprioritaskan dompet pemimpinnya daripada mengetahui latar belakang pemimpinnya.
"Karena uang adalah segalanya". Itulah definisi orang-orang miskin sejati. Yaitu orang-orang yang cenderung merasa selalu "kurang" daripada merasa selalu "cukup", orang-orang yang kurang bersyukur, serta orang-orang yang mengagungkan uang daripada mengagungkan penciptanya sendiri.
Kesimpulan
Jangan terlalu berfikir bahwa kehancuran akan datang menimpa kita. Tetapi berpikirlah bahwa suatu saat nanti, kita harus menjadi salah satu dari orang-orang yang selalu mempertahankan 4 pilar di atas. Tidak harus 4 sekaligus, jadilah salah satu saja.
Bila Allah Swt. menghendaki anda kaya, maka jadilah orang dermawan yang suka berbagi, terutama yang berkaitan dengan kemaslahatan guru-guru agama.
Bila Allah Swt. menghendaki anda jadi orang pintar, amalkan ilmumu tanpa pamrih, sebarkan apa yang anda ketahui tentang apapun itu, khususnya tentang agama.
Bila Allah Swt. menghendaki seseorang (bukan anda) jadi orang bodoh, ajaklah ia belajar, pertemukan dan dekatkan orang tersebut dengan orang-orang soleh.
Bila Allah Swt. menghendaki seseorang (bukan anda) jadi orang miskin, dekati dia dan ajari dia cara menghormati agamanya.
Itulah pembahasan mengenai 4 tanda-tanda kehancuran Islam. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam